Jakarta, IndonesiaDiscover – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menerima kunjungan Wakil Ketua The 14th National Committee of Chinese People’s Political Consultative Conference (CPPCC) yang juga menjabat Ketua Federasi Industri dan Perdagangan Tiongkok Mr. Gao Yunlong.
Pertemuan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonominan pada 21 Juni 2023 tersebut membahas kerja sama ekonomi kedua negara dan kondisi pemulihan ekonomi Indonesia, serta isu terkait iklim bisnis dan kemudahan berusaha.
Airlangga menjelaskan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia semakin terlihat ditandai dengan pencapaian pertumbuhan di atas 5% pada tahun 2022 dan triwulan pertama tahun 2023.
Dalam pembahasan iklim bisnis dan kemudahan berusaha, Airlangga menyampaikan beberapa fokus kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mempercepat transformasi ekonomi dan birokrasi.
“Fokus kebijakan yang pertama yaitu peningkatan aturan dan prosedur berusaha melalui Undang-Undang Cipta Kerja. Undang-Undang ini memberikan kepastian hukum dan kemudahan terkait dengan persyaratan dan proses perizinan berusaha,” ujar Menko Airlangga dalam siaran per yang diterima pada Kamis (22/6/2023).
Pemerintah Indonesia juga melanjutkan program transformasi ekonomi, yaitu melalui Kebijakan Hilirisasi Sumber Daya Alam, Transisi Energi, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Kartu Prakerja), dan Pembangunan Infrastruktur termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
Lebih lanjut, Perusahaan Tiongkok telah banyak berpartisipasi dalam mendorong transformasi ekonomi Indonesia. Salah satunya dalam program hilirisasi mineral terutama nikel dimana banyak perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di sektor ini.
Airlangga mendorong peran lebih besar perusahaan Tiongkok di sektor transformasi ekonomi lainnya, terutama dalam program transisi energi.
“Perusahaan Tiongkok dapat mendorong pengembangan sektor kendaraan listrik yang saat ini populer. Selain di sektor kendaraan listrik, Perusahaan Tiongkok juga dapat berpartisipasi di program transisi energi lainnya, diantaranya yaitu Pengakhiran Pembangkit Listrik Tenaga Uap Secara Bertahap, Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin, serta Pemanfaatan Teknologi Efisiensi Tinggi seperti tenaga air dan hidrogen,” tutur Airlangga.
Tiongkok saat ini juga sedang mengembangkan kendaraan dengan bahan bakar hydrogen untuk mempercepat transisi energi dan menurunkan emisi karbon. Indonesia tertarik dengan upaya pengembangan bahan bakar hydrogen yang dilakukan oleh Tiongkok dan meminta dukungan pengusaha Tiongkok untuk dapat berinvestasi di Indonesia.
Melalui KEK JIIPE Gresik, Indonesia siap untuk menampung keinginan berinvestasi dari para pengusaha Tiongkok. KEK JIIPE menyediakan fasilitas insentif fiskal dan non-fiskal seperti tax holiday hingga 20 tahun, kemudahan pengurusan perizinan, insentif kepabeanan, kemudahan imigrasi, serta insentif lahan.
Selain itu, pengusaha Tiongkok juga berharap agar Indonesia dapat mengekspor lebih banyak produk sawitnya ke Tiongkok. Menko Airlangga menyambut baik harapan Tiongkok ini, namun disisi lain Pemerintah Indonesia juga harus memenuhi standard sustainability yang telah ditetapkan.
Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia telah resmi menerapkan pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) Biodiesel 35 persen (B35). Penerapan B35 menyusul keberhasilan program B30 dan merupakan langkah Pemerintah untuk mengurangi impor minyak serta menghemat devisa negara.
Dalam pertemuan ini, Ketua Komisi I DPR Republik Indonesia Meutya Viada Hafid juga menyampaikan harapan dan dukungan Tiongkok untuk pengembangan transformasi digital dalam rangka mempercepat pengembangan UMKM di Indonesia.
Representatif pengusaha Tiongkok yang turut hadir pun menyampaikan ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia. Delegasi tersebut yakni Chairman Tianjin RockCheck Investment Holding Group, Chairman Chint Goup, Chairman Spring Airlines, Chairman Guangdong Evergreen Conglomerat Co. Ltd., dan Executive President Yili Group.
Foto: Humas Ekon