Ekonomi & Bisnis Sikapi Tutupnya Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Apindo Soroti Beragam Faktor: Perubahan...

Sikapi Tutupnya Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Apindo Soroti Beragam Faktor: Perubahan Perilaku Konsumen Begitu Cepat

16
0

 

 

 

Hal itu tentu mengejutkan, karena Bata merupakan salah satu merk sepatu yang sudah lama beredar di Indonesia dan memiliki banyak outlet di sejumlah mall.

 

Menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata tersebut, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan bahwa industri sektor padat karya perlu mendapat banyak perhatian karena mendapat persaingan dari sektor padat modal.

 

“Industri padat karya kita harus menjadi perhatian, karena kita melihat bahwa kalau investasi yang masuk saat ini juga mulai beralih dari sektor padat karya ke padat modal, karena akan semakin sulit bagi sektor padat karya saat ini,” ujar Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani seperti dikutip dari Antara.

 

Shinta menilai menurunnya faktor demand ekspor maupun domestik juga turut berpengaruh terhadap tutupnya pabrik produk sepatu asal Ceko tersebut.

 

“Ini kembali lagi soal cost yang terus meningkat, dan pada akhirnya perusahaan seperti Bata walaupun sudah hadir begitu lama di Indonesia harus melihat apakah masih feasible sebagai bisnis,” imbuhnya.

 

 

Menurutnya, dari segi daya saing dengan produk sepatu lainnya, Bata bisa dikatakan telah kalah bersaing sehingga kurang prospektif dari segi bisnis.

 

Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya demand ekspor dari pabrik Bata adalah kondisi geopolitik yang ternyata berdampak juga bagi Indonesia.

 

Sedangkan untuk pasar domestik, rendahnya daya beli dari masyarakat disinyalir menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh.

 

“Jadi dari segi industri seperti Bata itu bukan hanya sekarang, tetapi dia juga on going sudah melakukan evaluasi dan juga melihat dengan kondisi sekarang yang semakin memburuk sehingga dia tidak bisa bertahan lagi,” kata Shinta.

 

Sebagai informasi, pabrik sepatu milik PT Sepatu Bata Tbk (BATA) di Purwakarta, yang telah berdiri sejak 1994, resmi ditutup per 30 April 2024.

 

Tutupnya pabrik yang berlokasi di Jalan Raya Cibening, Kecamatan Bungursari, Purwakarta itu diumumkan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2 Mei lalu.

 

Dalam keterangannya tersebut, Director and Corporate Secretary BATA, Hatta Tutuko menjelaskan pihaknya terpaksa menghentikan produksi karena perusahaan sudah tidak mampu melanjutkan produksi lagi di pabrik itu lagi.

 

 

Hatta melanjutkan, permintaan terhadap produk Bata yang diproduksi di pabrik Purwakarta juga terus mengalami penurunan.

 

“Sepatu Bata Tbk telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat,” pungkas Hatta dalam keterangannya tersebut.

 

Sepatu Bata sendiri sudah hadir di tanah air sejak sebelum masa kemerdekaan, tepatnya tahun 1931. ‘

 

Dikutip dari laman resminya, pada tahun tersebut, Bata melakukan kerjasama dengan NV, Netherlandsch-Indisch, sebagai importir sepatu yang beroperasi di Tanjung Priok.

 

Berselang enam tahun, Tomas Bata mendirikan pabrik sepatu ditengah perkebunan karet di area Kalibata, Jakarta Selatan, dan resmi memproduksi sepatu pada 1940. 

 

Pada 24 Maret 1982, PT.Sepatu Bata, TBK terdaftar di Jakarta Stock Exchange. Kemudian pada 1994, konstruksi pabrik sepatu Bata di Purwakarta telah rampung, pabrik yang kini telah berhenti berproduksi.

 

Selain merk Bata, merk-merk seperti Marie Claire, Comfit, Power, Bubblegummers, North Star, B-First, dan Weinbrenner juga berada di bawah naungan pabrik sepatu Bata.

 

***

Tinggalkan Balasan