Nasional BKSDA Jawa Timur Pantau Spesies Kakatua Jambul Kuning yang Terancam Punah

BKSDA Jawa Timur Pantau Spesies Kakatua Jambul Kuning yang Terancam Punah

23
0

IndonesiaDiscover –

BKSDA Jawa Timur Pantau Spesies Kakatua Jambul Kuning yang Terancam Punah
Dua ekor burung Kakatua Jambul Kuning terlihat hinggap di dahan pohon di Desa Masakambing, Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.(Dok MI)

BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Timur melalui Seksi KSDA Wilayah IV, melaksanakan pembinaan habitat serta monitoring populasi Kakatua Jambul Kuning (KJK) di Pulau Masakambing, Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep.

Kegiatan yang berlangsung dari 28 September hingga 5 Oktober 2024 ini bertujuan untuk melestarikan subspesies kakatua langka, Cacatua sulphurea abbotti, yang merupakan spesies endemik di kawasan tersebut.

Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur, Nur Patria Kurniawan, Jumat (18/10) menyampaikan selama enam hari kegiatan, tim melakukan monitoring populasi KJK menggunakan metode Point Count di sembilan titik pengamatan.

“Berdasarkan hasil rekapitulasi, populasi KJK di Pulau Masakambing diperkirakan mencapai 29 ekor, dengan jumlah tertinggi terpantau pada 1 Oktober 2024 dalam pengamatan sore hari,” katanya di Surabaya, Jumat (18/10).

Apresiasi diberikan terhadap semua pihak yang terlibat. “Kegiatan ini menunjukkan bahwa upaya konservasi tidak bisa berjalan sendiri. Kerja sama antara berbagai instansi dan dukungan masyarakat sangat penting dalam melestarikan Kakatua Jambul-Kuning dan menjaga keseimbangan ekosistemnya,” ujar Nur.

Diharapkan populasi Kakatua Jambul Kuning di Pulau Masakambing terus meningkat, serta habitatnya semakin terjaga dan mendukung kelangsungan hidup burung yang masuk dalam daftar spesies terancam punah ini.

Dalam rangka meningkatkan habitat yang mendukung kelangsungan hidup KJK, tim melakukan penanaman pohon yang berperan penting sebagai sumber pakan, sarang, dan tempat tidur bagi satwa ini.

Penanaman dilakukan di 10 bidang lahan, yang mencakup 9 lahan milik masyarakat di daratan dan 1 bidang lahan di area mangrove. Sebanyak 1.098 bibit pohon ditanam, meliputi bibit kelapa, randu, mangrove, kedondong, belimbing wuluh, belimbing buah, saga, jeruk, dan sawo.

Selain itu, perlindungan terhadap pohon-pohon sarang KJK juga menjadi prioritas. Sebanyak delapan pohon yang digunakan atau berpotensi sebagai sarang diberi pengaman berupa fiber, guna melindungi burung dari serangan predator. Upaya ini penting dalam memastikan keberhasilan reproduksi KJK di habitat alaminya.

Tim juga berhasil mendata keberadaan tujuh pohon yang berfungsi atau berpotensi sebagai pohon sarang, yang tersebar di area mangrove (1 pohon) dan di daratan (6 pohon). (FL/J-3)

Tinggalkan Balasan