Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo akan bertemu dengan para pejabat senior Tiongkok dan para pemimpin bisnis AS di Beijing seiring kedua negara melanjutkan pembicaraan tingkat tinggi.
Kunjungannya merupakan perjalanan yang penting, namun juga sulit untuk dilakukan mengingat hubungan ekonomi antara AS dan Tiongkok sedang tidak seimbang, menurut mantan diplomat senior AS.
“Perjalanan Gina Raimondo akan menjadi perjalanan yang sulit karena dia harus berbicara dengan Tiongkok tentang kekhawatiran mereka terhadap upaya AS untuk menahan perekonomian Tiongkok dan membatasi perkembangan mereka,” kata Susan Thornton kepada “Squawk Box Asia” CNBC. “
Thornton sebelumnya menjabat sebagai Penjabat Asisten Menteri Urusan Asia Timur dan Pasifik di Departemen Luar Negeri. Dia berkata Raimondo ingin melakukan bisnis untuk perusahaan-perusahaan Amerika, selain mempromosikan dan menstabilkan hubungan perdagangan dengan Tiongkok.
“Jadi ini kunjungan yang sulit. Tapi saya pikir ini adalah kunjungan yang disambut baik oleh Tiongkok dan ingin melihat beberapa pernyataan positif keluar,” kata Thornton, yang kini menjadi peneliti senior di Paul Tsai China Center di Yale Law School.
Raimondo tiba di Beijing pada Minggu malam, memulai kunjungan atas undangan mitranya, Menteri Perdagangan Tiongkok Wang Wentao.
Dalam pernyataan pembukaannya, Wang mengatakan Tiongkok siap bekerja sama untuk “mempromosikan lingkungan kebijakan yang lebih menguntungkan” bagi perusahaan-perusahaan Amerika dan Tiongkok.
Agenda Raimondo kemungkinan besar mencakup peningkatan pariwisata, pengendalian ekspor, dan aliran data lintas batas, kata Thornton.
Menurut Asosiasi Perjalanan AS (US Travel Association), Tiongkok merupakan sumber wisatawan luar negeri terbesar ketiga yang datang ke AS pada tahun 2019 dan perjalanan keluar negeri tahun ini dari Tiongkok ke AS baru pulih hingga 30% dari tingkat yang terlihat pada tahun 2019.
Ketika ditanya apakah tarif yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump dapat dibatalkan, Thornton berkata, “Saya kira hal itu tidak akan terjadi karena perjalanan ini.”
Perekonomian Tiongkok berada dalam “lebih banyak masalah” dibandingkan perkiraan orang pada tahun lalu, katanya.
“Saya pikir pada saat yang sama AS juga melihat bahaya dari melemahnya perekonomian Tiongkok, yang akan berdampak global, dan tentunya juga bagi perekonomian AS.”
Tiongkok baru-baru ini melaporkan produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua di bawah ekspektasi, serta mencatat rekor pengangguran kaum muda yang tinggi sebelum menghentikan rincian angka keseluruhannya.
“Kami juga berkepentingan untuk mencoba menstabilkan hubungan perdagangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia,” kata Thornton.
— Evelyn Cheng dari CNBC berkontribusi pada laporan ini.
