Sosial Budaya Kejutan Tim Indonesia di SEA Games 2023

Kejutan Tim Indonesia di SEA Games 2023

5
0

  Tim basket putri Indonesia melakukan selebrasi usai mengalahkan tim basket Singapura pada pertandingan Basket 5X5 SEA Games 2023 di Elephant Hall 2, Morodok Techo Indoor Sports Center, Phnom Penh, Kamboja, Minggu (14/5/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Kejutan Tim Indonesia di SEA Games 2023

Atlet-atlet Indonesia mencetak banyak kejutan di Kamboja dan menunjukkan keberhasilan penerapan sports science oleh pemerintah untuk membantu prestasi para pejuang olahraga Merah Putih.

Pesta olahraga multicabang negara-negara Asia Tenggara yakni SEA Games tahun 2023 yang diadakan di Kamboja telah berakhir pada Rabu (17/5/2023). SEA Games ke-32 dan mempertandingkan 36 cabang olahraga ini telah berlangsung sejak 5 Mei 2023 di ibu kota Kamboja, Phnom Penh dan dibuka secara resmi oleh Perdana Menteri Hun Sen. Sebanyak 6.210 atlet dari 11 negara bertarung untuk menjadi yang terbaik.

Seperti dikutip dari website resmi SEA Games 2023, Kamboja menurunkan kekuatan terbanyaknya yaitu 896 atlet diikuti Filipina (860 atlet), Thailand (846 atlet), dan Vietnam (702 atlet). Indonesia sendiri hanya menurunkan sekitar 599 atlet, lebih sedikit dari Malaysia yang menerbangkan 677 atlet terbaiknya. Tetapi bicara prestasi, kita jauh lebih baik dibandingkan Malaysia, Filipina, dan bahkan tuan rumah.

Pada ajang di Kamboja ini, kontingen Merah Putih menutup penampilannya lewat kesuksesan mendulang 87 medali emas, 80 perak, dan 109 perunggu. Para pahlawan olahraga nasional mampu membawa Indonesia bertengger di urutan tiga besar klasemen akhir perolehan medali. Kendati atlet-atlet Merah Putih masih belum mampu menggusur kedigjayaan Vietnam dan Thailand di urutan teratas dalam SEA Games kali ini.

Vietnam tampil sebagai juara umum dengan torehan 136 emas, 105 perak, dan 114 perunggu diikuti Thailand lewat 108 emas, 96 perak, dan 108 perunggu. Bagi Vietnam, ini adalah titel juara umum untuk ketiga kalinya setelah 2003 dan 2021 kendati belum mampu menyamai rekor Indonesia yang 10 kali juara umum. Meski masih berada di urutan yang sama dengan perhelatan dua tahun lalu di Hanoi, Vietnam, perolehan medali Indonesia jauh lebih baik. Saat SEA Games 2021, kita hanya mendulang 69 emas, 91 perak, dan 81 perunggu.

Terakhir kali kontingen Indonesia menikmati banjir medali adalah ketika menjadi tuan rumah saat SEA Games ke-26 diadakan di Palembang, Sumatra Selatan, November 2011. Ketika itu, Indonesia menjadi juara umum dengan koleksi 182 emas, 151 perak, dan 143 perunggu. Sejak saat itu, pelan-pelan prestasi kontingen Merah Putih mulai menjauhi podium juara umum SEA Games, sebelum akhirnya kembali ke deretan tiga besar sejak di 2021 dan 2023.

Lecutan semangat dari Presiden Joko Widodo turut melatarbelakangi pencapaian kontingen Merah Putih di Kamboja. Hal itu terjadi ketika Presiden melepas secara resmi keberangkatan kontingen Indonesia ke Phnom Penh yang dilakukan di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, 2 Mei 2023 lalu. Presiden meminta para atlet untuk meraup emas lebih banyak dari pencapaian dua tahun lalu di Vietnam kendati ia sadar bahwa itu bukanlah target mudah.

“Saya hanya pesan, di SEA Games di Vietnam kita memperoleh saat itu medali 69 emas dan kita di peringkat ketiga. Nah, sekarang mestinya lebih dari itu. Saya minta emasnya di atas 69, peringkatnya juga di atas tiga. Pilihannya hanya ada dua, peringkat satu atau peringkat dua. Ini bukan target yang mudah. Tetapi saya melihat seluruh tlet telah memiliki bekal yang sangat cukup untuk bertanding di Kamboja,” ujar Presiden seperti dikutip dari website Sekretariat Kabinet.

 

Sport Science

Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo mengungkapkan, pelibatan ilmu pengetahuan bidang keolahragaan atau sport science menjadi salah satu kunci keberhasilan kontingen Indonesia mampu merebut medali lebih banyak dibandingkan dua tahun lalu. Misalnya penggunaan data statistik dengan melibatkan pakar-pakar keolahragaan baik dari kalangan perguruan tinggi, Kemenpora, maupun Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

Oleh karena itu, potensi para atlet dapat dihitung dengan cermat. “Jadi, kita menghitung betul potensi atlet-atlet kita dan melihatnya dari berbagai variabel. Sistem ini kita lanjutkan kembali di masa depan. Alhamdulillah perolehan SEA Games di Kamboja ini sangat membanggakan dengan berbagai tantangan. Saya ingin ucapkan kepada seluruh kontingen Indonesia banyak terima kasih,” ucap Dito seperti dikutip dari siaran pers Kemenpora.

