Menkeu merinci dari total belanja tersebut sebesar Rp 222,2 triliun atau setara dengan 20,4 persen dari pagu anggaran telah digunakan Belanja Kementerian/Lembaga (K/L). Belanja tersebut digunakan untuk bantuan program sembako dan dukungan pelaksanaan pemilu.
“(Selain itu) Kemudian juga ada beberapa bantuan sembako pangan. Dan kalau kita lihat realisasi subsidi juga cukup besar mempengaruhi dari sisi belanja non Kementerian/Lembaga (K/L) kita,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita edisi April 2024 di Jakarta, Jumat (26/4).
Menkeu menjelaskan belanja K/L hingga akhir Maret 2024 ini tercatat meningkat signifikan pada komponen belanja pegawai sebesar 42,8 persen dibanding periode yang sama dari tahun sebelumnya. Salah satunya ditopang oleh kenaikan gaji pegawai dan pensiunan, serta pemberian penuh 100 persen tukin pada THR.
Selain belanja pegawai, Menkeu juga menyebut terdapat kenaikan pada belanja barang hingga mencapai Rp 80,6 triliun atau 38,9 persen, disebabkan belanja operasional terkait Pemilu. Sementara, belanja modal dan bantuan sosial juga dikatakan Menkeu menunjukan kenaikan yang cukup impresif dibandingkan tahun sebelumnya.
“Untuk belanja bansos yang mencapai Rp 43,3 triliun, ada kenaikan dari tahun lalu yang base nya rendah yaitu Rp 35,9 triliun,” rinci Menkeu.
Sementara untuk belanja non K/L realisasinya mencapai Rp 205,4 triliun atau setara 14,9 persen dari pagu. Menkeu menyebut, pemberian subsidi dan kenaikan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi penyumbang terbesar dalam realisasi belanja tersebut.
“Debitur KUR jumlah orangnya meningkat 937,4 (ribu) dan itu cukup baik karena memang kita berharap akan lebih banyak dan lebih merata, jadi naiknya 88,6 persen,” pungkasnya.