Internasional Mantan Perdana Menteri Inggris David Cameron secara mengejutkan kembali berpolitik sebagai Menteri...

Mantan Perdana Menteri Inggris David Cameron secara mengejutkan kembali berpolitik sebagai Menteri Luar Negeri

16
0

LONDON, INGGRIS – 19 JUNI: Mantan Perdana Menteri Inggris David Cameron pergi setelah memberikan kesaksian pada penyelidikan Covid-19 pada 19 Juni 2023 di London, Inggris. Penyelidikan Covid-19 Inggris mengkaji respons dan dampak pandemi Covid-19 di Inggris dan mengambil pelajaran untuk masa depan. (Foto oleh Carl Court/Getty Images)

Pengadilan Carl | Berita Getty Images | Gambar Getty

LONDON – Mantan Perdana Menteri Inggris David Cameron diangkat menjadi Menteri Luar Negeri pada hari Senin dalam perombakan besar-besaran kabinet Perdana Menteri saat ini, Rishi Sunak.

Downing Street mengkonfirmasi penunjukan tersebut setelah Cameron terlihat di no. 10 – kediaman resmi dan kantor Perdana Menteri Inggris – masuk untuk bertemu dengan Sunak setelah Suella Braverman diberhentikan secara tiba-tiba dari jabatan Menteri Dalam Negeri.

James Cleverly, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, ditunjuk sebagai penerus Braverman.

Perombakan tersebut terjadi ketika Sunak berupaya untuk menegaskan kembali otoritasnya, dengan Partai Konservatif yang berkuasa tertinggal dari oposisi Partai Buruh dalam jajak pendapat menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan sebelum Januari 2025.

Cameron menjabat sebagai perdana menteri dari tahun 2010 hingga 2016 dan memimpin pemungutan suara Brexit yang kontroversial di Inggris, yang akhirnya menyebabkan pengunduran dirinya.

Hanya anggota parlemen atau anggota House of Lords yang bisa menjadi menteri pemerintah. Cameron mengundurkan diri sebagai anggota parlemen pada tahun 2016, namun Raja Charles III mengukuhkannya sebagai rekan pada hari Senin, menjadikannya rekan dan oleh karena itu memungkinkan dia untuk mengambil peran sebagai menteri luar negeri.

Selama masa jabatannya sebagai pemimpin, Cameron dipandang sangat pro-Tiongkok. Masih belum jelas bagaimana agenda kebijakan luar negerinya akan disesuaikan dengan latar belakang meningkatnya skeptisisme Tiongkok di antara negara-negara Barat dan konflik yang sedang berlangsung di Ukraina dan Timur Tengah.

Kita menghadapi serangkaian tantangan internasional yang berat, termasuk perang di Ukraina dan krisis di Timur Tengah,” kata Cameron dalam sebuah pernyataan penyataan.

“Pada masa perubahan global yang besar ini, sangatlah penting bagi negara ini untuk berdiri bersama sekutu kita, memperkuat kemitraan kita dan memastikan suara kita didengar.”

Ini adalah cerita yang berkembang dan akan segera diperbarui.

Tinggalkan Balasan