IndonesiaDiscover
Dalam pengaduan setebal 89 halaman yang dibuka pada hari Senin, Departemen Kehakiman menuduh 34 anggota dan mantan anggota Kelompok Kerja Proyek Khusus 912 China melakukan kampanye bertahun-tahun untuk melecehkan kritik terhadap rezim Xi Jinping dan mendiskreditkan kebijakan Amerika. Satuan tugas, bagian dari badan keamanan domestik China, membuat ribuan profil media sosial palsu, termasuk di Twitter dan Facebook, untuk menargetkan pembangkang China di AS.
Dilihat dari tangkapan layar yang dibagikan oleh Departemen Kehakiman, banyak dari profil tersebut tidak memiliki lebih dari selusin akun yang mengikuti mereka, tetapi benang merah di antara mereka adalah bahwa mereka mencoba untuk berpura-pura sebagai suara asli Amerika. Sebagai Jurnal Wall Street tunjukkan, satu akun mengaku sebagai “Susan Miller,” seorang wanita dari New York. Yang lain mengatakan mereka adalah “Julie Torres,” yang berasal dari Wisconsin. Menurut Departemen Kehakiman, Kementerian Keamanan Publik China melacak kinerja agen yang terlibat dalam operasi tersebut dan memberi penghargaan kepada mereka yang berhasil menjalankan beberapa persona online tanpa terdeteksi oleh Twitter dan Facebook.
Selain menargetkan para pembangkang China, kelompok tersebut, yang mengambil halaman dari buku pedoman disinformasi Rusia, berusaha mendiskreditkan pemerintah AS dengan mengeksploitasi perpecahan di antara publik Amerika. Misalnya, menyebarkan disinformasi tentang George Floyd, Pria Kulit Hitam yang pembunuhannya oleh polisi Minneapolis pada tahun 2020 memicu protes Black Lives Matter di seluruh negeri. Kelompok itu juga memperkuat propaganda Rusia tentang perang di Ukraina.
“Seperti yang diduga, pemerintah RRC mengerahkan polisi nasionalnya dan Kelompok Kerja Proyek Khusus 912 bukan sebagai instrumen untuk menegakkan hukum dan melindungi keselamatan publik, melainkan sebagai ladang troll yang menyerang orang-orang di negara kami karena menjalankan kebebasan berbicara dengan cara yang tidak benar. bahwa pemerintah RRT menganggap tidak menyenangkan, dan juga menyebarkan propaganda yang tujuan utamanya adalah untuk menyebarkan perpecahan di dalam Amerika Serikat,” ujar pengacara AS Breon Peace, mengacu pada akronim untuk Republik Rakyat Tiongkok.
Menurut Departemen Kehakiman, ke-34 agen itu masih buron. Ini bukan pertama kalinya AS merinci upaya China untuk menargetkan para pembangkang di luar negeri. Pada akhir tahun lalu, Jaksa Agung AS Merrick Garland merinci kasus yang melibatkan kampanye multi-tahun oleh agen China untuk memaksa warga AS kembali ke China.