
Tradisi Makan Tanah Saat Hamil dan Risikonya
Di beberapa daerah, terutama di masyarakat pedesaan, ada tradisi unik yang dilakukan oleh ibu hamil. Salah satunya adalah konsumsi tanah liat atau dikenal dengan istilah geofagi. Di Indonesia, misalnya, terdapat olahan tanah liat bernama Ampo yang sering dikonsumsi oleh ibu hamil. Namun, apakah praktik ini aman bagi janin?
Geofagi adalah kebiasaan mengonsumsi tanah, baik itu tanah liat maupun jenis tanah lainnya. Praktik ini sudah lama dikenal di berbagai budaya, termasuk di Afrika dan Asia. Di Indonesia, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur, ada tradisi makan tanah liat yang disebut Ampo. Ampo sendiri merupakan olahan tanah liat murni yang dibentuk menjadi gulungan tipis dan kering.
Banyak orang percaya bahwa makan tanah liat memiliki manfaat tertentu. Misalnya, tanah liat dipercaya bisa membantu menyerap racun dalam tubuh dan menyediakan mineral penting seperti kalsium. Namun, penelitian menunjukkan bahwa tanah liat juga bisa mengandung logam berat seperti timbal, yang berbahaya bagi kesehatan, terutama bagi janin.
Manfaat dan Dampak Negatif Geofagi
Beberapa mitos mengatakan bahwa makan tanah liat dapat mengatasi mual selama kehamilan atau memberikan rasa nyaman. Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa geofagi bisa meningkatkan kadar timbal dalam darah, yang berpotensi merusak perkembangan saraf bayi. CDC (Centers for Disease Control and Prevention) menyatakan bahwa tidak ada tingkat timbal dalam darah yang dianggap aman bagi anak-anak.
Di Afrika, sebagian besar perempuan hamil diketahui melakukan geofagi. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ruth Kutalek dari Universitas Kedokteran Wina menemukan bahwa kadar timbal dalam darah bayi di Republik Demokratik Kongo jauh lebih tinggi dibandingkan di Austria, tempat kebiasaan ini jarang terjadi. Rata-rata kadar timbal pada bayi di Kongo mencapai 60 mikrogram per liter, sedangkan di Austria hanya 13 mikrogram per liter.
Bahaya Timbal bagi Janin
Timbal yang terakumulasi dalam tubuh bisa menyebabkan gangguan perkembangan, pendengaran, serta masalah belajar dan perilaku pada bayi. Dalam kasus ekstrem, keracunan timbal bisa menyebabkan kematian. Meskipun penggunaan timbal dalam bensin dan cat telah diminimalkan, paparan timbal masih bisa terjadi melalui debu cat, pipa air bekas, atau tembikar.
Ruth Kutalek dan rekan-rekannya menyarankan agar ibu hamil menghindari konsumsi tanah liat, terutama karena risiko paparan timbal yang tinggi. Peter Abrahams, ahli geokimia lingkungan, juga menyampaikan bahwa memakan tanah bukanlah pilihan yang aman. Ia menekankan bahwa risiko bagi janin sangat tinggi.
Tradisi Ampo di Indonesia
Di Indonesia, Ampo adalah bentuk tanah liat yang biasa dikonsumsi oleh ibu hamil. Proses pembuatannya cukup rumit. Pertama, tanah liat direndam air hingga lunak, lalu dipadatkan dan dibentuk menjadi bulatan. Setelah itu, tanah tersebut diangin-anginkan dan dipanggang menggunakan sabut kelapa untuk memberikan aroma harum.
Menurut Atun Dwi Astuti, salah satu pembuat Ampo di Bantul, Jawa Tengah, ada mitos bahwa mengonsumsi Ampo bisa membuat kulit bayi menjadi putih bersih. Ia juga menjelaskan bahwa Ampo untuk ibu hamil biasanya berukuran kecil dan dipanggang. Konsumsi Ampo biasanya dilakukan saat ibu mengidam, meski belum ada bukti medis yang mendukung manfaatnya.
Kesimpulan
Meskipun geofagi memiliki akar budaya yang kuat, risiko kesehatan yang terkait dengan konsumsi tanah liat, terutama bagi janin, tidak boleh diabaikan. Para ahli sepakat bahwa penggunaan tanah liat sebagai bahan makanan harus dihindari. Bagi ibu hamil, kesehatan dan keselamatan janin harus menjadi prioritas utama.