Nasional Ancaman Bencana Masih Tinggi di Kota Semarang

Ancaman Bencana Masih Tinggi di Kota Semarang

9
0

IndonesiaDiscover –

ANCAMAN bencana hidrometeorologi masih tinggi di Kota Semarang, selain banjir air laut pasang (rob) kembali melanda, sejak awal tahun sudah 13 kali terjadi longsor. Cuaca ekstrem diperkirakan masih akan berlangsung hingga Februari mendatang.

Pemantauan Media Indonesia Minggu (14/1) cuaca di Kota Semarang lebih baik dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Secara umum, cuaca cerah berawan dengan suhu sekitar 27-28 derajat celcius, kelembaban mencapai 85%-90%, dan angin bertiup dari arah tenggara dengan kecepatan 3-10 kilometer per jam.

Namun sesuai peringatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bencana banjir rob masih menjadi ancaman serius di Pantura Jawa Tengah, terutama Kota Semarang dan Demak.

Baca juga: Banjir Rob Bayangi Pantura Jawa Tengah Hingga Akhir Januari 2024

“Sejak awal tahun sudah 13 kali terjadi longsor di Kota Semarang, kita telah petakan daerah rawan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin kencang,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang Endro P Martanto, Minggu (14/1).

Bencana longsor sebagai dampak tingginya intensitas hujan, demikian Endro P Martanto, telah terjadi di beberapa kawasan yakni Jomblang (Candisari), Lempongsari (Gajahmungkur), Tandang (Tembalang), Peterongan (Semarang Selatan), dan Pudakpayung (Banyumanik), akibat jalan, rumah dan kendaraan tertimpa longsoran tanah dan bebatuan.

Baca juga: Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Berkelanjutan di Kota Semarang

Berdasarkan pengalaman tersebut, ungkap Endro, warga terutama berada di daerah perbukitan dan tebing curam mewaspadai kondisi cuaca, apalagi cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan petir menyambar diperkirakan masih akan berlangsung hingga Februari mendatang. “Longsor terutama di daerah patahan, diminta waspada,” imbuhnya.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu secara terpisah mengatakan dalam upaya mengatasi bencana akibat cuaca ekstrem, diintruksikan kepada seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk turun tangan sesuai bidangnya terutama Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Tata Ruang, Dinas Pekerjaan Umum dan BPBD Kota Semarang.

Menghadapi setiap bencana, lanjut Hevearita, dalam keadaan darurat kebutuhan anggaran dapat menggunakan dana belanja tidak terduga (BTT), namun untuk penggunaannya harus ada rekomendasi dari BPBD Kota Semarang. “Saya minta semua bencana diantisipasi sedini mungkin dengan kesiagaan,” tambahnya. (Z-3)

ANCAMAN bencana hidrometeorologi masih tinggi di Kota Semarang, selain banjir air laut pasang (rob) kembali melanda, sejak awal tahun sudah 13 kali terjadi longsor. Cuaca ekstrem diperkirakan masih akan berlangsung hingga Februari mendatang.

Pemantauan Media Indonesia Minggu (14/1) cuaca di Kota Semarang lebih baik dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Secara umum, cuaca cerah berawan dengan suhu sekitar 27-28 derajat celcius, kelembaban mencapai 85%-90%, dan angin bertiup dari arah tenggara dengan kecepatan 3-10 kilometer per jam.

Namun sesuai peringatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bencana banjir rob masih menjadi ancaman serius di Pantura Jawa Tengah, terutama Kota Semarang dan Demak. 

Baca juga: Banjir Rob Bayangi Pantura Jawa Tengah Hingga Akhir Januari 2024

“Sejak awal tahun sudah 13 kali terjadi longsor di Kota Semarang, kita telah petakan daerah rawan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin kencang,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang Endro P Martanto, Minggu (14/1).

Bencana longsor sebagai dampak tingginya intensitas hujan, demikian Endro P Martanto, telah terjadi di beberapa kawasan yakni Jomblang (Candisari), Lempongsari (Gajahmungkur), Tandang (Tembalang), Peterongan (Semarang Selatan), dan Pudakpayung (Banyumanik), akibat jalan, rumah dan kendaraan tertimpa longsoran tanah dan bebatuan.

Baca juga: Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Berkelanjutan di Kota Semarang

Berdasarkan pengalaman tersebut, ungkap Endro, warga terutama berada di daerah perbukitan dan tebing curam mewaspadai kondisi cuaca, apalagi cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan petir menyambar diperkirakan masih akan berlangsung hingga Februari mendatang. “Longsor terutama di daerah patahan, diminta waspada,” imbuhnya.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu secara terpisah mengatakan dalam upaya mengatasi bencana akibat cuaca ekstrem, diintruksikan kepada seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk turun tangan sesuai bidangnya terutama Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Tata Ruang, Dinas Pekerjaan Umum dan BPBD Kota Semarang.

Menghadapi setiap bencana, lanjut Hevearita, dalam keadaan darurat kebutuhan anggaran dapat menggunakan dana belanja tidak terduga (BTT), namun untuk penggunaannya harus ada rekomendasi dari BPBD Kota Semarang. “Saya minta semua bencana diantisipasi sedini mungkin dengan kesiagaan,” tambahnya. (Z-3)

Tinggalkan Balasan