Nasional Dedi Mulyadi Ungkap Penyebab Banjir Jakarta, Gubernur Jabar Bantah dari Bogor!

Dedi Mulyadi Ungkap Penyebab Banjir Jakarta, Gubernur Jabar Bantah dari Bogor!

11
0

Gubernur Jawa Barat Bongkar Penyebab Banjir Jakarta

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengungkapkan bahwa banjir yang terjadi di Jakarta bukanlah kiriman dari Kota Bogor. Ia menegaskan bahwa fenomena ini lebih kompleks dan tidak hanya disebabkan oleh aliran air dari hulu.

Dalam sebuah acara Rapat Koordinasi Pencegahan Korupsi di Ancol, Dedi menyampaikan bahwa air yang mengalir ke Jakarta adalah bagian dari siklus alam. Ia menekankan bahwa banjir bukanlah hasil dari aliran air yang datang secara tiba-tiba dari daerah lain, melainkan akibat berbagai faktor lingkungan yang saling berkaitan.

Ia juga mengakui bahwa perubahan alih fungsi lahan dan tata ruang di wilayah Bogor turut berkontribusi pada kondisi lingkungan saat ini. Menurutnya, sebagian besar pelaku yang melakukan perubahan tersebut berasal dari luar wilayah setempat. Hal ini memicu perubahan ekosistem yang seharusnya menjadi resapan air menjadi kawasan pariwisata atau permukiman.

Menurut Dedi, Bendungan Ciawi yang dibangun sebagai infrastruktur pengendali banjir Jakarta hanya bersifat sementara. Ia menilai diperlukan langkah-langkah penataan wilayah hilir untuk mencegah banjir terulang. Ia menjelaskan bahwa bendungan tersebut hanya mampu menahan air sementara, tetapi tanpa penanganan wilayah hilir, masalah banjir tetap akan terjadi.

Selain itu, Dedi menyoroti pentingnya penanganan sungai secara menyeluruh. Ia menunjukkan bahwa selama sungai masih dangkal dan sempit, serta rawa-rawa terus diuruk untuk pembangunan, banjir akan terus terjadi. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya penataan kembali sungai dan daerah aliran sungai (DAS).

Dedi juga melakukan revisi tata ruang dan penertiban bangunan yang berdiri di atas DAS. Ia menjelaskan bahwa proses pemulihan lingkungan membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Menurutnya, langkah-langkah tersebut terus dilakukan hari ini, termasuk merevisi tata ruang dan membongkar bangunan-bangunan yang menutupi daerah aliran sungai.

Ia menegaskan bahwa recovery lingkungan lebih mahal daripada pembangunan. Oleh karena itu, tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi memerlukan partisipasi semua pihak. Ia menekankan bahwa kesadaran lingkungan harus menjadi prioritas utama.

Meski menyangkal bahwa banjir Jakarta adalah kiriman dari Bogor, Dedi mengungkapkan bahwa salah satu penyebab banjir berkaitan dengan kondisi lingkungan di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Perubahan tata ruang di wilayah tersebut telah merusak ekosistem yang seharusnya menjadi daerah resapan air. Ia menjelaskan bahwa daerah-daerah yang dianggap rawan bencana diubah menjadi kawasan pariwisata dan permukiman, sehingga meningkatkan potensi bencana.

Dedi juga menyebutkan bahwa wilayah Garut, Bandung Barat, dan Tasikmalaya akan menjadi prioritas restorasi tata ruang demi mencegah bencana alam berulang. Ia menjelaskan bahwa pembongkaran tidak bisa dilakukan secara instan meskipun beberapa obyek wisata di Puncak telah disegel oleh KLH.

Dedi menegaskan bahwa tindakan yang diambilnya, walaupun menuai kontroversi dan kebencian, tetapi bagi dirinya, penyelamatan alam dan lingkungan adalah yang utama. Ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan dukungan dan kritik konstruktif, karena tindakan yang dilakukannya bertujuan untuk kepentingan masyarakat luas, baik masyarakat Jabar maupun DKI.

Ia menutup pernyataannya dengan ajakan untuk kembali mengembalikan kawasan Bogor menjadi daerah resapan air. Ia menekankan bahwa nafsu untuk mengembangkan ekonomi di sana harus dikurangi dengan berpegang teguh pada prinsip ekosistem.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini