IndonesiaDiscover –
Indonesia memiliki target mencapai Net Zero Emission (NZE) di masa mendatang. Salah satu upaya yang dilirik adalah pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT). Indonesia memiliki potensi yang begitu besar dan tersebar di hampir seluruh wilayahnya.
Toyota sebagai perusahaan yang memiliki agenda untuk memperkenalkan energi ramah lingkungan, salah satunya hidrogen, menyadari potensi yang dimiliki Indonesia. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) kembali mengadakan rangkaian seminar nasional yang kali ini bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Seminar bertemakan “Percepatan pengembangan ekosistem hidrogen di sektor industri dan transportasi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 di Indonesia”, diadakan Rabu (8/11).
Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT TMMIN mengungkapkan pemanfaatan multi teknologi dari berbagai sumber energi yang fokus kepada pengurangan emisi jadi suatu keniscayaan untuk mengejar target NZE. Utamanya transportasi yang menjadi salah satu fokus untuk dekarbonisasi.
“Sebagai bagian dari solusi transportasi masyarakat Indoensia, publik advokasi melalui aktivitas seminar nasional ini akan memaparkan tantangan sosial-ekonomi dan transformasi digital dalam pengembangan energi alternatif di sektor transportasi menuju NZE 2060 di Indonesia yang memfokuskan pada teknologi hidrogen,” ucap Nandi dalam keterangannya.
Seminar kali ini menghadirkan pembicara dari pihak pemerintah, akademisi dan juga industri. Pada kesempatan ini dipaparkan mengenai roadmap dan strategi pemerintah untuk mengembangkan energi terbarukan, termasuk melihat sisi ekonomi hidrogen, dan potensinya di Indonesia.
Potensi EBT hidrogen berasal dari PLTA di wilayah Kalimantan Utara, Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Papua. Indonesia memiliki potensi memproduksi listrik dari EBT dengan kapasitas 3.000 gigawatt. Potensi ini baru dimanfaatkan sekitar 12,5 GW dan pemerintah optimis bisa menambah produksi listrik hingga 21 GW sesuai dengan rencana usaha penyediaan tenaga listrik PLN 2021 – 2030.
Bob Azam, Wakil Presiden Direktur PT TMMIN mengungkapkan untuk mengejar target NZE di Indonesia, harus ada kerja sama dari berbagai pihak. Ada tiga ekosistem yang diperhatikan yakni biofuel, baterai dan hidrogen.
“Untuk hidrogen sudah ada Pertamina, PLN, Pabrik Pupuk, dan Samator. Dengan berbagai strategi hidrogen nasional yang dilakukan semua pihak, nyatanya Indonesia memiliki peluang besar dalam pengembangan hidrogen hijau agar tidak tertinggal dengan kompetisi global dan tak lain kita segera wujudkan,” ucap Bob.
Baca Juga: TMMIN Tanggapi Soal Toyota dan CATL Bangun Industri Baterai EV di Indonesia
Toyota Pilih Hidrogen
Toyota sebenarnya sudah cukup lama mempersiapkan teknologi hidrogen sebagai pilihan untuk mobilitas masa depan. Teknologi hidrogen masuk dalam kendaraan elektrifikasi yang menjadi opsi pengembangan bagi industri otomotif.
Buktinya, Toyota sudah memperkenalkan Mirai pada 2014 silam yang merupakan fuel cell electric vehicle (FCEV) yang lebih ramah lingkungan. Model ini mendapat pembaruan sebagai generasi kedua pada 2019 silam dan masih menjadi model andalan Toyota untuk sebuah produk dengan teknologi bersih yang bisa diterapkan lebih luas di pasar global.
Toyota Indonesia sendiri meyakini, harus ada solusi praktis dan berkelanjutan dengan menggabungkan berbagai pilihan teknologi untuk Indonesia. Sebut saja LCGC, flexy engine, Hybrid electric vehicle, plug in hybrid, battery electric vehicle, hingga hidrogen yang menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen yang beragam.
Masuk ke fase energi hijau berbagai teknologi dan fasilitas yang sumber energinya berasal dari EBT jadi pilihan. Masyarakat bisa mempelajari terkait teknologi masa depan ramah lingkungan ini di fasilitas xEV Center milik PT TMMIN yang memperlihatkan ekosistem elektrifikasi dari hulu hingga hilir.
“Dengan fokus utama bagi elektrifikasi teknologi di tahap pertama, fokus pada energi hijau akan menjadi target TMMIN di fase kedua Pembangunan xEV center sementara Mobility akan menjadi fokus di fase ketiga,” ujar Bob.
Secara global, Toyota sendiri sudah melakukan cukup banyak persiapan untuk menghadirkan teknologi hidrogen untuk harian. Langkah yang dilakukan adalah lewat gelaran motorsport yang menjadi arena pengujian teknologi hidrogen. Misal menghadirkan model Corolla hydrogen untuk berlaga di balapan Fuji 24H sekaligus memperlihatkan stasiun pengisian hidrogen bergerak untuk kemudahan pengisian daya. Selain itu, baru-baru ini Toyota bekerja sama dengan pabrikan seperti Kawasaki, Suzuki, Honda, dan Yamaha memproduksi mesin hidrogen berukuran kecil. Mesin ini akan dicoba pada arena reli Dakar 2024 mendatang.
Terbaru, Toyota memperkenalkan Crown generasi anyar yang mendapatkan opsi FCEV. Teknologi yang digunakan mirip seperti Mirai dan diklaim mampu membawa Crown menempuh jarak 820 kilometer per pengisian hidrogen selama tiga menit. (STA/ODI)
Baca Juga: Penguatan Industri Otomotif Nasional, Toyota Indonesia Dorong Relasi Pemasok Komponen IKM dengan Produsen Jepang