PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) telah beroperasi selama 56 tahun dan menjadi salah satu perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia. Perusahaan ini memiliki sejarah yang panjang dan kompleks serta mengalami berbagai perubahan dan perkembangan dalam perjalanan bisnisnya.
PT Vale Indonesia Tbk didirikan 1968 dengan nama PT International Nickel Indonesia (INCO). Awalnya, perusahaan ini, merupakan patungan antara pemerintah Indonesia dan perusahaan asing, yaitu International Nickel Company of Canada (INCO). Pada 1971, perusahaan ini mulai beroperasi di Sorowako, Sulawesi Selatan, dengan produksi nikel sebagai produk utama.
Dalam perjalanan bisnisnya, PT Vale Indonesia Tbk telah mengalami beberapa perubahan besar. Pada 2005, perusahaan ini melakukan akuisisi terhadap PT Inco Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari INCO. Akuisisi ini menjadikan PT Vale Indonesia Tbk menjadi salah satu perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia.
Baca juga : Komisi VII: Kepemilikan 51% Saham Vale Indonesia oleh Pemerintah Jadi Harga Mati
PT Vale Indonesia Tbk pada 2014 melakukan perubahan besar dalam struktur kepemilikan sahamnya. Perusahaan ini melakukan penawaran umum saham melalui initial public offering (IPO) yang membuat saham perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga melakukan perubahan nama dari PT International Nickel Indonesia (INCO) menjadi PT Vale Indonesia Tbk.
Saat ini, PT Vale merupakan salah satu perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia dengan produksi nikel sebagai produk utama. Perusahaan ini memiliki beberapa proyek pertambangan di Indonesia, termasuk proyek Sorowako, Pomalaa, dan Bahodopi. Selain itu, perusahaan ini memiliki beberapa proyek pengolahan nikel, termasuk proyek pengolahan nikel di Sambalagi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Beberapa tahun terakhir, PT Vale melakukan beberapa inovasi di bidang pertambangan dan pengolahan nikel. Perusahaan ini telah mengembangkan teknologi pengolahan nikel yang lebih efisien dan ramah lingkungan serta telah melakukan beberapa proyek penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produksi nikel.
Baca juga : Divestasi Saham Vale-Sumitomo ke MIND ID Ditarget Selesai Januari 2024
Kemudian, PT Mineral Industri Indonesia (Mind Id) melakukan akuisisi 20% saham milik PT Vale Indonesia Tbk pada 2020. Dan tahun ini, Mind Id kembali melakukan akuisisi terhadap 14% saham PT Vale Indonesia yang menjadikan perusahaan ini menjadi pemegang saham terbesar di PT Vale Indonesia. Akuisisi ini membuat PT Vale Indonesia Tbk dapat meningkatkan produksi nikel dan memperluas bisnisnya di Indonesia.
Saat ini, PT Vale merupakan salah satu perusahaan nikel terbesar di dunia dengan produksi mencapai 71.000 ton nikel matte per tahun. Mereka juga terus meningkatkan kinerja keuangan dan operasional serta memperluas jangkauan pasar internasional.
Dalam laporan keuangan PT Vale Maret 2024, PT Vale mencatat peningkatan pendapatan sebesar 15% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini merupakan bukti dari keberhasilan strategi bisnis yang diterapkan oleh perusahaan.
Baca juga : Erick Thohir Sebut Pelepasan Porsi Saham Vale Indonesia Harus Terjadi
Di usianya ke-56 tahun, Kamis (25/7), CEO PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy mengaku sangat bangga dengan capaian PT Vale selama beroperasi di Indonesia. “Kami tentu menunjukkan konsistensi dan komitmen dalam menjalankan operasional yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kami percaya bahwa setiap elemen masyarakat, termasuk komunitas lokal, pemerintah, dan karyawan PT Vale telah memberikan kontribusi yang sangat berharga dalam kesuksesan ini,” akunya.
CEO pertama perempuan di bidang pertambangan itu pun menyampaikan harapannya untuk pertambangan di Indonesia, khususnya PT Vale, agar bisa terus menjadi bagian dari solusi iklim global dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. “Di usia 56 tahun, kami telah mencapai banyak hal. Namun kami juga menyadari bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Kami berharap dapat terus meningkatkan kinerja kami dan memberikan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat. Kami percaya bahwa dengan kerja sama dan komitmen, kami dapat mencapai tujuan kami dan menjadi perusahaan yang lebih baik di masa depan,” lanjutnya.
Menurut Febriany, PT Vale terus berinovasi dan berkomitmen sebagai bagian dari upaya menjaga berkelanjutan. Ini termasuk mengimplementasikan berbagai inovasi dalam operasinya. Salah satunya mengembangkan teknologi ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon dan dampak lingkungan dari kegiatan pertambangan.
“PT Vale berkomitmen mengurangi dampak lingkungan melalui penggunaan teknologi canggih dan praktik penambangan yang bertanggung jawab. Kami berfokus pada berkelanjutan dan inovasi untuk memastikan bahwa operasi kami tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga ramah lingkungan,” tambah Febriany.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada satu kesempatan mengatakan PT Vale Indonesia menjadi salah satu perusahaan nikel terbesar di Indonesia yang juga memiliki pengelolaan ESG (environmental, social and governance) yang baik. (Z-2)