KETUA Umum Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Subandi menyesalkan adanya keretakan di tubuh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dengan muncul dualisme kepengurusan yakni antara kubu Arsjad Rasjid dengan Anindya Bakrie. Arsjad dipilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia masa bakti 2021-2026, pada 2021. Namun, posisinya dilengserkan setelah musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) Kadin digelar yang menunjuk Anindya sebagai Ketua Umum Kadin.
“Sebagai anggota luar biasa Kadin, Ginsi sangat menyayangkan terjadinya perpecahan di tubuh Kadin yang merupakan induk organisasi kewirausahaan dan rumah bagi para pelaku usaha,” ujar Subandi kepada Media Indonesia, Senin (16/9).
Dia mengendus perpecahan di tubuh Kadin tidak lepas dari sarat politis. Arsjad diketahui sempat menjabat sebagai Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang didukung PDI Perjuangan. Sementara, munaslub yang digelar kemarin dihadiri oleh kader-kader Partai Golkar, partai pendukung presiden terpilih Prabowo Subianto dan dihadiri Menteri Investasi/KepalanBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani. Dia merupakan eks Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Maju untuk pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
“Saya tidak tahu persis akar permasalahannya apa, tapi perkiraan saya karena faktor politik,” imbuhnya.
Namun demikian, Subandi menegaskan saat ini Ginsi tidak mendukung salah satu kubu di Kadin. Dia pun mengaku tidak dilibatkan dalam munaslub Kadin yang digelar oleh kubu Anindya Bakrie.
“Kami tidak dalam mendukung salah satu pihak karena memang belum pernah diajak komunikasi dan diajak berkumpul menyikapi permasalahan yang dihadapi,” katanya. (H-3)