IndonesiaDiscover.com – Pengelola Koperasi Simpan Pinjam (KSP) masih menyimpan optimisme tahun ini meski menghadapi beberapa tekanan. Beberapa di antaranya masih konsisten untuk menerapkan sistem tertutup untuk menghindari insiden penyelewengan dana.
Ketua Pengurus Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Credit Union Prima Danarta Yohan Deretah mengatakan, perkembangan koperasi di tanah air memang sedikit tertahan karena beberapa pemberitaan mengenai penyelewengan dana atau gagal bayar selama tahun lalu.
’’Memang hal tersebut menjadi salah satu alasan masyarakat awam takut mengikuti koperasi. Tapi, kami beruntung masih bisa berkembang dengan sistem getok ular,’’ jelasnya di sela rapat anggota tahunan di Surabaya, Minggu (21/1).
Pada akhir 2023, pihaknya mempunyai 4.318 anggota yang tersebar di empat kota. Yakni, Surabaya, Jember, Semarang, dan Magelang. Dia mengatakan bahwa jumlah tersebut tumbuh sekitar 500 anggota dibandingkan tahun 2012.
Pihaknya bisa mendapatkan anggota baru karena tata kelola yang dimiliki. Dengan sistem credit union, pihaknya menerapkan sistem yang membatasi penyaluran kredit sesuai dengan kebutuhan.
’’Anggota baru butuh waktu tiga bulan untuk bisa meminjam dana. Itu pun harus dievaluasi dulu dari rencana uang mereka,’’ jelasnya.
Tahun lalu, mereka menyalurkan sekitar Rp 21 miliar. Sedangkan, simpanan anggota koperasi mereka mencapai Rp 29 miliar. Hingga saat ini, pihaknya murni memutar dana simpanan untuk kredit ke anggota.
Menurutnya, sistem tertutup alias close loop jauh lebih aman daripada koperasi open loop. Sebab, tidak ada risiko kredit macet atau investasi yang gagal.
’’Karena kami close loop, pengawasan kami langsung di bawah Kementerian Koperasi dan UKM. Kalau yang open loop baru diawasi oleh OJK,’’ imbuh Bendahara KSP CU Prima Danarta Peter Angelo Megantara.
Memang, pengelolaan koperasi close loop terus ditekan. Misalnya, bunga pinjaman yang dibatasi maksimal dua persen per bulan. Sebelumnya, bunga maksimal masih mencapai 2,25 persen.
Hal tersebut diakui membuat sisa hasil usaha (SHU) mereka turun. Dari Rp 390 juta pada 2022 menjadi Rp 323 juta.
Baca Juga: 4 Skenario Timnas Indonesia Lolos ke 16 Besar Piala Asia 2023 Usai Kalah dari Jepang, Bisa Pilih Salah Satu