Nasional Guruku Pahlawanku, hanya Slogan

Guruku Pahlawanku, hanya Slogan

13
0

IndonesiaDiscover –

Guruku Pahlawanku, hanya Slogan?
(MI/Duta)

SELAIN Hari Pahlawan (10 November), pada bulan ini juga terdapat Hari Guru Nasional (25 November). Dan, pada tahun ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mencanangkan November sebagai Bulan Guru Nasional. Temanya sangat mentereng, Guru hebat, Indonesia kuat.

Hari Pahlawan dan Hari Guru memiliki makna yang erat terkait dengan perjuangan dan pengorbanan. Guru memiliki peran yang khas di tengah-tengah masyarakat, bukan hanya mengajar ilmu pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membimbing, menginspirasi, dan menjadi teladan yang sangat penting bagi generasi penerus.

Guru adalah cahaya yang menerangi jalan anak-anak bangsa menuju masa depan yang lebih baik. Mereka tak ubahnya seperti pahlawan kemanusiaan yang dengan setia membentuk pribadi manusia agar menjadi ‘manusia’ dalam arti yang sesungguhnya: berakal, beradab, dan berkarakter.

Namun, di balik peran yang luar biasa ini, nasib sebagian besar guru di Indonesia masih menghadapi tantangan yang berat. Apresiasi terhadap guru sering kali tidak sebanding dengan pengorbanan mereka. Bahkan, di depan hukum, seperti kasus Supriyani, posisi guru sangat rentan. Guru begitu mudah dikriminalisasi.

Di sini, kita perlu merenungkan bagaimana menghargai jasa guru dan mengangkat derajat mereka agar dapat menjalankan tugas mulia mereka dengan sejahtera dan penuh semangat.

 

Pengajar dan teladan

Seorang guru tidak hanya berfungsi sebagai tenaga pengajar yang memberikan materi sesuai kurikulum, tetapi juga sebagai teladan moral dan karakter. Sebagai pengajar, guru bertanggung jawab atas pencapaian akademis siswanya, membimbing mereka agar memahami pelajaran dan mengembangkan keterampilan yang berguna dalam kehidupan. Namun, peran mereka sebagai teladan tak kalah penting.

Guru, dalam keseharian mereka, menunjukkan sikap disiplin, kesabaran, dan dedikasi yang tinggi. Melalui kata-kata, sikap, dan tindakan sehari-hari, guru mengajarkan kepada siswa nilai-nilai kemanusiaan, kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat.

Ketika guru hadir sebagai figur yang jujur dan berintegritas, siswa tidak hanya belajar dari apa yang mereka ucapkan, tetapi juga dari apa yang mereka lakukan. Inilah mengapa guru dianggap sebagai salah satu komponen utama dalam pendidikan karakter.

Di tengah masyarakat, guru juga sering kali menjadi panutan dan tempat bertanya mengenai masalah-masalah sosial, agama, dan moral. Dalam masyarakat perdesaan, misalnya, guru adalah sumber informasi yang berharga dan dihormati karena ilmunya. Guru adalah agen perubahan yang memiliki pengaruh langsung terhadap perkembangan pola pikir masyarakat.

 

Pahlawan kemanusiaan

Di balik peran profesionalnya, guru adalah pahlawan kemanusiaan yang bertugas menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada generasi muda. Seperti para pahlawan yang berjuang untuk kebebasan dan kemerdekaan, guru berjuang untuk membebaskan siswa dari kebodohan dan keterbatasan.

Guru adalah ‘arsitek kehidupan’ yang membentuk karakter generasi muda menjadi pribadi yang beradab, memiliki kesadaran sosial, dan cinta akan tanah air. John Dewey dalam bukunya, Democracy and Education (1916), berpendapat bahwa guru adalah agen perubahan yang memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam masyarakat demokratis dengan pola pikir terbuka dan kreatif. Menurut Dewey, guru adalah pendidik yang membangun karakter dan intelektualitas yang berperan penting dalam mewujudkan masyarakat yang beradab.

Linda Darling-Hammond, dalam The Flat World and Education: How America’s Commitment to Equity Will Determine Our Future (2010), menyatakan bahwa guru adalah ‘sumber kehidupan bagi masyarakat’ karena tugas mereka bukan hanya mendidik, tetapi juga membentuk manusia yang beradab dan berkontribusi positif. Dalam hal ini, guru menjadi ‘pahlawan tanpa tanda jasa’, yang tidak selalu mendapat penghargaan formal, tetapi terus berperan besar dalam membentuk masa depan bangsa.

