
IndonesiaDiscover.com–Harga Bitcoin (BTC) pada Selasa (2/1) melampaui $ 45.000, mencetak rekor tertinggi sejak April 2022. Kenaikan harga itu terutama disebabkan ekspektasi pasar bahwa ETF Bitcoin spot pertama akan disetujui. Harga BTC dengan cepat naik dari angka $ 42.000 menjadi lebih dari $ 45.000, meningkat lebih dari 6 persen dalam waktu 24 jam.
Para komentator dan analis pasar memiliki pandangan yang beragam mengenai dampak persetujuan ETF terhadap harga jangka pendek Bitcoin. Beberapa analis dari platform perdagangan mata uang kripto percaya bahwa meskipun ETF disetujui, Bitcoin mungkin tidak akan langsung mengalami kenaikan yang signifikan.
Terdapat pula beberapa pandangan optimistis, seperti trader berpengaruh Scott Melker yang memprediksi bahwa Bitcoin dapat melonjak hingga harga $ 54.000 dalam beberapa hari ke depan setelah SEC menyetujui ETF. Sementara Matrixport memprediksikan bahwa BTC akan naik menjadi $ 50.000 dalam waktu satu bulan setelah melewati ETF spot BTC pada Januari.
Baca Juga: Defisit Lebih Kecil, Apakah Artinya APBN Lebih Sehat?
Chief Analyst di Riset Bitget Ryan Lee mengatakan bahwa secara keseluruhan, sentimen saat ini di pasar mata uang kripto adalah bullish. Terutama seiring dengan semakin dekatnya peristiwa Bitcoin halving dan meningkatnya minat investasi institusi tradisional terhadap BTC.
”Namun, perlu diperhatikan bahwa pasar mata uang kripto memiliki volatilitas yang tinggi,” ujar Ryan Lee.
Meskipun terdapat peluang untuk mencapai efek kekayaan, lanjut dia, terdapat juga risiko pasar yang lebih besar. Pasar saat ini sangat mengantisipasi keputusan tentang ETF Bitcoin spot dan kemungkinan dampaknya terhadap pasar.
Baca Juga: Musim Libur Selesai, Jasa Marga Catat Setengah Juta Kendaraan Sudah Kembali ke Jakarta
Dia menyarankan agar pengguna terus memperhatikan dampak dari berita tersebut, mempersiapkan strategi trading terlebih dahulu, dan menetapkan titik take profit dan stop loss.
Ryan Lee adalah Chief Analyst di Riset Bitget. Dia memiliki gelar master di bidang fisika dan memasuki industri mata uang kripto pada 2015. Dia meraih jabatan sebagai Senior Researcher di Huobi, Bitmain, dan KuCoin. Dia memiliki spesialisasi dalam bidang DeFi, Analisis Data On-Chain, dan Perdagangan Pasar Sekunder, serta memiliki pengalaman dalam operasi exchange.