Hukum Dear Investor, Bank Mandiri Bagi Dividen Rp 353,95 Per Lembar Saham Setara...

Dear Investor, Bank Mandiri Bagi Dividen Rp 353,95 Per Lembar Saham Setara Rp 33,04 Triliun

8
0

 

IndonesiaDiscover.com – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memutuskan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp 353,95 per lembar setara Rp 33,03 triliun atau 60 persen dari laba bersih.

 

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengatakan, besaran dividen tersebut telah sejalan dengan komitmen manajemen Bank Mandiri untuk berkontribusi secara optimal kepada pembangunan Indonesia, serta konsistensi perseroan untuk menjadi mitra finansial utama pilihan nasabah.

 

“Bank Mandiri menetapkan 60 persen dari laba bersih konsolidasi tahun 2023 atau Rp 33,03 triliun sebagai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham,” kata Darmawan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (7/3).

 

 

Sementara itu, sebesar Rp 22,02 triliun atau 40 persen dari laba bersih akan dialokasikan sebagai laba ditahan. Darmawan merinci, dari total dividen yang dibagikan pemerintah sebagai pengendali saham akan menerima Rp 17,18 triliun yang akan disetorkan ke rekening kas umum negara.

 

Sebagai informasi, Bank Mandiri berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp55,1 triliun pada 2023. Nilai tersebut tumbuh sebesar 33,7 persen secara year on year (yoy) dibanding dengan capaian pada 2022 lalu. Capaian ini ditopang oleh pertumbuhan kredit di seluruh segmen. 

 

Sepanjang 2023 Bank Mandiri mampu meningkatkan pertumbuhan volume bisnis pada seluruh segmen dan memperkuat efisiensi perseroan. Terlihat dari total aset konsolidasi Bank Mandiri yang berhasil menembus Rp2.174,2 triliun di akhir 2023. Nilai itu naik sebesar 9,12 persen (yoy) dari tahun sebelumnya sebesar Rp1.992,5 triliun.

 

Selanjutnya, pada akhir 2023, rasio nonperforming loan (NPL) Bank Mandiri secara bank only turun sebesar 86 basis poin (bps) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu ke level 1,02 persen. Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap menjaga rasio pencadangan (NPL coverage ratio) di level konservatif yakni sebesar 384 persen.

 

Di sisi lain, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara konsolidasi yang tumbuh sebesar 5,78 persen (yoy) menjadi Rp 1.577 triliun di tahun 2023. Pertumbuhan DPK ini didorong oleh peningkatan dana murah sebesar 7,05 persen secara tahunan, yang ditopang oleh pertumbuhan giro sebesar 7,92 persen (yoy) menjadi Rp 585 triliun dan tabungan yang meningkat 6,19 persen (yoy) menjadi Rp 587 triliun.

 

Tinggalkan Balasan