
Pesan Emosional dari Pemain Timnas Indonesia Setelah Kegagalan Kualifikasi Piala Dunia 2026
Setelah kegagalan yang sangat menyakitkan, sejumlah pemain Timnas Indonesia memberikan pesan-pesan emosional yang penuh harapan dan semangat. Meskipun harus menerima kenyataan bahwa mereka tidak bisa melangkah ke Piala Dunia 2026, para pemain tetap bersikukuh bahwa kegagalan ini akan menjadi batu loncatan untuk kembali lebih kuat.
Indonesia gagal memenuhi target kualifikasi setelah mengalami dua kekalahan beruntun di putaran keempat zona Asia. Dalam pertandingan yang digelar di Stadion King Abdullah Sport City, Jeddah, Arab Saudi, Timnas kalah dari Arab Saudi dengan skor 2–3 dan Irak dengan skor 0–1. Hasil tersebut membuat Indonesia menutup grup di posisi terbawah tanpa meraih satu poin pun.
Calvin Verdonk: Api Semangat yang Tak Pernah Padam
Bek kiri Calvin Verdonk, yang saat itu hanya tampil dalam laga melawan Irak karena cedera saat menghadapi Arab Saudi, mengungkapkan rasa bangga atas perjuangan tim. “Setiap kemunduran menyulut api kita. Kami akan kembali, lebih kuat, bersama. Saya bersyukur atas segalanya dan semua orang dalam perjalanan ini,” tulis Verdonk di akun Instagramnya.
Verdonk juga menekankan bahwa ia bangga bisa membela Indonesia. “Bangga mengenakan lambang ini dan mewakili Indonesia. Terima kasih untuk semua yang telah percaya pada kami,” ujarnya. Ia telah bermain sebanyak 12 kali bersama Timnas dan tetap yakin bahwa kegagalan ini adalah bagian dari proses menuju kesuksesan.
Shayne Pattynama: Pelajaran Berharga dari Perjalanan Panjang
Shayne Pattynama, bek kiri yang bermain untuk Buriram United, menyampaikan pesan serupa. Ia menilai perjalanan kualifikasi Piala Dunia memberi pelajaran penting bagi tim. “Perjalanan ini telah mengajarkan kita lebih dari sekadar sepak bola. Ini tentang persatuan, kebanggaan, dan kekuatan luar biasa dari sebuah mimpi bersama,” tulisnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada suporter yang selalu mendukung. “Kepada setiap pendukung di seluruh negeri, terima kasih. Kalian semua telah mendampingi kami di setiap suka dan duka,” kata Shayne. Menurutnya, perjuangan Timnas belum berakhir. “Kami akan kembali lebih kuat dengan keyakinan, semangat, dan harapan baru untuk Indonesia. Perjalanan ini belum berakhir.”
Thom Haye: Rasa Sakit yang Diiringi Kebanggaan
Gelandang Thom Haye, yang bermain sebagai starter saat melawan Irak, mengakui bahwa kegagalan ini terasa sangat menyakitkan. “Sangat sulit menemukan kata yang tepat untuk momen ini. Kami berjuang keras mengejar impian mencapai Piala Dunia. Kali ini bukan saatnya bagi kami, dan rasanya menyakitkan,” tulis Haye.
Namun, ia tetap bangga dengan perjuangan tim. “Di balik rasa sakit itu ada kebanggaan, kebanggaan untuk bangsa yang berani bermimpi dan berdiri teguh melawan segala rintangan,” ujarnya. Haye menegaskan bahwa kegagalan kali ini bukan akhir dari segalanya. “Perjalanan ini bukan hanya tentang kualifikasi, tapi tentang menunjukkan kepada dunia dan generasi mendatang apa yang bisa kami lakukan. Ini bukan akhir, suatu hari nanti impian kita akan menjadi kenyataan.”
Kevin Diks: Motivasi Baru dari Kegagalan
Kevin Diks, bek yang bermain untuk Borussia Moenchengladbach, juga menyampaikan pesan senada. Ia menyebut kegagalan ini akan menjadi motivasi baru bagi skuad Garuda. “Saat ini rasanya hampa, tetapi saya tahu suatu hari nanti rasa sakit ini akan berubah menjadi kekuatan,” tulis Kevin.
Dalam dua pertandingan di Jeddah, Kevin selalu tampil penuh dan mencetak dua gol penalti saat melawan Arab Saudi. Ia mengaku sulit menerima hasil tersebut, tetapi tetap berterima kasih kepada suporter yang tak pernah berhenti mendukung. “Kami memimpikan sesuatu yang begitu besar dan memberikan segalanya untuk mewujudkannya. Terima kasih Indonesia karena telah berdiri bersama kami melalui semua ini,” tulis pemain 29 tahun itu.
Kevin menegaskan bahwa perjuangan menuju Piala Dunia belum selesai. “Kami akan terus berjuang untuk mimpi ini, selamanya,” ujarnya.
Fokus ke Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Timnas Indonesia kini mengalihkan fokus ke Piala Asia 2027 yang akan digelar di Arab Saudi. Setelah itu, mereka berpeluang kembali berjuang menuju Piala Dunia 2030 yang akan digelar di enam negara—Argentina, Maroko, Paraguay, Portugal, Spanyol, dan Uruguay, tepat pada peringatan 100 tahun turnamen terbesar sepak bola dunia itu.