Nasional Tambalan Jepang dan Ukiran Minangkabau untuk Mode Muslim Terkini

Tambalan Jepang dan Ukiran Minangkabau untuk Mode Muslim Terkini

18
0

IndonesiaDiscover –

Tambalan Jepang dan Ukiran Minangkabau untuk Mode Muslim Terkini
Dara Baro(Dok. JMFW 2025)

SEKILAS koleksi tersebut seperti menonjolkan teknik patchwork (perca) dengan kain yang bermotifkan gambar titik, kotak-kotak, hingga panas yang semuanya bergaya mentah minimalis. Namun, saat diperhatikan lebih detail, kain-kain itu bukan saling sambung layaknya pada teknik perca, melainkan menambal bagian-bagian tertentu pada kain utama.

Tambalan yang begitu banyak tapi dengan penempatan motif yang harmonis dan, tentunya, jahitan yang rapi, menjadikan keseluruhan busana ibarat puzzle yang menyatu sempurna. Harmonisasi diperkuat dengan nuansa warna yang minimalis, yakni putih, hitam, dan navy.

Bentuk busananya sendiri antara lain blazer, cropped-jacket, long coat, rok a-line, kemeja, dan beragam celana. Pada rok, penataan tambalan dibuat memberi efek rok plisket dengan bidang-bidang gelap dan terang yang jelas.

“Teknik boro itu dari Jepang. Teknik boro itu tambelan, jadi seperti kalau ada baju yang robek itu tidak langsung dibuang, tapi ditambel. Kalau di koleksi ini, dari potongan kain sekecil apa pun dijahit sampai menjadi satu lembaran kain. Jadi zero waste,” jelas Dimita Agustin, desainer sekaligus pemilik dari label Dara Baro Indonesia, soal teknik yang dipakai dalam koleksi terbarunya itu, saat dihubungi Media Indonesia, Rabu (16/10). Koleksi tersebut diperagakan dalam acara pembukaan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2025, Rabu (9/10).

Lebih lanjut Dimita menjelaskan bahwa teknik boro merupakan salah satu metode daur naik (upcycling) atau metode mengolah limbah atau barang yang sudah tidak terpakai untuk lebih meningkatkan nilainya. Kain yang digunakan dalam koleksi itu merupakan potongan-potongan kain Nusantara yang merupakan sisa produksi sebelumnya. Hasilnya ialah koleksi yang unik, segar, dan edgy.

Pada hari yang sama di JMFW 2025, jenama Jamila Humaila menampilkan koleksi bertajuk Sikambang Manih. Sesuai namanya, koleksi dengan gaya feminin yang serbatumpuk dan palet warna lembut itu berhiaskan motif-motif ukiran khas Minangkabau, termasuk sikambang manih (kembang manis) yang berbentuk bunga yang sedang mekar.

Selain itu, terdapat pula motif pucuak rabuang (pucuk rebung) yang berbentuk segitiga berderet, hingga motif siriah gadang atau motif daun sirih lebar. Motif-motif itu diterapkan dengan teknik digital printing dan dengan dominasi warna lembut, meski ada pula beberapa motif dalam warna merah cabai.

Motif-motif bunga kebanyakan dimunculkan pada busana yang menjadi layer teratas, misalnya pada tunik atau pada aksen cropped-jacket yang melekat pada tunik. Adapun motif geometris berukuran kecil dalam warna hijau pudar diterapkan pada bagian badan tunik atau layer lipit di bagian bawah tunik. Palet warna koleksi itu didominasi warna lembut seperti sage dan broken white.

Menurut pemilik Jamila Humaila, Roby Rimeldo, penggunaan motif Minangkabau menjadi cara untuk menyampaikan pesan tentang kekayaan budaya Indonesia kepada dunia, khususnya Sumatra barat.

 

Kasual energik

Dalam rangkaian JMFW 2025 terdapat pula peragaan koleksi Cotton Ink x Artkea untuk House of W di JMFW 2025. Kedua jenama lokal ini menghadirkan koleksi kolaborasi bertajuk Armonia, dengan menghadirkan busana bergaya kasual yang energik.

Dekorasi lace dan print feminine khas Artkea berpadu pas dengan desain Cotton Ink yang kasual dan memiliki twist tertentu. Artkea untuk koleksi ini memadukan motif-motif bunga subtropis dengan motif ala keramik tempo dulu. Aksen garis biru pada bagian bukaan depan membuat kesan unik dan kontras di antara keseluruhan motif yang didominasi warna pink lembut.

Sementara gaya twist dibuat dengan cara pakai yang tidak biasa. Contohnya ialah kemeja yang dikenakan dengan beberapa kancing bagian atas dibuka. Kemeja dikenakan dengan dimasukkan ke celana, tapi sangat menyamping hingga bagian kancing berakhir di sisi luar pinggang. Aksen garis biru di sepanjang bagian kancing sangat mendukung pemakaian dengan gaya ini.

“Ini adalah kali pertama kita ini di JMFW, walaupun kita sudah berkarya selama 15 tahun. Untuk koleksi ini, kita bawa sesuatu yang sangat spesial karena ini persatuan dari Cotton Ink dan brand Artkea,” kata Carline Darjanto, Chief Executive Officer (CEO) and Creative Director Cotton Ink.

Dalam konferensi pers Wardah for JMFW 2025, ia menambahkan bahwa ini merupakan kolaborasi kedua kalinya antara Cotton Ink dan Artkea.

JMFW 2025 digelar pada 9-12 Oktober 2024 di Hall 10, ICE BSD, Tangerang. Acara ini bersamaan dengan digelarnya Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39. Terdapat 200 jenama dan sekitar 1.000 koleksi di JMFW 2025. Kegiatan yang diinisiasi oleh Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia ini menghadirkan peragaan busana, gelar wicara, pameran dagang, business matching, dan lainnya. (M-1)

 

Tinggalkan Balasan