IndonesiaDiscover –
Buntut dari kasus viralnya rangka eSAF Honda yang mudah berkarat hingga keropos ternyata berdampak ke penjualan motor bekas. Banyak para pedagang mengeluhkan sulitnya menjual skutik yang menggunakan teknologi enhanced Smart Architecture Frame (eSAF).
Eri An selaku owner showroom motor bekas di wilayah Bekasi, Jawa Barat mengaku saat ini sepi peminat untuk skutik yang menggunakan rangka eSAF. Setelah kasusnya beredar luas, dirinya tak berani ambil risiko untuk kembali stok unit serupa.
“Sejak kasusnya viral, kami nggak berani nyetok unit skutik Honda yang pakai rangka eSAF. Yang ada di sini ya sisa dari Agustus yang belum terjual. Sisa Beat sama Beat Street. Kalau Vario 160 kita dari Juni sudah ngga ada. Di sini pasarnya lebih bagus PCX dan Nmax,” aku Eri An.
Menurut Eri, harga Honda Beat series maupun Scoopy tergolong stabil saat belum ramai kasus. “Buat Honda Beat keluaran 2022, kemarin masih bisa terjual di Rp15-16 juta. Begitu juga Scoopy dengan tahun yang sama, awal Agustus saya sempat jual di angka Rp18-19 juta. Sekarang mau jual di harga segitu ngga mungkin. Konsumen yang datang lebih pilih opsi lain,” jelasnya.
Saat masalah rangka eSAF yang berkarat dan keropos belum diketahui banyak orang, sebagian yang datang ke showroom langsung naksir sama unit yang dipajang. Sekarang beberapa ada yang tanya soal rangka bahkan langsung lihat bagian kolong.
“Dulu jualnya gampang banget. Mereka datang cuma lihat bodi dan dengerin mesinnya. Sekarang biar pelanggan puas, ya kami buka bagian kolong. Langsung cek sendiri. Wajar sih, mereka juga pasti khawatir. Tapi balik lagi, kalau ada opsi lain, mereka pilih yang lebih mahal sedikit ketimbang menyusahkan di kemudian hari,” tegas Eri yang sudah menjual motor bekas sejak 2014.
Hal senada juga diungkapkan Bambang, pemilik showroom motor bekas di Cikarang, Jawa Barat. Ia menyebut dampaknya signifikan. Menurutnya efek dari berita yang tersiar soal rangka eSAF, langsung dirasakan para pedagang motor bekas.
“Konsumen kita di daerah sini biasanya karyawan pabrik. Mereka pasti nyari skutik kecil dan irit, Honda kan terkenal tuh. Tapi setelah diketahui banyak masalahnya, mereka jadinya ambil merek lain atau cari yang agak besar sekalian,” jelas Bambang.
Bambang yang sudah menekuni bisnis motor bekas sejak 2010 selalu hati-hati, ekstra teliti serta selektif untuk setiap produk yang mau dijual. “Kita dari dulu nggak sembarangan jual unit. Kita nggak mau konsumen kecewa dan komplain. Itu selalu kita jaga dari dulu. Wajar, karena konsumen kita biasanya pendatang,” akunya.
Baca Juga: Curhat Emak-emak Pengguna Skutik Honda Rangka eSAF
Namun secara total penjualan, showroom yang dimiliki pria kelahiran Blora mengaku masih stabil. “Unit kita setiap minggunya selalu bertambah. Selain skutik kecil, penjualan kita juga ditopang sama skutik besar dan motor sport. Setiap harinya pasti ada unit yang terjual,” beber Bambang.
Di lain sisi, dirinya berharap agar masalah rangka eSAF ini cepat ditangani. “Semoga problem ini cepat teratasi dan kembali seperti semula. Karena kita sebagai pedagang motor bekas pasti terkena imbasnya,” ujarnya.
Sebagai informasi, saat ini Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama Kemenhub sedang melakukan investigasi. Mereka membuat tim untuk melakukan penelitian terkait dugaan adanya permasalahan rangka eSAF.
Hasil dari penelitian dijanjikan segera diumumkan secara gamblang ke publik paling cepat 1 hingga 2 bulan. Keputusan recall perlu didasari atas temuan fakta serta data yang sedang diinvestigasi oleh pemerintah. Setidaknya ada 3 indikator yang menentukan nasib dari rangka eSAF, harus atau tidak mengkampanyekan aktivitas recall.
Menurut Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan. “Ya misalnya ternyata masalah terjadi error by design. Error ini kan ada bermacam-macam, ada error by design, error by maintenance, atau error by operation. Nanti kalau (temuannya) error by design berarti bisa untuk dilakukan recall,” katanya.
“Nanti dari situ kita analisa error-nya mengapa, apakah karena pengoperasian, maintenance, atau desain. Jika terjadi karena desain maka ini masalah karena struktural rangka atau apa. Kita belum sampai ke sana, karena kita belum menyelesaikan penelitian tersebut,” bebernya.
Wildan memastikan investigasi rangka eSAF buatan AHM bakal diteliti secara terukur, komprehensif, teliti, dan objektif. Dia juga menyebut bila AHM sama sekali tak dilibatkan dalam penelitian, namun porsinya hanya sebagai fasilitator, baik penyedia data dan tempat yakni bengkel AHASS.
“Kami bekerja secara profesional dan terukur, serta kami memiliki kompetensi untuk itu (investigasi). Dalam kasus ini saya pastikan KNKT dan Kemenhub tidak pandang bulu, keselamatan adalah di atas segalanya,” tegasnya. (BGX/ODI)
Baca Juga: Firma Teknologi Temukan Kelebihan dan Kekurangan Rangka eSAF Honda