
Indonesia Discover
– Salah satu
reality
show
paling populer di Amerika Serikat saat ini,
Love Island USA
, kembali menjadi sorotan.
Acara yang merupakan adaptasi dari format asal Inggris ini terkenal dengan drama percintaan, strategi sosial, dan dinamika antar peserta yang berubah-ubah.
Dalam formatnya, para lajang saling bertukar pasangan sembari membangun hubungan dan bersaing untuk memperebutkan hadiah utama senilai USD 100 ribu atau sekitar Rp 1,6 miliar (dengan kurs Rp 16.195,75 per USD).
Musim terbarunya yang mulai tayang pada Juni 2025 langsung mendapat perhatian luas dari publik dan netizen, namun baru-baru ini justru terseret dalam kontroversi besar.
Melansir laman
Koreaboo,
kontroversi ini bermula dari salah satu kontestan yang hingga saat ini dianggap sebagai favorit pemirsa, yaitu Cierra.
Ia dikenal sebagai salah satu peserta yang menonjol dalam musim ini, baik dari segi penampilan maupun
chemistry
yang ia bangun dengan pasangan-pasangannya.
Namun, citra positifnya mendadak runtuh setelah muncul unggahan lama di media sosial miliknya yang menunjukkan penggunaan bahasa rasial yang menyinggung komunitas Asia Timur.
Unggahan yang menjadi sorotan publik muncul dalam bentuk tangkapan layar dari Instagram story milik Cierra.
Dalam unggahan itu, ia menceritakan bahwa dirinya menggunakan Botox untuk mengubah tampilan wajah, dan tanpa sadar menggambarkan kondisi matanya saat tidak menggunakan Botox dengan menyebut kata berkonotasi rasial, yaitu “ch*
nky
.”
Istilah itu diketahui memiliki sejarah panjang sebagai hinaan yang ditujukan kepada komunitas Tionghoa dan Asia Timur secara luas.
Netizen juga berhasil menggali unggahan lama lainnya yang memperlihatkan bahwa Cierra pernah menggunakan kata serupa di masa lalu, memperkuat kesan bahwa penggunaan kata tersebut bukanlah hal yang terjadi sekali saja.
Reaksi publik pun sangat cepat dan keras. Warganet, termasuk komunitas Asia-Amerika dan para aktivis anti-rasisme, langsung menyuarakan kemarahan mereka di berbagai platform media sosial.
Mereka menilai bahwa komentar semacam ini tidak dapat ditoleransi, terutama mengingat masih banyaknya kasus diskriminasi dan kekerasan verbal terhadap warga keturunan Asia yang meningkat selama beberapa tahun terakhir.
Banyak yang menyerukan agar pihak produksi
Love Island USA
segera mengambil tindakan tegas, termasuk mempertimbangkan untuk mengeluarkan Cierra dari acara.
Tak hanya kritik verbal, Cierra juga mulai merasakan dampak nyata dari perbuatannya.
Salah satu konsekuensi yang langsung terlihat adalah penurunan drastis jumlah pengikut di akun Instagram pribadinya.
Sejak kontroversi ini mencuat, tercatat ia telah kehilangan lebih dari 200 ribu pengikut hanya dalam hitungan hari.
Fenomena ini mencerminkan bahwa masyarakat semakin tidak mentoleransi bentuk-bentuk mikroagresi atau bahasa yang mengandung stereotip rasial, terlebih lagi dari tokoh publik yang memiliki pengaruh besar.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh pihak produksi
Love Island USA
terkait kasus ini.
Demikian pula, Cierra belum mengeluarkan permintaan maaf kepada publik atas pernyataannya yang dianggap menghina.
Dengan episode-episode terakhir dari musim ini yang segera tayang, publik masih menunggu apakah akan ada konsekuensi tambahan yang dijatuhkan kepada sang kontestan.
Insiden ini menjadi pengingat penting bahwa para selebritas dan tokoh publik harus semakin berhati-hati dalam setiap ucapan dan tindakannya, baik di layar kaca maupun di media sosial.
Di tengah meningkatnya kesadaran sosial dan perjuangan melawan diskriminasi rasial, publik menuntut tanggung jawab moral yang lebih tinggi dari mereka yang mendapat sorotan.