Pariwisata Punya Waktu 3 Hari di Jawa Timur? Yuk Explore dengan Road Trip!

Punya Waktu 3 Hari di Jawa Timur? Yuk Explore dengan Road Trip!

23
0
IndonesiaDiscover –

Sobat Pesona pasti setuju kalau Indonesia bisa dibilang punya pesona alam yang mengagumkan, dan pesona ini tak hanya bisa dijumpai di satu atau dua daerah saja, melainkan hampir seluruh penjuru negeri ini menyajikan keindahan alam yang tentunya memiliki daya tarik pariwisata yang sangat istimewa. Tak hanya daya tarik pariwisatanya, bahkan sektor ekonomi kreatif Indonesia pun juga menjanjikan pesona yang tiada bandingnya di dunia.

Tak terkecuali di Jawa Timur, provinsi dengan ibukota Surabaya ini ternyata juga bisa di-explore dengan road trip atau perjalanan darat selama 3 hari penuh. Di provinsi ujung timur Pulau Jawa ini, jarak antar destinasi wisata mudah terjangkau dengan akses jalan yang bagus sehingga perjalanan menjadi nyaman.

 

Hari 1: Bandara Juanda – Mojokerto

Sebagai gerbang masuk ke Jawa Timur, Bandara Internasional Juanda akan menyambut kedatangan Sobat Pesona. Kemudian, Sobat Pesona bisa menyewa mobil agar mobilitas dari satu daerah ke daerah lainnya akan lebih mudah. Surabaya sebagai kota besar tentu menyediakan berbagai pilihan tempat penyewaan mobil. 

Destinasi pertama yang akan dikunjungi di Jawa Timur adalah Kabupaten Mojokerto. Dengan mengarungi jalan tol, perjalanan ke Mojokerto bisa ditempuh hanya dalam waktu 1 jam 30 menit saja.

Salah satu magnet sektor pariwisata dan budaya di Kabupaten Mojokerto ini yaitu Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong yang selama ini mejadi bukti nyata bagaimana budaya, kearifan lokal, religi, pariwisata, dan ekonomi kreatif (ekraf) bisa berjalan beriringan dengan baik dan menghasilkan harmoni.

Ada banyak kegiatan menarik yang bisa Sobat Pesona lakukan di Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong ini seperti misalnya mengunjungi Patung Buddha Gautama dengan ukuran panjang 22 meter, lebar 6 meter, serta tinggi 4,5 meter.

Selain patung Buddha Tidur terbesar di Indonesia tersebut, masih di sekitaran Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong ini terdapat sebuah Candi yang dibangun pada masa kerajaan Majapahit, bernama Candi Brahu.

Konon kabarnya, Candi Brahu sudah ada ketika majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk, dan bahkan candi ini sudah ada ketika masa pemerintahan Raja Brawijaya I. Oleh sebab itu, Candi Brahu diperkirakan candi yang pertama kali dibangun di situs sejarah di Trowulan.

candi

Bagi pecinta kuliner, mumpung sedang berada di Mojokerto, jangan lewatkan kesempatan mencicipi kuliner khasnya yakni onde-onde. Sobat Pesona bisa menemukan onde-onde khas Mojokerto ini di Onde-Onde Bo Liem yang sudah legendaris,  Onde-Onde Arasa juga sering kali jadi pilihan wisatawan, Onde-Onde Giok Bie, dan Onde-Onde Hoo Liang yang merupakan putri dari Bo Liem. Sebagai informasi tambahan, harga onde-onde ini berkisar dari Rp2.500,- sampai Rp5.000,- per buahnya.

Selepas bersantap onde-onde, sempatkan diri mampir ke Museum Majapahit yang sering disebut juga Museum Trowulan yang merupakan museum arkeologi di mana tersimpan berbagai artefak dan temuan arkeologi dari sekitar Trowulan. Museum ini merupakan salah satu lokasi bersejarah terpenting di Indonesia yang berkaitan dengan sejarah kerajaan Majapahit. Awalnya bangunan museum ini diperuntukkan sebagai gudang penyimpanan artefak Majapahit yang ditemukan oleh seorang arsitek asal Belanda, Henri Maclaine Pont. Baru pada tahun 1987, Museum Majapahit ini resmi dibuka.

homestay

Untuk pilihan bermalam di Mojokerto, homestay di Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong sangat direkomendasikan karena memberikan pengalaman unik melewati malam di tanah yang dulunya menjadi saksi kejayaan kerajaan Majapahit. Menariknya lagi, untuk Sobat Pesona yang terbiasa cashless dalam bertransaksi, homestay di sini sudah menggunakan sistem pembayaran dengan QRIS, lho!

 

Hari 2: Mojokerto – Situbondo

Perjalanan di hari kedua ini agak lebih panjang dibanding hari pertama. Perjalanan road trip dari Mojokerto menuju ke Situbondo memakan waktu sekitar 4 jam 30 menit. Namun perjalanan panjang ini kemudian terbayar lunas, saat sudah tiba di Situbondo karena tepatnya di Desa Wisata Kampung Blekok pemandangan serta keramah tamahan masyarakatnya sangat istimewa.

