IndonesiaDiscover.com – Investasi memegang peranan penting terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat, pembentukan modal bruto (PMTB) tumbuh 5,02 persen year-on-year (YoY) pada kuartal IV 2023. Berkontribusi sebesar 30,57 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) tanah air.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi mencapai Rp 1.418,9 triliun sepanjang 2023. Untuk penanaman modal asing sebesar Rp 744 triliun. Lima besar negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia yakni Singapura, Tiongkok, Hongkong, Jepang, dan Malaysia.
Direktur Treasury and International Banking Bank Mandiri Eka Fitria menyatakan, pelemahan ekonomi Tiongkok, Hongkong, dan Jepang yang mengalami resesi memang memiliki implikasi terhadap perekonomian dalam negeri, khususnya sektor investasi. Namun, sasaran investasi Indonesia tidak terbatas hanya negara-negara tersebut. Investasi dari benua lain terus bertambah setiap tahunnya.
Dalam rangka menggenjot investasi ke dalam negeri, Bank Mandiri bersama anak perusahaan, Mandiri Sekuritas, bakal menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2024. Agenda investasi tahunan tersebut akan berlangsung selama lima hari mulai dari 4-8 Maret 2024. Menghadirkan sekitar 20 ribu peserta dari 30 negara secara hibrid.
Penyelenggaraan MIF ke-13 tidak menyebutkan spesifikmenawarkan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara seperti tahun sebelumnya. Justru membahas sumber-sumber pertumbuhan yang penting bagi Indonesia, salah satunya sektor manufaktur dan pertanian. “MIF merupakan forum yang menawarkan horizon investasi yang luas. Dari Sabang sampai Merauke. Tidak spesifik pada satu jenis investasi. Kami rangkul mulai dari investor saham sampai direct investment. IKN merupakan salah satunya saja,” jelasnya.
Berdasarkan hasil riset tim Ekonom Bank Mandiri, sektor manufaktur memiliki kontribusi yang terbesar terhadap PDB. Namun kontribusinya cenderung menurun dari kisaran 20 persen sebelum pandemi menjadi 18 persen. Revitalisasi sektor manufaktur sangat penting lantaran sebagian industri ini dapat menghasilkan nilai tambah signifikan dan menyerap tenaga kerja yang cukup besar.
Sedangkan, sektor pertanian merupakan sektor dengan kontribusi terbesar kedua pada pertumbuhan ekonomi. “Dengan risiko perubahan iklim yang semakin tinggi, ketahanan pangan menjadi isu yang penting untuk mencapai keberlanjutan ekonomi,” ucap Eka.
“Ini mencerminkan tertahannya konsumsi masyarakat, terutama pada kelas menengah ke bawah. Menurut Mandiri Spending Index (MSI), tabungan masyarakat berpendapatan rendah terus menurun sehingga mengurangi aktivitas konsumsi,” ujar pria yang akrab disapa Asmo itu.
Menanggapi pelemahan Tiongkok dan Hongkong, dia menilai justru ada peluang untuk Indonesia. Bersama dengan Singapura, Indonesia mendapat limpahan dana asing. Memang kuncinya bahwa keberlanjutan transformasi ekonomi memang nyata.
“Indonesia bersama sama dengan India adalah salah satu dari negara tujuan investasi di Asia,” tandasnya.
Mandiri Sekuritas akan menghadirkan 200 investor dari berbagai negara dengan total dana kelolaan sekitar USD 12 triliun melalui Site Visit dan Corporate Day. Seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Hong Kong, negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat.
Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas Silva Halim menyatakan, pelemahan ekonomi Tiongkok dan Hongkong justru Indonesia dan negara ASEAN lainnya diuntungkan. “Global portfolio investor’s overview menunjukkan yang semula mau investasi ke Asia di dua negara itu, sekarang mereka melihat Indonesia. Bisa kita lihat juga dari year-to-date portfolio inflow dana asing ke bursa saham sudah hampir Rp 20 triliun. Artinya tren investasi dari luar negeri masih masuk terus,” ujarnya.