IndonesiaDiscover, Indonesia – Salah satu pemandangan menarik saat timnas Belanda menghadapi timnas Polandia pada matchday I EURO 2024, Minggu (16/6/2024) adalah headband ‘destar’ yang dipakai Memphis Depay. Di sana tertulis nomor 10 dan tulisan who cares? dalam ukuran kecil. Destar itu jadi pembeda sang pemain di lapangan.
Selepas pertandingan, Depay mengaku punya alasan tersendiri memakai destar saat berlaga di lapangan. Dia juga terkejut ketika hal tersebut ternyata menyedot perhatian publik, terutama para jurnalis. Padahal, itu bukan kali pertama dia mengenakan ikat kepala saat bermain.
“Pada pertandingan sebelumnya, aku menghabiskan waktu 20 menit untuk pers di mixed zone dan tak ada yang menanyakan hal itu. Siapa peduli? Itu trlihat bagus dan menolongku saat berkeringat. Pacarku juga menyukainya. Luar biasa, bukan?” kata Memphis Depay selepas lawan Islandia, 10 Juni lalu, seperti dikutip IndonesiaDiscover dari Daily Mail.
Depay yang mengenakan ikat kepala saat Belanda beruji tanding dengan Kanada pada 6 Juni 2024 itu lebih lanjut mengungkapkan rencananya untuk EURO 2024. “Ini wajah baru dan aku merasa nyaman. Aku bahkan sudah memikirkan soal warna yang akan kupakai di Jerman nanti,” ujar pemain yang akan berstatus free transfer per 1 Juli nanti tersebut.
Munculkan Perdebatan
Pada pertandingan pertama yang dijalani timnas Belanda di EURO 2024, Memphis Depay ternyata tak memakai warna berbeda dari dua laga sebelumnya. Penyerang yang pernah membela Olympique Lyon dan Manchester United tersebut tetap mengenakan destar berwarna putih. Perbedaan hanya tulisan nomor 10 dan who cares? berwarna emas.
Penampilan Depay jadi warna tersendiri di lapangan. Namun, tak semua orang senang atau tidak mempermasalahkan hal itu. Ada juga yang memandang negatif hal tersebut. Jurnalis Belanda, Valentijn Driessen, menyebut Depay hanya cari perhatian. Apalagi, faktanya, tak sekali pun dia mengancam gawang Polandia walaupun melepas 4 tembakan.
Sebagian lagi menilai Depay keren. Mereka memandang itu sebagai fashion baru di lapangan sepak bola. Di Belanda, sebuah toko mengaku dapat menjual lebih banyak headband dalam beberapa hari belakangan ini setelah Depay memakainya saat membela Oranje.
Sementara itu, bondscoach Ronald Koeman tak ambil pusing. Seperti tulisan di destar Depay, dia tak memedulikan aksesoris yang dipakai striker andalannya di timnas Belanda tersebut. Dia membesakan sang pemain untuk memakai ikat kepala saat berlaga di lapangan hijau.
Memphis Depay Bukan Pionir
Bila ditelusuri, Memphis Depay sebetulnya bukanlah pionir atau trendsetter pemakai destar di lapangan sepak bola. Jauh sebelumnya, ada Socrates yang melakukan hal itu. Seperti Depay, kakak Rai Oliveira itu mengenai destar putih saat membela timnas Brasil di Piala Dunia 1986. Namun, dia tak selalu mengenakannya.
Socrates hanya mengenakan headband saat berbaris dan mendengarkan kumandang lagu kebangsaan kedua tim yang berlaga. Itu pun tak pada semua laga yang dijalani timnas Brasil. Saat Selecao menghadapi Irlandia Utara, legenda yang meninggal dunia pada 4 Desember 2011 tersebut ternyata sama sekali tak mengenakannya.
Destar yang dipakai Socrates juga tak disiapkan secara khusus. Belakangan diketahui, itu ternyata hanya modifikasi dari kaus kaki. Satu hal terpenting adalah tulisan yang ada di sana. Sebagai sosok dengan kepedulian sosial tinggi, Socrates merasa Piala Dunia 1986 adalah ajang besar dan efektif untuk menyampaikan pesan-pesan sosial yang penting.
Pada laga pertama melawan Spanyol, dia sengaja membuat pesan untuk rakyat Meksiko yang sempat diguncang gempa dahsyat sebelum Piala Dunia. Pada ikat kepalanya tertulis Mexico sigue en pie ‘Meksiko masih berdiri. Lalu, pada laga-laga berikutnya, pesan sosial lain yang tertulis di sana adalah need justice, violence no, dan no terror.
“Saya bertekad melakukan sesuatu, tapi saya mencari-cari cara menyampaikan pesan. Saya menemukan jawabannya ketika melihat gadis kecil mengenakan tiara indah pada pertunjukan di televisi. Saya segera mencari seseorang yang bisa membuatkan saya destar untuk dipakai pada setiap laga,” kata Socrates dalam buku Jogo, Ciência, Drogas e Aculuração.