Pariwisata Kemenparekraf Apresiasi DI Yogyakarta Atasi Sampah Hadirkan Kenyamanan Berwisata

Kemenparekraf Apresiasi DI Yogyakarta Atasi Sampah Hadirkan Kenyamanan Berwisata

932
0

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Kemenparekraf Apresiasi DI Yogyakarta Atasi Sampah Hadirkan Kenyamanan Berwisata

Jakarta, 12 Agustus 2024 – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengapresiasi upaya Pemerintah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta dalam mengatasi persoalan sampah khususnya di kawasan wisata sehingga wisatawan bisa beraktivitas dengan nyaman.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya, dalam “The Weekly Brief With Sandi Uno” di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin (12/8/2024) menjelaskan, persoalan sampah di Kota Yogyakara dan sekitarnya dipicu oleh penutupan TPA Piyungan pada Mei 2024.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya, dalam “The Weekly Brief With Sandi Uno” di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin (12/8/2024).

“Isu ini memang cukup viral dan kenapa penanganan sampah itu penting untuk pariwisata? Karena salah satu esensi pariwisata itu adalah kenyamanan dan untuk nyaman harus bersih. Sampah ini kan bukan hanya tidak baik untuk mata tapi juga tidak baik untuk penciuman. Karena persoalan sampah juga bagian dari pariwisata berkelanjutan,” ujar Nia.

Plt. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi D.I Yogyakarta, Agus Priono, menjelaskan pengelolaan sampah menjadi persoalan tersendiri di DIY dalam menghadirkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. 

Adapun sejumlah langkah yang telah dilakukan bekerja sama dengan sejumlah stakeholder dan elemen masyarakat baik dalam edukasi maupun mendirikan (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) TPST yang saat ini masih dalam proses perampungan.

Foto Ilustrasi: Dok. Kemenparekraf

“Harapan kami dalam waktu dekat TPST segera dirampungkan sehingga permasalahan sampah di DIY mudah-mudahan bisa diatasi, agar wisatawan bisa melakukan aktivitas sebaik-baiknya,” ujar Agus.

Agus mengatakan, sebelumnya semua sampah dari wilayah DI Yogyakarta dikelola di TPA Piyungan, kemudian dilimpahkan ke kabupaten/kota. Setiap perubahan atau sesuatu yang baru disadari perlu proses dalam menanganinya.

“Aspek edukasi dan literasi ini yang saya kira ke depan perlu terus didorong dari hulu hingga hilir, karena kita tahu masalah sampah ini pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, semua pihak perlu ikut terlibat di dalamnya,” kata Agus.

“Meskipun tadi sudah dialihkan atau didelegasikan ke kabupaten kota, pemerintah DIY dalam hal ini tentu akan melakukan monitoring untuk memastikan bahwa proses pendelegasian itu berjalan dengan sebaik-baiknya,” ujar Agus.

Kadispar Provinsi D.I Yogyakarta (Januari 2019 – Juli 2024) sekaligus PJ Walikota Yogyakarta (Juni 2023 – Mei 2024), Singgih Raharjo, membagikan kiat-kiat sukses dalam pengelolaan sampah. Ada sampah yang melalui proses pemilahan yang kemudian diolah dan hasilnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Ada pula yang menggunakan teknologi, salah satunya mesin RDF.

“Ini juga menarik ada industri pariwisata yang sudah berhasil mengolah sampah organiknya selesai di hotel yakni Hotel Phoenix yang mengelola sampah dengan teknologi yang sangat-sangat sederhana,” ujar Singgih.

Kemudian memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara mengolah sampah di tingkat Kampung Wisata bekerja sama dengan tim CSR Hotel Phoenix. Sehingga masyarakat teredukasi mengenai pengelolaan sampah organik. Kampung Wisata tersebut kini menjadi salah satu lokasi daya tarik wisata edukasi pengolahan sampah secara mandiri.

Foto Ilustrasi: Dok. Kemenparekraf

“Di kota maupun kabupaten ini juga kita edukasi bagaimana mengelola sampah itu sendiri. Bahkan ada yang kemudian bisa menghasilkan pupuk organik cair dan ini sangat berguna bagi masyarakat,” kata Singgih.

I Gusti Ayu Dewi Hendriyani

Kepala Biro Komunikasi

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Tinggalkan Balasan