IndonesiaDiscover –
SEBAGIAN besar masyarakat Indonesia lebih memilih interaksi online dengan perusahaan. HERA hadir sebagai layanan pelanggan terbaru, berusaha menciptakan interaksi yang lebih manusiawi di era digital.
Pencetus ide penanaman budaya pelayanan melalui Artificial Intelligence AI terhadap Hera Yuliana Agung menekankan pentingnya interaksi personal di tengah dominasi interaksi digital.
“Pada tahun 2024, 61% orang Indonesia lebih memilih berinteraksi secara online dengan perusahaan. HERA hadir untuk memberikan pengalaman interaksi yang lebih personal,” ungkap Yuliana Agung, dalam konferensi pers peluncuran platform AI generasi baru untuk layanan pelanggan di D’Gallerie, Bintaro, Jakarta Selatan, Selasa (5/11).
CEO HERA Joel Anugraha Djuwadi menambah bahwa dalam industri ini, sekadar memiliki ide solusi tidaklah cukup. Meskipun banyak platform AI yang sudah ada, sering kali solusi yang mereka tawarkan kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.
“Kalau hanya sekadar ide solusi, itu bukan yang utama dalam industri ini. Banyak platform AI lainnya yang sudah ada, tetapi solusi mereka sering kali kurang memadai,” ungkapnya.
Jika chathatbot seperti GPT, Gemini, dan Cloed, biasanya memberikan jawaban terbatas dan mengikuti skrip, HERA dirancang sebagai asisten AI yang menciptakan pengalaman interaksi yang lebih personal dan manusiawi. (Z-10)