Nasional PLN Pastikan Pembangunan PLTP Atadei tidak Gerus Budaya Setempat

PLN Pastikan Pembangunan PLTP Atadei tidak Gerus Budaya Setempat

6
0

IndonesiaDiscover –

PLN Pastikan Pembangunan PLTP Atadei tidak Gerus Budaya Setempat
Seminar Budaya Atakore di NTT.(MI/Alexander P Taum)

Manager Pertanahan dan aset PT PLN UIP Nusa Tenggara Bobby Sitorus memastikan pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah untuk melestarikan budaya dan lingkungan di Desa Atakore, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), seiring dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Atadei.

Ia pun menghadiri Seminar Budaya Atakore yang digelar sebagai wadah bagi masyarakat setempat alam mengemukakan pendapat terkait pembangunan infrastruktur kelistrikan tersebut.

“Kami mau mendengar, kira-kira di Wilayah ini apa saja larangan, pantangan, dan hal-hal apa saja yang tidak boleh dilakukan. Kami akan terima nanti di sana. Kami sesuaikan dengan kegiatan di Atadei untuk yang PLTP,” ujar Bobby.

Baca juga : Investasi Rp101,8 Miliar, PLN Bangun PLTP Mataloko di NTT

Ia mengatakan sejatinya pembangunan PLTP tidak akan menggerus budaya. Dampak modernisasi seperti kemajuan teknologi komunikasi adalah hal yang paling logis dalam hal itu.

“Budaya kita tidak tergerus karena rencana pembangunan PLTP, itu tergerus karena ponsel, televisi dan modernisasi. Tadi pas masuk saja, kami sudah disuguhkan dengan kearifan lokal, bahwa secara umum, adat budaya di sinimasih kuat. Ini harus kita pertahankan dan lestarikan,” tegasnya. 

Ia mengatakan, saat beroperasi dan bersinggungan dengan masyarakat, kolaborasi akan diperkuat. Dengan begitu, kemajuan bukan hanya untuk terusahaan, tetapi juga warga setempat secara keseluruhan,” jelasnya.

Baca juga : Konsisten Jalankan Transisi Energi, PLN Raih Anugerah Ekonomi Hijau

Sebelumnya, warga khawatir pembangunan PLTP Atadei yang memakan lahan selus 4,5 hektare akan menggerus budaya serta adat istiadat setempat. Warga menghendaki adanya seminar budaya dengan melibatkan berbagai komponen masyarakat adat pada kampung Watuwawer, Lewokoba, Lewogroma, Benolo dan Waiteba.

“Seminar ini diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada semua pihak, baik PLN UIP Nusa Tenggara, Pemerintah Desa, Kecamatan, Kabupaten, dan masyarakat umum, guna merawat serta melestarikan budaya, tradisi, adatistiadat di tengah rencana PLTP Atadei,” ujar Ketua Panitia Seminar, Mikael Layar.

Seminar Budaya Atakore ini menampilkan tiga Narasumber yakni Petrus Ata Tukan, dengan materi Budaya Ahar tu dalam komunitas masyarakat adat kampung Watuwawer, Lewogroma, Lewokoba, Benolo dan Waiteba. Tampil juga sebagai narasumber Yosep Beda Lein, membawakan materi Tradisi Adat Istiadat Kampung Waiwejak. Selain dua narasumber itu,
tampil pula Diakon Eusabeus Aris Manehat, SVD, dengan materi Pandangan Biblis Teologis Katholik tentang alam, budaya dan gereja. (Z-11)

Tinggalkan Balasan