Desa Wisata Kampung Blekok ini telah cukup dikenal sebagai kawasan ekowisata konservasi mangrove dan burung blekok. Menariknya, Desa Wisata ini juga memberikan kesempatan wisatawan yang hadir untuk melakukan interaksi dengan kawasan konservasi ini, seperti menanam serta merawat mangrove bahkan hingga memotret burung blekok secara langsung dari jarak dekat.

mangrove

Di sini juga Sobat Pesona bisa menikmati waktu bercengkrama dengan masyarakat setempat sambil menikmati kuliner khasnya yang bernama wedang angsle. Minuman ini dibuat dari perpaduan kuah dan berbagai bahan-bahan manis. Kuahnya dibuat dari campuran daun pandan, vanili, serta santan. Sementara isiannya terdiri dari petulo (putu mayang), kacang hijau, ketan putih, mutiara, potongan roti, dan irisan buah kolang-kaling. Petulo sendiri biasanya dibuat dari bahan tepung beras, tapioka atau tepung sagu, sehingga teksturnya lembut saat masuk ke mulut. Harga wedang angsle inipun sangat murah, karena hanya dihargai Rp5.000,- per porsinya. Wedang angsle ini mampu menyegarkan diri di kawasan mangrove,  yang biasanya bersuhu panas.

Selesai bersantai di Desa Wisata Kampung Blekok ini, jangan sampai tidak membeli oleh-oleh khas setempat yang biasanya berupa produk olahan kayu yang kualitasnya sudah tidak diragukan lagi. Bahkan kabarnya, produk-produk olahan kayu yang Sobat Pesona biasa jumpai di Bali atau Lombok merupakan hasil karya masyarakat Situbondo, lho!

ekraf

Untuk penginapan, di Situbondo tidaklah sulit mencari penginapan atau hotel yang memiliki standar baik sehingga kualitas istirahat pun lebih baik. Sepanjang Jalan Raya Besuki, Situbondo terpampang banyak plang hotel atau penginapan dan Sobat Pesona bisa memilihnya sesuai selera.

 

Hari 3: Situbondo – Banyuwangi

Road trip hari terakhir yaitu dari Situbondo menuju ke Banyuwangi, perjalanan ini memakan waktu 2 jam 40 menit. Sebuah perjalanan yang menyenangkan karena destinasi tujuannya adalah Desa Wisata Taman Sari di Banyuwangi yang selama ini terkenal karena keindahan alamnya.

Desa wisata yang berbasis smart kampung ini sudah dibentuk sejak awal tahun 2016. Potensi-potensi yang dimiliki oleh Desa Wisata Tamansari adalah hasil kerjasama antara pemerintahan desa dengan masyarakatnya. Adapun potensi Desa Wisata Tamansari yaitu  wisata alam, ekonomi kreatif, dan budaya. Keseluruhan potensi yang dimiliki Desa Wisata Tamansari di Banyuwangi ini diharap bisa membawa kebanggaan sekaligus kesejahteraan bagi masyarakatnya.

Kunjungan Sobat Pesona ke Desa Wisata Tamansari akan terasa semakin sempurna jika menikmati pesona wisatanya sambil menyicipi langsung camilan khas setempat yakni gethuk lindri. Dalam seporsi gethuk lindri ini Sobat Pesona sudah akan mendapatkan cenil, gethuk, klepon, ‘urug-urug’, kue putu dan ‘uceng-uceng’. Dengan porsi sebesar itu wisatawan hanya perlu membayar sebesar Rp10.000,- sampai dengan Rp15.000,-.

Kemudian untuk menyegarkan diri, berkunjunglah ke pemandian Sendang Seruni. Kabarnya dulunya tempat ini adalah sumber mata air yang disebut sumber Seruni karena dikelilingi oleh hutan dengan tanaman bunga ‘Seruni’. Menurut cerita di masyarakat, lokasi ini pernah dijadikan sebagai pemandian oleh para bidadari, sehingga masyarakat Osing setempat menyebutnya dengan nama ‘Sendang’. Sehingga akhirnya dinamakan Sendang Seruni sampai sekarang.

seruni

Jika Sobat Pesona sudah ada di Desa Wisata Tamansari, tak boleh lewatkan Taman Gandrung Terakota yang konon terinspirasi dari Terracotta Warrior and Horses di Tiongkok yang dibangun pada masa Kaisar Qin Shi Huang (259-210 SM). Penataannya melibatkan kurator seni rupa dari Galeri Nasional Indonesia sekaligus dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Dr. Suwarno Wisetrotomo.

Taman Gandrung Terakota tidak hanya menyajikan deretan patung-patung penari Gandrung yang khas dari Banyuwangi, karena memasuki area taman ini, Sobat Pesona akan dipertontonkan juga bukit hijau dan hamparan sawah, pemandangan para petani membajak sawah, kebun kopi, pohon-pohon durian, beraneka jenis bambu, dan tanaman endemik setempat.

Setelah puas mengarungi 3 hari yang istimewa dengan road trip di beberapa Kabupaten di Jawa Timur, saatnya untuk kembali ke rutinitas. Banyuwangi memiliki bandara yang bernama Bandara Internasional Banyuwangi atau jika masih memiliki waktu liburan Sobat Pesona bisa juga memilih menyeberang ke Bali lewat pelabuhan Ketapang.

Setelah mengetahui daya tarik pariwisata dan ekonomi kreatif di beberapa Kabupaten di Jawa Timur, kini Sobat Pesona bisa merencanakan #MenyapaDesa dan menikmati waktu berkualitas selama berlibur di Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong, Desa Wisata Kampung Blekok dan Desa Wisata Tamansari.

 

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, rencanakan kunjunganmu ke Jawa Timur! Sambil merencanakan liburan, pastikan Sobat Pesona sudah vaksin Covid-19 dan tetap patuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 6M, mulai dari menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, dan menghindari makan bersama agar aktivitas berwisata nanti tetap aman dan nyaman.

Beragam informasi seputar #MenyapaDesa dan #DiIndonesiaAja juga bisa Sobat Pesona dapatkan dengan cara follow akun Instagram: @pesona.indonesia, Facebook: @pesona.indonesia, Twitter: @pesonaindonesia, Tiktok: @pesonaindonesia, Youtube: Pesona Indonesia dan kunjungi website www.indonesia.travel.

Tinggalkan Balasan