Kepala Sentra Galih, Rinto Indratmoko mengatakan, pihaknya membawa Baldiah dan keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan psikologis. Hasilnya, Baldiah memerlukan konseling berkala.
“Selanjutnya kami akan mendampingi untuk konseling berkala. Ada empat sesi hingga akhir Februari nanti,” kata Rinto dilansir dari Antara, Kamis (1/2).
Ia mengatakan, konseling berkala terhadap pengemis “A, kasihan, A …” ini bertujuan untuk pemantapan pengubahan perilaku Baldiah agar berhenti mengemis.
Meskipun secara pskologis mengalami retardasi mental, Rinto mengatakan bahwa Baldiah cukup baik dari segi sosial. Baldiah aktif dalam pengajian warga namun membutuhkan pendampingan orang dewasa untuk memenuhi keamanan dirinya di ruang sosial.
Sementara itu, Abah Sanip, 77, ayah kandung Baldiah mengatakan bahwa anaknya mengemis karena terdesak kebutuhan ekonomi. Suaminya juga sulit mendapatkan pekerjaan.
“Setelah dibantu Kementerian Sosial, sekarang Baldiah tidak mengemis lagi,” tegasnya.
Sebelumnya, aksi Baldiah saat mengemis viral di media sosial TikTok usai menarik perhatian dengan ucapan “A, kasihan, A …” yang memiliki nada khas. Hal itu bahkan diparodikan oleh para influencer di media sosial mereka.