Pemerintah juga melibatkan pakar gizi dari sejumlah perguruan tinggi seperti Mury Kuswari dan Nazhif Gifari. Keduanya adalah pakar dietisein dari Universitas Esa Unggul Jakarta yang membantu mendukung prestasi para atlet. Mereka memantau kecukupan kandungan gizi dalam setiap asupan atlet saat berlatih, ketika bertanding ataupun selepas berlaga. Para ahli gizi ini juga diminta untuk mengawasi status gizi hingga pola diet seimbang sesuai kebutuhan atlet.

Hasilnya, sejumlah kejutan pun mampu dibuat terutama kesuksesan perebutan medali emas dari nomor-nomor beregu dan mengukir sejumlah sejarah. Fakta itu diungkapkan Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari di Phnom Penh. Misalnya saja cabang sepak bola ketika tim nasional Indonesia dapat kembali merasakan kalungan emas setelah terakhir kali melakukannya pada 32 tahun silam di SEA Games 1991. Pasukan Garuda Muda menaklukkan Thailand, juara 16 kali sepak bola SEA Games dengan skor 5-2.

Kemudian emas yang direbut tim bola basket putri yang membuyarkan mimpi Malaysia, juara 13 kali basket putri SEA Games. Ini adalah emas pertama Indonesia dari sektor basket putri sejak pertama kali ikut SEA Games 46 tahun lalu. Malaysia juga dijegal atlet-atlet beregu Merah Putih di cabang hoki indoor putra dan membawa pulang emas. Padahal, sejak cabang ini dilombakan pada SEA Games 2017, negara jiran selalu menjadi kampiun.   

Hal serupa juga terjadi di cabang kriket ketika tim putri Indonesia sanggup menyetor sekeping emas untuk pertama kalinya, yakni dari nomor super sixes. Sementara itu, tim bulu tangkis beregu Indonesia juga tampil sebagai perebut emas di Kamboja, setelah dua tahun lalu gagal mewujudkannya di Hanoi, Vietnam. Nasib serupa juga dialami tim tenis beregu putri yang meraup emas dan mengakhiri puasa gelar juara sejak terakhir kali melakukannya pada SEA Games 2005 silam.

 

Bonus Atlet

Pencapaian bagus juga diukir tim voli beregu putra ketika untuk ketiga kalinya secara beruntun mempertahankan emas. Atlet-atlet Indonesia juga menjadi penguasa di matras pencak silat, wushu, gulat, arena balap sepeda, tenis, bulu tangkis, dan esports. Mereka memperbaiki pencapaian dua tahun sebelumnya.

Bahkan pencak silat, olahraga asli Indonesia, yang di Hanoi babak belur karena hanya sanggup mencuri sekeping emas, pada laga di Kamboja justru menyapu sembilan emas. Bulu tangkis pun nyaris menyapu bersih emas, beruntung masih menyisakan dua keping untuk Thailand dan sekeping untuk tuan rumah. Emas Kamboja didapat dari nomor beregu campuran yang baru sekali ini dipertandingkan dalam SEA Games.

Tuan rumah Kamboja menerapkan aturan yang tak tercantum di dalam Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), yaitu nomor beregu campuran hanya boleh diikuti oleh Brunei Darussalam, Laos, Myanmar, Timor Leste dan tuan rumah. Seluruh peserta selama ini diketahui merupakan tim anak bawang di kawasan Asia Tenggara. Kamboja juga memasukkan nama atlet berkebangsaan Tiongkok, Zhou Meng ke dalam skuad beregu campuran. SEA Games berikutnya akan diadakan di Thailand pada 2025 nanti.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam akunnya @smindrawati di Instagram, Rabu (17/5/2023) menyebutkan, pemerintah telah menyiapkan bonus untuk para atlet, pelatih, dan asisten pelatih perebut medali senilai total Rp275 miliar. Ini adalah bagian dari anggaran senilai total Rp852,2 miliar yang disiapkan Indonesia melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk keperluan atlet-atlet di SEA Games 2023. “Saya pastikan APBN akan terus hadir untuk mendukung sektor olahraga di Indonesia,” ucapnya.

Dana sebanyak itu diberikan melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kemenpora. Selain pemberian bonus atlet, dana dipakai untuk pembinaan atlet sebelum berlaga di Kamboja sebesar Rp522 miliar serta anggaran senilai Rp55,2 miliar untuk memberangkatkan mereka ke Phnom Penh.

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Elvira Inda Sari


  Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber Indonesia.go.id


Source link

Tinggalkan Balasan