IndonesiaDiscover –
PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) kembali mengingatkan rencana mereka untuk menghadirkan kendaraan listrik yang lebih murah. Rencana ini sebenarnya sudah diberitahukan beberapa waktu lalu dan Hyundai memastikan tidak ada perubahan dalam kehadiran model baru ini.
Fransiscus Soerjopranoto, COO PT HMID mengungkapkan rencana kehadiran model baru ini akan dilakukan pada semester pertama tahun depan. Ini juga menjadi bagian dari rencana Hyundai untuk menghadirkan satu model baru tiap tahunnya untuk konsumen Indonesia.
“Pertengahan tahun depan, semester satu, harganya akan kompetitif. Ini juga buah dari investasi kami senilai lebih dari miliar USD, termasuk kehadiran pabrik baterai yang beroperasi tahun depan,” ucap Frans saat ditemui media, Selasa (31/10).
Baca juga: Hyundai Mau Jualan Mobil Listrik Murah di Indonesia, Berapa Harganya?
Sebelumnya, pada Mei lalu Hyundai meresmikan pabrik perakitan baterai Hyundai Energy Indonesia (HEI) di kawasan Cikarang, Bekasi yang menghabiskan dana 60 juta USD. Pabrik ini menjadi manufaktur sistem baterai pertama Hyundai Motor Group di Asia Tenggara dengan luas pabrik 32.188 meter persegi.
Pada saatnya beroperasi nanti, pabrik akan bertugas memenuhi pasokan baterai untuk mobil listrik berbasis baterai Hyundai. Kehadiran fasilitas ini sekaligus memperkuat rantai pasok dalam kegiatan produksi kendaraan listrik dan menunjukkan komitmen Hyundai menghadirkan ekosistem mobil listrik di Tanah Air.
Frans melanjutkan, rencana kehadiran kendaraan listrik dengan harga kompetitif ini akan membuat konsumen lebih banyak pilihan. Sayangnya, dirinya enggan mengungkapkan bocoran seperti apa nanti produk yang akan dihadirkan.
“Itu belum bisa kami sampaikan. Tapi keinginan kami memperkenalkan produk baru electric car terus dilakukan, lewat survei pada konsumen, kami tahu yang dibutuhkan pasar,” ungkap Frans.
“Ini termasuk soal harga. Saat ini banyak varian mobil listrik dari Rp300 juta sampai Rp600 juta ada. Lalu ada 7-seater juga bisa. Kami tengah mencari tahu lewat survei, tunggu saja, jadi komitmen kami perkenalkan model baru, setidaknya satu tahun sekali,” tambah Frans.
Sebelumnya, rencana produk EV murah Hyundai sudah diungkapkan pimpinan Hyundai Motor Corporation (HMC). Gi Baek Lee, Head of Asia Business Strategi Group HMC mengakui produk EV Hyundai yang ada saat ini belum bisa dikatakan murah dan menjangkau banyak khalayak. Kehadiran kendaraan listrik yang lebih murah tentu akan mewujudkan impian banyak pihak merasakan teknologi mobilitas terkini.
“Namun harus dipahami, menghadirkan produk murah tentu memerlukan langkah dan strategi tertentu. Saat ini Hyundai mempersiapkan produksi battery cell di Indonesia, membangun value chain sistem yang lebih baik. Ini nantinya dapat memproduksi kendaraan EV dengan harga yang lebih terjangkau,” ucap Lee beberapa waktu lalu.
Setelah rencana Hyundai ini, Frans menjelaskan dukungan pemerintah untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik tetap penting. Ini untuk menjawab apakah dengan kehadiran rantai produksi baterai dan kendaraan listrik di dalam negeri, harga yang ditawarkan bisa ditekan.
“Soal harga tergantung kebijakan pemerintah. Sekarang regulasi soal TKDN sudah diundur waktunya ke 2026. Kalau ada skema untuk EV yang lebih baik tentu soal harga bisa ditekan. Saat ini komponen terbesar di EV adalah pajak sekitar 50 persen,” ucap Frans.
Pasar Hyundai untuk kendaraan listrik di Indonesia bisa dibilang cukup besar. EV bahkan berkontribusi hingga 20 persen pada pasar dalam negeri, meningkat dua kali lipat dari tahun lalu. Ini yang membuat Hyundai merasa perlu strategi untuk memperluas segmen.
Saat ini model EV Hyundai hadir dari Ioniq 5 dan Ioniq 6. Kedua model ini dibanderol mulai Rp700 jutaan hingga menyentuh angka Rp1,2 miliar.
Hyundai juga berupaya untuk terus memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kendaraan listrik lewat peningkatan kapasitas produksi. Fasilitas PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) telah memproduksi Ioniq 5 dengan kapasitas produksi 20.000 per tahun.
Hyundai juga menjadwalkan kehadiran pabrik sistem baterai dan sel baterai yang akan beroperasi di April 2024. Pabrik ini akan melayani produksi massal baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia. Produksi lokal akan dilengkapi dengan baterai buatan dalam negeri dan dijual dengan harga terjangkau pada paruh pertama 2024 mendatang.
“Tahun depan rencananya kita tingkatkan kapasitas produksi dari 20.000 hingga 70.000 unit per tahun. Khusus kendaraan listrik saja. Harapannya kapasitas ini akan mampu memenuhi permintaan EV di dalam negeri juga membantu pemerintah dalam mempercepat penggunaan kendaraan listrik,” ucap Frans.
(STA/TOM)
Baca juga: Toyota Yakin dengan Pengembangan Baterai Solid State, Target 4 Tahun Rampung