Jakarta, IndonesiaDiscover – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengaku ada peningkatan yang cukup drastis, terkait potret kelebihan obesitas yang terjadi di semua kelompok umur di Indonesia.
Karena itu, kata Wamenkes Dante hal yang penting dilakukan dalam menurunkan angka obesitas adalah pola asuh di dalam keluarga terutama ibu dalam mendidik keluarga tentang pola makan yang baik dan benar
“Serta membantu anak-anak untuk memilih jajanan yang sehat,” kata Wamenkes Dante saat diskusi memperingati Hari Anak Nasional 2023 bertajuk “Bahaya Obesitas Dini, Apa Solusinya?” yang digelar Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) pada Senin (24/7/2023).
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan obesitas pada anak adalah pandangan masyarakat yang menyukai bayi gemuk dan memberikan makanan tambahan yang tidak seimbang.
Padahal, sejak usia 0 hingga 6 bulan, anak sebaiknya hanya mendapatkan ASI eksklusif untuk memastikan asupan gizi yang tepat. Penggunaan susu formula sejak dini, tanpa ASI, dapat menyebabkan potensi obesitas karena kalori dalam susu formula lebih tinggi dibandingkan ASI.
Wamenkes Dante mengatakan yang diperlukan adalah mendidik masyarakat untuk menjadi smart eater atau cerdas untuk makan. Jadi sebelum dia makan atau sebelum membeli barang makanan, membaca terlebih dahulu jumlah kalorinya.
Sehingga nantinya bisa memperhitungkan jika ingin memberikan makanan tersebut kepada anaknya. Selain pola makan, kata Wamenkes Dante faktor genetik orangtua juga mempengaruhi tingkat obesitas anak.
“Apalagi kalau dibarengi dengan faktor genetik. Faktor genetik yang besar pada ibu dan bapanya yang memang sudah obesitas akan menentukan anak itu akan menjadi obesitas,” kata Wamenkes Dante.
Label Informasi Nilai Gizi pada Kemasan Produk Makanan
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Rita Endang menjelaskan bahwa BPOM menerapkan kewajiban bagi seluruh produsen makanan kemasan untuk menyediakan label informasi nilai gizi pada kemasan produk mereka.
Informasi yang wajib dicantumkan mencakup jumlah energi, gula, garam, lemak, dan lemak jenuh yang terkandung dalam makanan. Rita pun berharap dengan adanya informasi ini, masyarakat dapat lebih sadar mengenai jumlah gula yang dibutuhkan oleh tubuh mereka.
“Semua produk kemasan, baik yang diproduksi oleh industri besar maupun industri usaha mikro kecil, wajib menyediakan informasi nilai gizi,” kata Rita.
Namun, lebih dari sekadar memberikan label informasi gizi, BPOM juga aktif melakukan edukasi terkait pentingnya gizi seimbang kepada berbagai pihak. Rita mengatakan masalah obesitas bukan hanya terkait dengan jenis pangan yang dikonsumsi.
“Tetapi juga berhubungan erat dengan pola hidup dan aktivitas fisik. Orang tua harus ikutsertakan anak-anak dalam latihan fisik dan olahraga, serta memberikan pola makan yang seimbang,” kata Rita.
Foto: Tangkapan Layar Youtube FMB9