Sosial Budaya Mengangkat Produk Kreatif Papua dari Festival Danau Sentani

Mengangkat Produk Kreatif Papua dari Festival Danau Sentani

21
0

  Sejumlah penari bersiap menampilkan tari Isosolo dalam Festival Danau Sentani ke-13 di Pantai Khalkote, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (5/7/2023). ANTARA FOTO/ Sakti Karuru

Mengangkat Produk Kreatif Papua dari Festival Danau Sentani

Pesta rakyat Papua melibatkan 20 pelaku UMKM dan puluhan pegiat desa wisata di sekitar Danau Sentani. Produk unggulan adalah olahan makanan berbahan dasar sagu.

Festival Danau Sentani (FDS) digagas oleh mendiang Habel Melkias Suwae, Bupati Jayapura 2001-2011. Pesta rakyat Sentani pertama kali pun dilakukan 2007.

Ide awal menggelar festival budaya atau pesta adat di kawasan Danau Sentani adalah untuk melestarikan nilai-nilai dan adat istiadat Papua, sekaligus merekatkan persatuan antaretnis yang tinggal di Tanah Papua. Para pengisi acara festival tidak hanya dari Kabupaten Jayapura, tapi terbuka untuk daerah lain di Papua dan Papua Barat. Termasuk warga etnis Bugis, Jawa, NTT, atau Maluku yang sudah lama tinggal di Papua.

Tentu saja, ajang FDS juga menjadi etalase bagi destinasi wisata maupun hasil kreativitas masyarakat Papua, khususnya di Kabupaten Jayapura. Perhelatan Festival Danau Sentani yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten Jayapura merupakan festival pariwisata tahunan yang berlangsung di sekitar Danau Sentani.

Pusat kegiatan FDS digelar di Dermaga Khalkote, Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Festival ini berlangsung pada 5 Juli hingga 7 Juli 2023.

Sesuai tradisi tahunan, pembukaan festival dilakukan Tari Isosolo, kali ini dibawakan oleh sebanyak 250 penari dari 10 kampung yang terdiri dari dua kampung Distrik Sentani Timur dan delapan kampung di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura. Berbeda dengan tarian daerah lainnya, Tari Isosolo dilakukan di atas perahu yang sudah dihias sembari mengelilingi Danau Sentani.

Tarian itu biasanya dilaksanakan atas perintah, restu, atau petunjuk Ondoafi atau pemimpin adat asli Sentani. Selain untuk menjalin tali persaudaraan antara kampung satu dengan kampung yang lain, tarian Isosolo juga sebagai bentuk rasa syukur ketika musim panen tiba.

Masyarakat Sentani di masa panen biasanya membawa hasil kebun untuk diberikan kepada keluarga maupun kerabat yang ada di kampung.

Ketika membuka Festival Danau Sentani XIII 2023, Menparekraf Sandiaga Uno, Rabu (5/7/2023), mengatakan bahwa Festival Danau Sentani selain menjadi momentum pesta rakyat juga memberikan dampak yang baik terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sekaligus menjadi sarana untuk melestarikan seni budaya lokal sehingga keberlanjutannya tetap terjaga.

“Hari ini Festival Danau Sentani 2023 begitu meriah. Kita lihat tadi kearifan masyarakat dengan budaya dan juga atraksi menghias perahu. Dan begitu banyak masyarakat yang terdampak dan UMKM yang bergerak dari perhelatan event ini,” ujar Menparekraf Sandiaga,

Satu hal, Menteri Sandiaga Uno meyakini bahwa Festival Danau Sentani bisa kembali menjadi bagian dari Kharisma Event Nusantara (KEN) 2024. Sebelumnya festival tersebut masuk dalam rangkaian kalender pariwisata nasional.

Pesta rakyat Papua tersebut juga melibatkan 20 pelaku UMKM dan puluhan pegiat desa wisata di sekitar Danau Sentani. Produk unggulan yang banyak ditampilkan adalah olahan makanan yang berbahan dasar sagu. Sesuai dengan tema festival kali ini “Sagu is My Life”. Sagu merupakan pangan khas masyarakat Papua.

Seiring dengan gebyar FDS, Pemkab Jayapura juga mendukung program Kemenparekraf “Beli Kreatif Desa Wisata (Beti Dewi)”. Untuk itu, Menparekraf berharap, produk-produk ekonomi kreatif Jayapura bisa naik kelas dengan mengikuti program tersebut. Saat ini program “Beti Dewi” telah menjalin kerja sama dengan empat online travel agent (OTA) terbesar di Indonesia.

Kegiatan Beli Kreatif Desa Wisata di Jayapura diikuti sebanyak 12 desa wisata. Di antaranya, Desa Wisata Asei Besar, Desa Wisata Rhepang Muaif, Desa Wisata Berab, Desa Wisata Hobong, Desa Wisata Ifar Besar, Desa Wisata Kampung Kayo Pulau, Desa Wisata Kampung Enggros, Desa Wisata Tablasupa, Desa Wisata Tablanusu, Desa Wisata Walukubun Arso 14, dan Desa Wisata Kampung Yoboi.

Untuk mendukung pariwisata di Jayapura, telah dibangun Pusat Informasi Turis atau TIC (Tourism Information Center) di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura. PIT di Bandara Sentani ini merupakan salah satu fasilitas yang disediakan untuk menyampaikan informasi tentang kepariwisataan dalam suatu daerah kepada turis lokal maupun mancanegara yang datang berkunjung.

PIT yang diresmikan Menparekraf Sandiaga Uno, pada Rabu (5/7/2023), merupakan fasilitas pertama yang dioperasikan di tingkat kabupaten/kota di Indonesia. PIT yang telah diresmikan ini menjadi milik Pemkab Jayapura yang nantinya dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Penjabat (Pj) Bupati Jayapura Triwarno Purnomo berharap, dengan hadirnya PIT ini, akan menjadi motivasi bagi para pelaku ekonomi dan juga pelaku wisata di Papua, khususnya di Kabupaten Jayapura demi meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan pembangunan di negeri yang berjuluk Bumi Khenambai Umbay ini.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari


  Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber Indonesia.go.id


Source link

Tinggalkan Balasan