Perahu dari Tulang Rusukku
Waktu memecah. Ruang berpendar. Kasih sayang
betapa telah serupa Bukit Cahaya tempat segala doa
dilangitkan setulus hati. Tetapi air mata berguguran
dari kelopak malam paling nyeri. Sembilu dua sisi
: ’’Perempuan embun; tenanglah, terimalah perahu
dari tulang rusukku. Perahu Cinta. Berlayarlah selamanya
membelah-belah selat, menyisir tebing-tebing karang.
Hingga tak ada lagi air mata gugur. Tak ada lagi api
Aku tak akan meninggalkan laut kata-kata. Puisi hingga
perahu dari tulang rusukku kaupahami sebagai sebuah
kesetiaan sebagai pelayaran paling luka.
Jaspinka, 12 Oktober 2023
Baca Juga: Merawat Ingatan pada Djoko Pekik