Menurut Nusron, tidak ada peristiwa politik baru dalam mundurnya Ahok dari posisi komisaris utama Pertamina.
“Bagi saya, mundurnya Ahok jadi Komut Pertamina itu hal biasa. Bukan peristiwa politik, tapi peristiwa bisnis. Kalau Ahok akhirnya mundur untuk berkampanye, ya wajar karena dia memang politisi, anggota parpol,” jelas Nusron kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (3/2).
”Ahok juga sudah sampaikan dukungan ke Ganjar sejak oktober, awal daftar. Jadi semua orang sudah tahu. Mungkin karena sekarang lagi tren mundur disana, ya sekalian mundur untuk ikut kampanye. Tidak ada yang salah,” lanjut Nusron.
Jika mundurnya Ahok hendak diklaim sebagai etika pemisahan jabatan negara dan politik, Nusron menyebut Ahok seharusnya sudah mundur sebagai Komut jauh-jauh hari.
Namun, Nusron juga menegaskan, semua pihak harus menghormati pilihan politik dari mantan Bupati Belitung Timur tersebut. Ia mengaku telah mengenal lama dengan Ahok. Meski berbeda pilihan politik, namun hal tersebut sudah biasa.
“Itu (pilihan politik) hak masing-masing, mungkin suatu saat sama-sama lagi, tidak ada yang tahu,” pungkas Nusron.
Sebelumnya, politisi PDI Perjuangan yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Komisaris Utama Pertamina untuk kemudian ikut mengkampanyekan Ganjar Mahfud, Jumat (2/2/2024).
Ini disampaikan Ahok lewat akun instagramnya dengan mengunggah foto dirinya bersama bukti tanda terima surat pengunduran dirinya.
”Dengan ini saya menyatakan mendukung serta akan ikut mengkampanyekan Pasangan Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Hal ini agar tidak ada lagi kebingungan terkait arah politik saya. Merdeka! Merdeka! Merdeka!,” tulis Ahok.