Nasional Guru Besar UGM Paparkan Cara Diagnosis dan Penanggulangan Tuberkulosis pada Penderita HIV

Guru Besar UGM Paparkan Cara Diagnosis dan Penanggulangan Tuberkulosis pada Penderita HIV

27
0

IndonesiaDiscover –

Guru Besar UGM Paparkan Cara Diagnosis dan Penanggulangan Tuberkulosis pada Penderita HIV
Ilustrasi(Dok UGM)

DIAGNOSIS dan penanggulangan Tuberkulosis (Tb) pada keadaan koinfeksi dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi tantangan utama saat ini. Hal itulah yang menjadi pokok bahasan Prof. dr. Yanri Wijayanti Subronto, PhD, SpPD-KPTI, FINASIM. saat menyampaikan pidato yang berjudul “Tuberkulosis dan HIV: Tinjauan aspek klinis medis, Kesehatan masyarakat dan kemanusiaan” di UGM, Selasa (25/2).

“Tuberkulosis dan HIV merupakan masalah kesehatan di dunia dan terlebih di Indonesia di mana penanggulangannya memerlukan pemahaman dan pendekatan secara multidisiplin, klinis dan kesehatan masyarakat, serta mempertimbangkan aspek kemanusiaan,” kata Yanri yang dikukuhkan sebagai Guru Besar UGM dalam Bidang Penyakit Tropik dan Infeksi.

Dalam paparannya, Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM ini mengatakan, untuk saat ini cara diagnosis Tb telah berkembang, antara lain GeneXpert M. tuberculosis/ resistance to Rifampicin (MTB/ RIF) atau Xpert MTB/ RIF Ultra Assay. Diagnosis ini dapat menentukan ada tidaknya bakteri Tuberkulosis sekaligus menentukan adanya resistensi terhadap obat Rifampicin.

“Tes ini direkomendasikan oleh WHO sebagai lini pertama penegakan diagnosis menggantikan pemeriksaan mikroskopis apusan sputum,” ujarnya.

Menurutnya, salah satu cara pencegahan Tb pada pasien HIV adalah pemberian terapi pencegahan tuberkulosis atau sering disebut sebagai TPT yaitu memberikan kombinasi satu atau dua macam obat Tb kepada pasien HIV yang tidak sedang menderita penyakit Tb yang aktif. 

TPT diberikan antara 3 sampai 6 bulan tergantung dari jenis obat TPT yang diberikan, yaitu 3 bulan untuk obat INH + Rifapentin atau 6 bulan dengan obat INH. “Pemberian TPT diharapkan mencegah pasien HIV untuk muncul penyakit Tb, dan efek perlindungan dari TPT ini dapat mencapai 3-5 tahun,” ujarnya.

Yanri menegaskan, penyakit Tb dan HIV masih merupakan masalah dalam klinis medis, kesehatan masyarakat dan sistem Kesehatan, serta kemanusiaan karena masih adanya stigma dan marjinalisasi pada penderitanya. “Sudah saatnya kita lebih toleran, lebih tidak menghakimi, dan dapat memberikan layanan dengan pikiran dan hati yang terbuka,” tutup dia. (H-2)

Tinggalkan Balasan