Perluasan Infrastruktur Digital oleh NeutraDC
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) terus memperkuat infrastruktur digitalnya melalui anak perusahaan, PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC). Langkah ini dilakukan dengan fokus pada ekspansi di HyperScale Data Center (HDC) Cikarang. Proyek ini akan menambah kapasitas sebesar 18 megawatt (MW) yang akan dimulai pembangunannya tahun depan.
CEO NeutraDC, Andreuw Th.A.F, menjelaskan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan layanan digital dan kecerdasan buatan (AI). Saat ini, kapasitas NeutraDC mencapai 80 MW. Namun, perusahaan berencana terus menambah kapasitas tersebut, baik di Batam maupun kemungkinan di Singapura.
HDC Cikarang dirancang dengan kapasitas beban teknologi hingga 120 MW. Dengan kapasitas ini, pusat data ini mampu melayani hyperscalers atau perusahaan teknologi global yang membutuhkan komputasi skala besar, serta perusahaan-perusahaan besar di berbagai sektor.
Pusat data raksasa ini direncanakan terdiri dari empat gedung khusus, termasuk tiga gedung pusat data dan satu gedung perkantoran. Rencana pembangunan tahun depan akan fokus pada pengembangan kampus pusat data kedua di kawasan tersebut.
Selain ekspansi di Cikarang, NeutraDC juga sedang membangun HDC baru di Batam dengan kapasitas awal 20 MW untuk Campus-1. Proyek ini dijadwalkan mulai beroperasi atau ready for service (RFS) pada tahun depan.
Potensi Indonesia sebagai Pusat Data AI Ready
Andreuw menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan pusat data berbasis AI alias Data Center AI Ready. Pusat data ini dirancang khusus untuk menangani beban kerja berbasis AI, yang semakin diminati di kawasan Asia.
Menurutnya, kondisi geografis, sumber daya, dan pasar domestik menjadikan Indonesia unggul dibanding negara lain. “Kita tidak punya masalah dengan listrik, tidak punya masalah dengan air, kita punya renewable energy, dan juga akses terhadap pasar terbesar ada di sini. Jadi tidak ada alasan kenapa tidak,” ujarnya.
Permintaan terhadap ketersediaan pusat data yang AI Ready dinilainya sebagai peluang besar bagi pengembangan industri data center di Indonesia. Menurut Andreuw, tren global menunjukkan bahwa ke depan mayoritas kebutuhan layanan pusat data akan didorong oleh workload berbasis kecerdasan buatan (AI).
“Karena ke depannya itu nanti pelanggan data center itu adalah workload-nya sebagian besar dari AI,” ujar Andreuw.
Faktor Pendukung Pertumbuhan Pusat Data
Indonesia memiliki beberapa faktor pendukung yang membuatnya menjadi lokasi ideal untuk pengembangan pusat data. Pertama, ketersediaan energi yang cukup stabil dan ramah lingkungan. Kedua, akses ke pasar yang luas, baik secara nasional maupun regional. Ketiga, posisi geografis yang strategis, memudahkan akses ke pasar Asia Tenggara dan kawasan lainnya.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga telah memberikan dukungan yang signifikan terhadap pengembangan sektor teknologi informasi dan komunikasi. Dukungan ini mencakup regulasi yang mendukung investasi asing dan pengembangan infrastruktur digital.
Dengan adanya peningkatan permintaan layanan digital dan kecerdasan buatan, perusahaan seperti NeutraDC harus terus berinovasi dan memperluas kapasitasnya. Hal ini tidak hanya meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat regional, tetapi juga memperkuat posisi negara dalam dunia teknologi global.
Masa Depan Industri Data Center
Tren penggunaan AI di berbagai sektor, seperti kesehatan, pendidikan, dan keuangan, akan semakin meningkat. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya permintaan akan layanan pusat data yang mampu menangani beban kerja yang kompleks dan intensif.
Dengan demikian, industri data center di Indonesia akan terus berkembang, terutama jika para pemain utama seperti NeutraDC terus memperluas infrastruktur dan meningkatkan kapasitasnya. Ini akan membuka peluang baru bagi bisnis lokal dan internasional, serta mendukung transformasi digital di seluruh negeri.
