Nasional BPDPKS Diubah Jadi BPDP, Urusi Sawit, Kelapa, Karet dan Kakao

BPDPKS Diubah Jadi BPDP, Urusi Sawit, Kelapa, Karet dan Kakao

5
0

IndonesiaDiscover –

BPDPKS Diubah Jadi BPDP, Urusi Sawit, Kelapa, Karet dan Kakao
Ilustrasi(Antara)

Pemerintah bakal memperluas peran Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Ke depan, lembaga itu tidak hanya mengurusi dana sawit saja, tetapi juga produk perkebunan lain seperti kelapa, kakao, dan karet.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan langkah tersebut dilakukan untuk mendorong geliat dan produktivitas tiga komoditas perkebunan lainnya sehingga tidak tertinggal jauh dari kelapa sawit.

“Di Sumatra, Kalimantan itu penggerak ekonominya kebun. Oleh karena itu kemarin kebun kita dorong juga. Industri kakao kita dongkrak kembali. Makanya BPDPKS akan kita konversi menjadi BPDP, pembiayaan perkebunan, termasuk di dalamnya kakao, kelapa, dan karet,” ujar Airlangga Hartarto kepada pewarta di kantornya, Jakarta, Kamis (25/7).

Baca juga : Pengelolaan Dana Kakao dan Kelapa ke BPDPKS Dinilai akan Ganggu Program Strategis Nasional Kelapa Sawit

Dia menambahkan, konversi BPDPKS menjadi BPDP juga telah dibahas dalam rapat koordinasi dengan Kementerian Perdagangan. Dari pembahasan tersebut, pemerintah menyadari pentingnya mendorong industri perkebunan dalam negeri.

Konversi BPDPKS menjadi BPDP juga diharapkan bisa memacu produktivitas sektor perkebunan agar tak tertinggal jauh dari geliat industri kelapa sawit. Airlangga mengatakan, jika peranan BPDKS telah dikonversi, Indonesia akan mendapatkan peluang baru dari sektor perkebunan untuk meingkatkan perekonomian.

“Kakao itu kan kebunnya 800 ribu hektare pada saat puncak. Tetapi saat sekarang di bawah 200 ribu hektare. Sehingga pada saat industri kita bangun malah kurang bahan baku. Jadi kalau kita lihat kelapa, karet, kakao ketinggalan sama kelapa sawit. Padahal kan ini genre-nya sama. Nah oleh karena itu BPDP kita akan tugaskan juga untuk revitalisasi kakao, revitalisasi karet, dan juga kelapa,” jelasnya.

Kelapa ini kan di Thailand sudah ada bibitnya untuk yang pohonnya pendek. Sehingga untuk panennya lebih mudah. Hampir mirip dengan panen kelapa sawit pake dodos aja dia sudah bisa panen. Sedangkan untuk industri makanan minuman, dari kelapa, aren, dan yang lain kan sangat diperlukan,” pungkas Airlangga. (Z-11)

Tinggalkan Balasan