IndonesiaDiscover –
LinkedIn adalah perusahaan teknologi terkemuka terbaru yang mengumumkan putaran PHK massal. Itu membiarkan 716 orang pergi dan mematikan aplikasi pencarian kerjanya di China. CEO LinkedIn Ryan Roslansky mengatakan dalam sebuah memo kepada karyawan bahwa pemotongan tersebut merupakan bagian dari perubahan strategi yang didorong oleh perubahan perilaku pelanggan dan pertumbuhan pendapatan yang lebih lambat. Itu terlepas dari platform yang melihat rekor tingkat keterlibatan dan “membuat kemajuan berarti menciptakan peluang ekonomi bagi anggota dan pelanggan kami.”
Pada tahun 2021, LinkedIn menutup layanan versi China yang berusia tujuh tahun, dengan alasan kesulitan beroperasi di negara tersebut. Itu meluncurkan aplikasi papan pekerjaan untuk pengguna Cina yang disebut InCareer yang tidak memiliki fitur jejaring sosial. Sekarang, Roslansky mengatakan perusahaan akan menghapus aplikasi itu pada 9 Agustus. Sementara InCareer menemukan beberapa keberhasilan, tulis Roslansky, “itu juga menghadapi persaingan yang ketat dan iklim ekonomi makro yang menantang.”
LinkedIn mengubah strateginya di China untuk membantu perusahaan yang berbasis di sana merekrut dan melatih pekerja dari negara lain. Ini akan memotong tim produk dan tekniknya di China dan mengurangi jumlah karyawan divisi perusahaan, penjualan dan pemasaran lokalnya. Sebagai The New York Times mencatat, LinkedIn tidak mengatakan berapa banyak PHK yang akan terjadi di China.
Sekitar 20.000 orang bekerja di LinkedIn, sehingga PHK mencapai sekitar 3,5 persen dari keseluruhan jumlah karyawan. Namun, Roslansky mengatakan LinkedIn akan membuka lebih dari 250 posisi di area lain mulai minggu depan, yaitu di divisi operasi, bisnis baru, dan manajemen akun.
Ini hanyalah contoh terbaru dari PHK yang meluas di industri teknologi selama beberapa bulan terakhir. Induk LinkedIn Microsoft mengatakan pada bulan Januari akan memangkas 10.000 pekerja. Meta, Alphabet, dan Amazon juga telah mem-PHK puluhan ribu pekerjanya.