
Perubahan Besar dalam Liga 1: Dari Nama Hingga Kuota Pemain Asing
Liga 1, kompetisi sepak bola terbesar di Indonesia, akan mengalami perubahan signifikan pada musim 2025/2026. Kompetisi ini akan berganti nama menjadi Super League dengan tujuan meningkatkan citra dan daya saing di kancah internasional. Perubahan tidak hanya berupa nama, tetapi juga menyentuh aturan dasar, khususnya soal kuota pemain asing.
Aturan Baru tentang Pemain Asing
Pada musim 2025/2026, setiap klub diperbolehkan mendaftarkan hingga 11 pemain asing dari negara mana pun. Ini merupakan peningkatan yang besar dibandingkan sebelumnya, yang semakin berkembang secara bertahap dalam beberapa musim terakhir. Kebijakan ini menarik perhatian publik karena potensi pengaruhnya terhadap dinamika persaingan antar tim serta nasib pemain lokal.
Dari jumlah 11 pemain asing, maksimal delapan pemain dapat masuk dalam Daftar Susunan Pemain (DSP) untuk sebuah pertandingan. Dalam satu laga, semua delapan pemain tersebut bisa dimainkan, baik sebagai starter maupun pengganti. Hal ini memberi fleksibilitas besar bagi pelatih dalam menyusun strategi.
Selain itu, regulasi ini juga mencakup aturan wajib bagi klub untuk mendaftarkan lima pemain U-23 (kelahiran 2003 atau setelahnya), dengan minimal satu pemain U-23 harus tampil selama 45 menit dalam tiap pertandingan. Tujuannya adalah menjaga keseimbangan antara penggunaan pemain asing dan pembinaan talenta muda lokal.
Alasan di Balik Penetapan Aturan
Penetapan aturan ini didasari oleh beberapa alasan utama. Ferry Paulus, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), menyatakan bahwa peningkatan kuota pemain asing bertujuan untuk meningkatkan daya saing klub Indonesia di kompetisi Asia seperti Liga Champions Asia dan Piala AFC. Menurutnya, klub Indonesia harus memiliki skuad yang lebih kompetitif agar bisa bersaing melawan klub-klub dari negara lain yang lebih maju.
Ferry juga berharap aturan ini menjadi permanen dan berlaku untuk musim-musim berikutnya, sehingga klub bisa membuat perencanaan jangka panjang tanpa khawatir akan perubahan mendadak.
Evolusi Aturan Pemain Asing di Liga Indonesia
Aturan pemain asing di Liga 1 telah mengalami perubahan signifikan dalam beberapa tahun terakhir:
- Musim 2022/2023: Klub boleh mendaftarkan empat pemain asing (3+1: 3 bebas, 1 dari Asia). Maksimal empat pemain bisa dimainkan.
- Musim 2023/2024: Kuota naik menjadi enam pemain (5+1: 5 bebas, 1 dari ASEAN). Hanya 5 pemain yang bisa masuk DSP, dan pergantian pemain asing terbatas.
- Musim 2024/2025: Klub diberi izin mendaftarkan delapan pemain asing bebas dari negara mana pun. Maksimal delapan pemain bisa didaftarkan, namun hanya enam yang boleh bermain dalam satu pertandingan.
- Musim 2025/2026: Kuota ditingkatkan lagi menjadi 11 pemain asing bebas, dengan maksimal 8 pemain dalam DSP dan 6 pemain yang bisa dimainkan langsung.
Pro dan Kontra Aturan 11 Pemain Asing
Kebijakan baru ini menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Pendukung seperti Persib Bandung dan beberapa pemain seperti Diego Michiels (Borneo FC) berpandangan bahwa peningkatan kuota pemain asing akan meningkatkan kualitas latihan, kompetisi, dan mental pemain lokal. Mereka percaya bahwa adanya pemain-pemain asing berkualitas tinggi bisa membantu transfer ilmu dan pengalaman kepada pemain muda Indonesia.
Namun, penentang seperti pelatih Stefano “Teco” Cugurra menilai bahwa regulasi ini akan membebani finansial klub kecil dan mengurangi kesempatan pemain lokal untuk tampil. Sejumlah pemain juga melakukan kampanye penolakan di media sosial dengan tagar #IniSepakbolaIndonesia, menyuarakan keprihatinan atas semakin sempitnya ruang gerak pemain lokal.
APPI (Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia) bahkan menyayangkan minimnya komunikasi sebelum keputusan dibuat. Mereka memperingatkan bahwa jika regulasi ini benar-benar diterapkan, ratusan pemain lokal bisa kehilangan pekerjaan dan beralih ke level kompetisi yang lebih rendah atau bahkan menjadi pemain amatir.
Presiden APPI Andritany Ardhiyasa menilai bahwa regulasi ini bertolak belakang dengan visi pengembangan Timnas Indonesia, mengingat pelatih Patrick Kluivert pernah menyatakan bahwa menit bermain di klub adalah kunci untuk masuk timnas.