Jakarta, IndonesiaDiscover – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng sejumlah kampus di Sulawesi Tenggara untuk turut memperkuat sistem jaminan mutu dan keamanan produk perikanan di wilayah itu.
Kerja sama itu di antaranya mencakup transfer ilmu pengetahuan dan pengalaman bidang karantina kepada para mahasiswa.
Melalui Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), KKP menandatangi perjanjian kerjasama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Universitas Sembilan Belas November Kolaka, dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Kendari.
“Kerja sama itu ditujukan untuk memajukan sektor kelautan dan perikanan di Provinsi Sulawesi Tenggara pada khususnya dan Indonesia pada umumnya,” kata Kepala BKIPM Pamuji Lestari.
Dalam keterangan tertulis KKP yang diterima, Kamis (11/5/2023) Tari mengatakan, kerja sama lintas sektor memegang peranan penting untuk memastikan partisipasi dan kontribusi semua pihak maupun stakeholder bersifat optimal.
Dikatakannya, BKIPM sesuai dengan tugas dan fungsi nya memerlukan dukungan Kementerian/Lembaga terkait, Pemerintah Daerah, Institusi Pendidikan dan unsur terkait lainnya dalam upaya menjaga mutu dan keamanan hasil perikanan Indonesia mulai dari hulu sampai hilir. Termasuk agar ketersediaan pangan bergizi berjalan secara kontinyu dan konsisten.
“Kami harap adanya internalisasi formal bidang keahlian KIPM ke dalam dunia akademik seperti pembentukan Mata Kuliah KIPM,” jelas Tari.
Melalui kerja sama itu, BKIPM memastikan kesiapannya dalam memberikan transfer pengetahuan dan pengalaman melalui kesempatan magang bagi para mahasiswa di kantor dan lab UPT. Tari memaparkan sektor kelautan dan perikanan Sulawesi Tenggara memiliki prospek yang sangat baik, terbukti dengan kegiatan ekspor yang relatif konsisten bahkan selama pandemi COVID-19.
Sebagai gambaran, nilai ekspor hasil perikanan Sulawesi Tenggara melalui Stasiun KIPM Kendari pada 2020 mencapai nilai Rp62,78 miliar dan di 2021 meningkat menjadi Rp126,96 miliar. Negara tujuan ekspor dari Sultra meliputi Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Brunei Darussalam, dan Australia.
“Komoditas unggulan dari Sultra diantaranya Kepiting Bakau, Tenggiri, Kerapu, Udang Vannamae dan Tuna,” urainya.
Dalam kesempatan itu, Tari mengungkapkan tren perdagangan komoditas perikanan juga semakin prospektif dan menjanjikan masa depan yang cerah. Berdasarkan data dari organisasi dibawah PBB yakni Organization for Economic Co-operation Development (OECD) and the Food and Agricultural Organization (FAO) didapatkan fakta bahwa konsumsi ikan dunia dan nasional yang meningkat serta kesadaran masyarakat akan substitusi protein daging merah kepada ikan yang dinilai memiliki berbagai keunggulan.
“Saat ini jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan menjadi suatu keniscayaan,” tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono menegaskan komitmen KKP menjaga mutu produk perikanan, termasuk dari kontaminasi mikroplastik. Upaya yang dilakukan pun harus dari hulu ke hilir.
Foto: Istimewa