
IndonesiaDiscover –

PERINGATAN Gebyar Dies Natalis ke-66, Institut Teknologi Bandung (ITB), menghadirkan sebuah rangkaian acara yang bertajuk “Petualangan Berburu Harta Karun di Surga Hijau Dago”, pada Kamis (19/6).
Kegiatan ini tidak sekadar jalan santai biasa, melainkan momentum membangun kesadaran lingkungan melalui seni, konservasi, dan kebersamaan.
Berlokasi di kawasan Dago Tea House hingga Teras Cikapundung, acara ini menghadirkan petualangan bertema Susur Gang Hijau di mana para peserta diajak menjelajahi jalur hijau Kota Bandung dalam format game petualangan. Setiap peserta tergabung dalam tim lintas fakultas dan unit kerja, yang kemudian dikombinasikan menjadi 10 kelompok besar.
Setiap kelompok menelusuri rute berbeda dan dipandu oleh ranger, liaison officer, serta tim medis yang siaga.
Wakil Rektor ITB Bidang Sumber Daya, Prof Dea Indriani Astuti menyampaikan apresiasinya atas semangat peserta yang telah berkumpul dan berpartisipasi dalam kegiatan ini. “Kita melakukan kegiatan yang mungkin terlihat sederhana, yaitu mencari harta karun.”
Namun di balik itu, tuturnya, ada banyak nilai yang dititipkan, yakni kepedulian terhadap lingkungan, kebersamaan serta tekad bahwa ITB harus memberikan dampak bagi komunitas dan masyarakat.
“Acara ini dikemas sederhana tapi penuh makna. Mudah-mudahan dapat memberikan kesan yang mendalam dan dinikmati bersama. Tetap jaga kekompakan dan keselamatan,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, Kealumnian dan Administrasi, Andryanto Rikrik Kusmara menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Akan ada banyak sekali acara dalam rangkaian Dies Natalis ke-66 ITB.
“Kegiatan hari ini adalah salah satu yang paling menarik karena mengajak untuk mencari sesuatu yang bermakna, baik secara simbolik maupun harfiah. Lebih dari itu, acara ini memperkuat persaudaraan dan tali silaturahmi. Semoga kebersamaan ini memperkuat ITB sebagai institusi yang berdampak,” ujarnya.
Salah satu daya tarik utama adalah “perburuan harta karun”, yakni sebuah pencarian material limbah yang ditemukan di sepanjang rute. Peserta ditantang untuk mengubah limbah tersebut menjadi karya seni instalasi bertema “Metamorfosis Limbah: Mengubah Sampah Menjadi Pesan dan Estetika”.
Didampingi oleh seniman dari Komunitas Sanggar Olah Seni (SOS), karya-karya ini dirakit hingga 23 Juni 2025, kemudian dipamerkan secara daring untuk mendapatkan tanggapan masyarakat.
Selain karya seni, peserta juga dapat mengikuti Lomba Foto Bercerita yang mengangkat kisah dari petualangan dan interaksi sosial sepanjang kegiatan. Foto-foto yang diunggah ke media sosial dengan menandai akun @elingearth_festival dan @itb1920 akan dinilai berdasarkan narasi, kepekaan sosial serta kekuatan visual.
Direktur Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, N Nurlaela Arief, menerangkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen ITB dalam memperkuat nilai-nilai keberlanjutan melalui pendekatan yang kreatif dan inklusif.
“Kami ingin menunjukkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan tidak selalu harus diajarkan lewat ceramah atau seminar. Namun bisa juga dari kegiatan yang menyenangkan, kolaboratif, menyentuh sisi artistik, namun tetap membawa pesan untuk isu lingkungan yang berkelanjutan,” tuturnya.