Otomotif Ekspor Toyota Turun Pada 2023, Krisis Geopolitik dan Inflasi Jadi Penyebab

Ekspor Toyota Turun Pada 2023, Krisis Geopolitik dan Inflasi Jadi Penyebab

3
0
Ekspor Toyota Turun Pada 2023, Krisis Geopolitik dan Inflasi Jadi Penyebab

IndonesiaDiscover –

Toyota di Indonesia melaporkan hasil ekspor 2023. Tercatat mengalami penurunan dibandingkan capaian tahun sebelumnya. Diklaim, sejumlah faktor menjadi penyebabnya. Termasuk krisis ekonomi global dan konflik geopolitik di sejumlah negara. Padahal, ada harapan terkait peningkatan hasil ekspor selepas masa pandemi.

Tercatat Toyota telah melakukan pengiriman unit ke 100 negara di kawasan Asia, Amerika Selatan, Afrika, Timur Tengah, Australia dan Oceania. Berdasarkan data tahun lalu, Toyota mengirimkan sebanyak 285 ribu unit sepanjang Januari hingga Desember. Capaian tersebut sedikit mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 3 persen.

“Selama tahun 2023, situasi dan kondisi ekonomi global dihadapkan krisis ekonomi untuk memerangi inflasi, hingga konflik geopolitik di sejumlah negara-negara dunia. Pencapaian ekspor CBU model Toyota sedikit menurun sekitar 3% pada tahun ini dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2022,” kata Nandi Julyanto Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dalam keterangan resminya.

Ekspor Toyota

Baca juga: Produk Daihatsu Terjual Lebih dari 194 Ribu Unit Sepanjang 2023

“Namun kami sebagai bagian dari industri otomotif nasional terus berusaha dan bekerja keras memberikan pencapaian ekspor kendaraan T-brand sebanyak 11 varian, baik kendaraan berteknologi ICE dan elektrifikasi. Dengan tujuan mempertahankan posisi Indonesia menjadi basis produksi dan ekspor global. Tentunya berkat dukungan, kolaborasi, kerjasama dengan Pemerintah, masyarakat, juga berbagai stakeholder pendukung,” tambah Nandi.

Model ICE (internal combustion engine) masih menjadi kontributor terbesar. Dari segmen SUV yang jadi paling banyak dengan kontribusi sejumlah 142.900 unit. Modelnya terdiri dari Fortuner, Rush dan Raize. Posisi kedua adalah MPV yaitu Kijang Innova, Kijang Innova Zenix, Avanza, Town/Lite Ace dan Veloz dengan capaian 94 ribu unit.

Ekspor Toyota

Untuk model hatchback, sedan dan LCGC diisi oleh Yaris, Agya dan Yaris Cross. Catatannya membukukan ekspor 38.700 unit. Secara spesifik, model Veloz dan Fortuner menjadi penyumbang paling tinggi dengan total lebih dari 106 ribu unit.

Toyota turut mengekspor kendaraan elektrifikasi, khususnya model HEV (hybrid electric vehicle). Kontributor terbesar adalah Yaris Cross Hybrid yang baru meluncur pertengahan 2023 sudah mampu diekspor sebanyak 6.400 unit. Kemudian Kijang Innova Zenix Hybrid sebanyak 3 ribu unit. Keduanya memang mendapat respons positif di negara-negara kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin dan Timur Tengah.

Ekspor Toyota

Ekspor Toyota sendiri tak hanya dalam bentuk utuh (CBU), tapi juga bentuk terurai (CKD). Dalam bentuk mesin, komponen dan alat pendukung produksi (dies & jigs). Capaian luar biasa turut ditunjukkan produksi lokal terhadap dua model elektrifikasi yang diekspor. Yang mana baterai sebagai komponen penting dari elektrifikasi telah dirakit oleh anak bangsa di Pabrik Karawang Plant 1, Jawa Barat.

“Pada tahun ini, potensi ekspor kendaraan elektrifikasi Toyota Indonesia mencapai total 9.400 unit. Angka ini menunjukkan bahwa sebagai produk ekspor berteknologi tinggi dan berdaya saing global, produk otomotif buatan dalam negeri telah mendukung performa ekspor otomotif nasional, karena diterima dengan baik oleh pasar internasional,” ungkap Bob Azam Wakil Presiden Direktur PT TMMIN.

Ekspor Toyota

“Kami juga melakukan beragam aktivitas ekspansi demi mengoptimalkan kinerja ekspor, seperti menambah negara tujuan ekspor ke pasar non-tradisional juga diversifikasi model ekspor kendaraan seperti Fortuner cash carrier ke Vietnam dan Fortuner Escort ke Palau,” tambah Bob.

(HFD/TOM)

Baca juga: Daftar Produk Low MPV di Awal Tahun, Avanza, Veloz, Xpander, Stargazer Makin Mahal

Tinggalkan Balasan