Dua pria memegang uang kertas Iran di trotoar kawasan bisnis Teheran, di Teheran, Iran, pada 13 April 2024.
Foto Nur | Foto Nur | Gambar Getty
Mata uang Iran, real, sempat jatuh ke rekor terendah terhadap dolar di pasar tidak resmi, setelah Teheran melancarkan serangan rudal dan drone besar-besaran ke Israel pada Sabtu malam, sehingga meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.
Nilai tukar berada pada 705.000 rial/USD di pasar terbuka sekitar pukul 10:30 waktu setempat pada hari Minggu, menurut data dari situs pemantauan valuta asing Bonbast. Mata uang Iran sejak itu mengurangi beberapa kerugian.
Pemerintah menetapkan nilai tukar resmi sebesar 42.000 rial/USD pada tahun 2018.
Penurunan nilai rial terjadi beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan besar-besaran dengan drone dan rudal terhadap Israel pada Sabtu malam, sebagai tanggapan atas dugaan serangan Israel yang menewaskan beberapa komandan penting Iran di Damaskus awal bulan ini.
Israel mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi 300 “ancaman dalam berbagai jenis” dan melenyapkan “99%” ancaman yang menuju tanah Israel sebagai bagian dari serangan hari Sabtu itu, yang oleh sekutu AS Joe Biden digambarkan sebagai serangan yang “belum pernah terjadi sebelumnya” dan “tidak senonoh”.
Perkembangan ini merupakan serangan langsung pertama terhadap Israel dari wilayah Iran, dan Teheran kini berisiko terkena dampak pembatasan perdagangan dan diplomatik lebih lanjut.
Rial Iran sudah menghadapi tekanan dari inflasi yang sangat tinggi yang dipicu oleh berlanjutnya sanksi AS yang diberlakukan pada masa pemerintahan Donald Trump, yang juga telah mengurangi penjualan beberapa ekspor terpenting Teheran – minyak mentah dan produk minyak.
Israel menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengenai serangan hari Sabtu itu, sementara Biden menyerukan agar G7 bersidang pada hari Minggu.