Seorang pekerja mengelas di pabrik AC Haier Appliances India Ltd., pada 8 Mei 2023, di Greater Noida, India.
Bloomberg | Bloomberg | Gambar Getty
India mungkin merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia, namun angkatan kerjanya tertinggal dibandingkan Tiongkok, menurut Oxford Economics.
Meskipun India mempunyai populasi terbesar di dunia, tingkat partisipasi angkatan kerjanya hanya sebesar 51%, tertinggal dari Tiongkok sebesar 25 poin persentase.
“Meskipun angka tersebut akan meningkat seiring berjalannya waktu, proyeksi kami saat ini menunjukkan bahwa angkatan kerja di India akan tetap lebih kecil dibandingkan Tiongkok hingga akhir tahun 2040-an,” kata Oxford dalam sebuah laporan pekan lalu.
Menurut firma penasihat ekonomi tersebut, India perlu mencapai tingkat partisipasi lebih dari 70% untuk mencapai jumlah angkatan kerja yang sama dengan Tiongkok pada tahun 2030.
Meskipun sebagian besar penduduk India berada dalam usia kerja, mereka yang berusia antara 15 dan 64 tahun hanya mencakup 51% dari angkatan kerja di negara tersebut, dibandingkan dengan 76% di Tiongkok.
Populasi India saat ini diperkirakan berjumlah 1,4 miliar dan diperkirakan akan mencapai sedikit di bawah 1,7 miliar pada pertengahan tahun 2060an. Populasi Tiongkok akan turun menjadi 1,1 miliar pada saat itu, kata laporan itu.
Pekerjaan perempuan di India masih jauh lebih rendah dibandingkan di Tiongkok.
Walaupun angkatan kerja perempuan di Tiongkok berjumlah 71%, perempuan hanya mencakup 25% dari angkatan kerja India. Angka ini bahkan lebih rendah dibandingkan negara-negara miskin seperti Pakistan (26%) dan Bangladesh (40%), menurut laporan Oxford Economics.
Negara-negara berkembang di kawasan yang memiliki perekonomian lebih kecil juga memiliki lebih banyak pekerja perempuan dalam angkatan kerja mereka. Data menunjukkan lebih dari 50% perempuan di Indonesia, Malaysia, Laos, Thailand dan Vietnam bekerja.
Pendidikan dan kesehatan masih tertinggal
Bukan hanya rendahnya tingkat tenaga kerja di India yang menimbulkan masalah, produktivitas tenaga kerjanya juga merupakan tantangan lain.
Oxford Economics mengaitkan hal ini dengan kurangnya standar pendidikan dan layanan kesehatan yang layak di negara tersebut.
“Tingkat sumber daya manusia rata-rata di India, yang menentukan produktivitas angkatan kerjanya dan ditentukan oleh berbagai hasil pendidikan dan kesehatan, juga saat ini tertinggal dibandingkan Tiongkok dan sebagian besar negara-negara lain di kawasan,” kata laporan itu.
Data dari Forum Ekonomi Dunia menunjukkan bahwa tingkat melek huruf di India mencapai 74% pada tahun 2018, tertinggal dari Tiongkok yang sebesar 97%.
Meskipun angka ini bukan angka yang mengkhawatirkan, namun kualitas pendidikan di negara ini masih buruk.
Gangguan pembelajaran selama pandemi telah memperlambat keterampilan membaca dan berhitung bagi banyak siswa di pedesaan India, menurut sebuah studi yang dilakukan oleh organisasi non-pemerintah Pratham.
Seorang guru mengajar kelasnya cara menulis huruf bahasa Inggris di Benggala Barat, India pada 15 September 2023. 15/09/2023. (Foto oleh Soumyabrata Roy/NurPhoto via Getty Images)
Foto Nur | Foto Nur | Gambar Getty
Dalam hal standar kesehatan, angka harapan hidup saat lahir di India pada tahun 2019 mencapai 70,9 tahun, dibandingkan dengan 77,7 tahun di Tiongkok, menurut laporan Oxford. Jumlah dokter di India juga hanya 7,3 per 10.000 orang, dibandingkan dengan 23,9 dokter per 10.000 orang di Tiongkok.
Mengumpulkan dana sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan di negara ini, kata Oxford.
Belanja pendidikan saat ini hanya sebesar 2,9% dari PDB India, jauh dari target pemerintah sebesar 6% pada tahun 2020. Meskipun belanja pemerintah untuk layanan kesehatan meningkat menjadi 2,1% PDB tahun ini, belanja tersebut masih lebih rendah dibandingkan negara-negara lain.