 

Kurang beruntung

Ironisnya, meskipun perannya sangat penting, kesejahteraan sebagian besar guru, terutama guru honorer, masih jauh dari memadai. Masih banyak guru di berbagai daerah yang harus menghadapi keterbatasan fasilitas pendidikan, keterbatasan sumber daya, bahkan pendapatan.

Masih banyak guru yang mengajar dengan fasilitas seadanya, jauh dari standar ideal. Mereka mendapatkan upah sangat minim, tidak sebanding dengan tanggung jawab dan pengorbanan mereka. Di beberapa wilayah, mereka harus menghadapi kondisi sekolah yang tidak layak dan kurangnya akses terhadap bahan ajar. Semua ini menjadi tantangan yang sangat berat, tetapi para guru tetap menjalankan tugasnya dengan dedikasi tinggi, membuktikan bahwa mereka adalah pahlawan kemanusiaan sejati.

 

Tugas pemerintah

Pemerintah memiliki tanggung jawab besar untuk meningkatkan kesejahteraan dan memuliakan derajat guru. Beberapa langkah yang harus dilakukan misalnya: pertama, standar gaji guru mutlak harus ditingkatkan, terutama bagi guru honorer, agar setara dengan upah minimum yang layak. Kenaikan gaji ini bukan hanya soal kesejahteraan, tetapi juga bentuk penghargaan atas tugas mulia yang mereka jalankan.

Guru yang bertugas di daerah terpencil perlu mendapatkan insentif dan dukungan tambahan, baik dalam bentuk tunjangan khusus, bantuan tempat tinggal, maupun akses ke fasilitas kesehatan. Kebijakan ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan mereka, tetapi juga menarik lebih banyak guru untuk mengajar di daerah yang membutuhkan.

Kedua, untuk mendukung kinerja guru, fasilitas pendidikan yang memadai harus menjadi prioritas. Sekolah-sekolah, terutama di daerah terpencil dan perbatasan, memerlukan ruang kelas yang layak, fasilitas sanitasi, akses internet, dan perpustakaan yang memadai agar guru dapat mengajar dengan nyaman dan efektif.

Ketiga, pemerintah perlu menyediakan pelatihan dan pengembangan profesional secara berkelanjutan agar para guru dapat meningkatkan keterampilan mereka dan mengikuti perkembangan metode pembelajaran terbaru. Hal ini juga akan meningkatkan motivasi mereka untuk terus belajar dan mengajar dengan metode yang lebih efektif.

Keempat, memberikan perlindungan hukum. Guru membutuhkan perlindungan hukum dari ancaman dan intimidasi yang kadang terjadi dalam menjalankan tugas mereka. Peraturan yang memberikan perlindungan hukum bagi guru akan membantu mereka mengajar dengan tenang dan fokus.

 

Apresiasi

Di tengah peringatan Hari Pahlawan dan Hari Guru Nasional, sudah sepatutnya kita merenungkan jasa besar para guru dan menilai sejauh mana apresiasi yang telah kita berikan kepada mereka. Guru adalah pahlawan yang setiap hari mengabdikan hidup untuk mencerdaskan bangsa. Mereka membangun masa depan dengan mendidik generasi muda agar memiliki karakter kuat, kecakapan hidup, dan cinta tanah air.

Peran guru sebagai tenaga pengajar, teladan, dan pahlawan kemanusiaan harus disertai dengan apresiasi yang lebih nyata. Pemerintah dan masyarakat perlu memberikan perhatian yang lebih besar terhadap kesejahteraan dan penghargaan bagi guru. Dengan memberikan kesejahteraan yang layak, fasilitas memadai, perlindungan hukum, serta peluang pengembangan diri, kita tidak hanya menghargai jasa para guru, tetapi juga turut membangun Indonesia yang lebih kuat.

Pada akhirnya, guru yang sejahtera dan dimuliakan akan memberikan pendidikan yang berkualitas, membentuk generasi yang unggul, dan berkontribusi besar bagi kemajuan bangsa. Mari kita jadikan ‘Guruku pahlawanku’ bukan sekadar slogan, tetapi juga komitmen nyata dalam mengangkat derajat dan martabat guru di Indonesia.

 

Tinggalkan Balasan