Pariwisata Sajian Khas di Desa Wisata Ngilngof, Kepulauan Kei, Maluku Tenggara Ini Bikin...

Sajian Khas di Desa Wisata Ngilngof, Kepulauan Kei, Maluku Tenggara Ini Bikin Kamu Terkejut!

10
0
IndonesiaDiscover –

Setiap daerah pasti memiliki kuliner unik dan khas yang menjadi daya tarik para wisatawan. Begitu pula dengan Desa Wisata Ngilngof, Kepulauan Kei, Maluku Tenggara. Desa ini menawarkan hidangan yang akan membuat Sobat Pesona terkejut, yakni pisang goreng enbal.

Pisang goreng enbal memiliki keunikan tersendiri karena menggunakan bahan tepung yang awalnya mengandung sianida. Tetapi jangan khawatir, warga setempat memastikan bahwa pisang goreng tersebut tetap aman dikonsumsi dan tidak mengurangi cita rasanya.

uno

Seperti pengalaman Mas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, saat berkunjung ke Desa Wisata Ngilngof beberapa waktu lalu yang terlihat sangat menikmati penganan yang dihidangkan, namun seketika terkejut saat mengetahui penganan yang sedang disantap ini pada awalnya mengandung sianida. Setelah mendapat penjelasan lebih lanjut, Mas Menteri justru sangat menikmati, bahkan memborong penganan tersebut.

Di Desa Wisata Ngilngof tersedia dua jenis bahan yang menghasilkan aneka produk olahan khasnya, yaitu enbal dan lat (anggur laut). Nah, sebelum nanti mencicipi produk olahannya, simak terlebih dahulu informasi berikut!

 

Enbal, Makanan Khas Kepulauan Kei yang Mengandung Sianida

Jika masyarakat Papua mengonsumsi sagu, masyarakat di Kepulauan Kei justru mengonsumsi singkong atau disebut enbal. Namun, singkong yang ada di sini bukan singkong biasa. Singkong ini berjenis kasbi, yakni singkong yang terkenal karena beracun. Ya, singkong kasbi ini memiliki kandungan racun sianida di dalamnya. Walaupun begitu, singkong jenis ini tetap menjadi konsumsi harian masyarakat Kepulauan Kei. Rasanya super lezat, baik untuk camilan ataupun makanan pokok.

enbal

Menilik sejarahnya, menurut warga setempat, enbal berasal dari Amerika Latin yang kemudian dibawa oleh orang Belanda saat menjajah Pulau Kei. Secara turun temurun, enbal menjadi komoditas harian masyarakat di Kepulauan Kei. Enbal cukup mudah ditemukan di Kepulauan Kei, namun perlu diketahui, untuk proses penanaman enbal ini terbilang cukup lama, memakan waktu sekitar delapan bulan hingga satu tahun sampai proses panen.

Untuk memastikan enbal ini layak dikonsumsi, dibutuhkan teknik khusus dalam pengolahannya. Pertama enbal ini dikupas kulitnya, dicuci sampai bersih, diparut sampai halus kemudian diperas dengan cara menaruh kayu dan batu untuk menekan enbal.

Cara ini dilakukan untuk mengeluarkan kandungan sianida yang terkandung di dalamnya. Tepung parut yang setengah kering ini lantas dimasukkan ke alat cetak yang sudah dipanaskan terlebih dahulu. Proses pemanggangan diatur pada suhu 60o C. Setelah melalui proses pemangganggan, enbal lantas dijemur di bawah sinar matahari sampai kering.

stick

Enbal memiliki rasa yang tawar, teksturnya keras, berwarna putih dengan bentuk dan ukurannya yang besar dan bervariasi. Biasanya enbal dimakan dengan cara dicelupkan ke dalam air atau kuah makanan hingga lembek lalu dikonsumsi bersama lauk pauk, sebagai pengganti nasi. Selain itu, enbal bisa juga dikonsumsi pada saat sarapan pagi dengan dicelupkan dalam minuman teh atau kopi. Enbal juga dapat dijadikan sebagai pengganti tepung untuk olahan crispy seperti pisang goreng, stick enbal, piece enbal, enbal kacang, dan lain-lain.  

 

Lat, Rumput Laut yang Unik dan Multifungsi

lat

Bahan baku lain yang bisa diolah menjadi kuliner khas Desa Wisata Ngilngof adalah lat atau anggur laut. Lat merupakan produk endemik. Kenapa dikatakan produk endemik, karena lat tidak dapat tumbuh di sembarang tempat, hanya di tempat-tempat spesifik yang sesuai dengan habitatnya, semisal air laut yang mengandung kadar garam tinggi.

Menurut Theodora Matrutty, dosen dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Jurusan Teknologi Hasil Perikanan Universitas Pattimura, lat ini bisa diolah menjadi produk makanan dan produk non makanan. Lat juga memiliki kandungan yang luar biasa, seperti zat anti oksidan, anti mikrobia, dan memiliki kandungan garam yang dapat menurunkan hipertensi.

Lat merupakan rumput laut yang unik dan multifungsi. Kandungan nutrisi yang terkandung di dalamnya sekitar 94% adalah air. Kandungan produk protein, lemak, dan mineral dalam jumlah rendah, tapi mempunyai kualitas yang tinggi.

olahan

Pengolahan lat cukup mudah dan sederhana sehingga masyarakat umum akan sangat mudah mengadopsinya. Beberapa produk makanan olahan dari lat di antaranya adalah permen jeli, dodol, dan selai. Sementara untuk produk non makanan lat diolah menjadi sabun, lulur, losion, dan sampo.

Lat dapat langsung disantap atau bisa juga ditambahkan dengan kelapa berbumbu, jika di Jawa disebut urap. Masyarakat di sini biasanya menambahkan saus colo-colo yang terdiri dari kecap, cabai, tomat, dan daun kemangi.

 

Tertarik mencobanya? Sebelum berwisata, pastikan sudah vaksin dan jangan lupa selalu patuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 6M ya, mulai dari menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, dan menghindari makan bersama agar aktivitas berwisata nanti tetap aman dan nyaman.

Dapatkan beragam informasi seputar destinasi wisata dan produk ekonomi kreatif #DiIndonesiaAja, dengan cara follow akun Instagram: @pesonaid_travel, Facebook: Pesonaid_travel, Twitter: @pesonaid_travel, TikTok: @indonesia.travel, YouTube: Pesona Indonesia, dan mengunjungi website www.indonesia.travel.

Tinggalkan Balasan