Otomotif Merger Terancam Batal, Nissan Tolak Tawaran Honda

Merger Terancam Batal, Nissan Tolak Tawaran Honda

6
0

IndonesiaDiscover –

Rencana merger antara Nissan dan Honda terancam batal setelah Nissan menolak tawaran Honda. Hal ini terjadi karena ketidaksepakatan terkait restrukturisasi yang diusulkan oleh Nissan dan ketidakpastian terhadap pemulihan kondisi finansial Nissan di beberapa negara. Selain itu, Nissan tidak yakin dengan rencana Honda untuk menjadikan Nissan sebagai anak perusahaan.

Honda menargetkan agar Nissan harus melipatgandakan labanya agar merger tersebut bisa berjalan mulus. Namun, Nissan menganggap bahwa langkah-langkah tersebut akan merusak otonomi mereka di masa mendatang. Sebelum menemukan jalan buntu, Nissan telah mengusulkan beberapa cara untuk melakukan restrukturisasi, termasuk pemangkasan 9.000 pekerjaan di seluruh dunia dan pengurangan kapasitas produksi global sebesar 20%.

Meski demikian, belum ada keputusan final soal permasalan dari kedua perusahaan tersebut. Namun, sejumlah sumber menyatakan bahwa Nissan telah bersiap untuk meninggalkan kerja sama penggabungan senilai US$60 miliar dengan Honda. Jika merger ini berhasil dilakukan, akan menjadikan produsen mobil terbesar ketiga di dunia setelah Toyota dan Volkswagen Group.

Menurut analis, Nissan memiliki kekhawatiran bahwa langkah yang diusulkan oleh Honda bisa merusak otonominya di masa mendatang. Selain itu, Nissan menentang Honda untuk secara drastis meningkatkan keterlibatannya dalam manajemen merek tersebut. Sebelum menemukan jalan buntu, Nissan telah mengusulkan beberapa cara untuk melakukan restrukturisasi salah satunya memangkas 9.000 pekerjaan di seluruh dunia dan juga kapasitas produksi global sebesar 20%.

Sulit Bagi Nissan

Kolaborasi Nissan Honda dan Mitsubishi

 

Dikutip dari Carscoop, Nissan perlu menghasilkan sekitar 400 miliar yen ($2,6 miliar) pada tahun fiskal 2026. Sementara belum lama ini, Nissan baru saja mengalami penurunan laba operasi dari 3367 miliar yen ($2,3 miliar) menjadi hanya 32,9 miliar ($225 juta). Laba bersih Nissan untuk paruh pertama tahun fiskal 2024 juga telah anjlok 93,5% menjadi 19,2 miliar yen ($131 juta).

“Masalahnya adalah Nissan, yang pada dasarnya hampir tidak menghasilkan uang dalam bisnis otomotif. Semakin lama tarif ini berlaku, saya pikir itu bisa menjadi ancaman yang cukup besar bagi Nissan. Dan akhirnya, jika merger benar-benar terjadi, maka itu bisa menjadi beban bagi Honda juga,” kata James Hong, Head of Mobility Research.

Belum ada pernyataan resmi dari kedua belah pihak soal keputusan dari kerja sama ini apakah akan dilanjutkan atau pun dibatalkan. Selain itu, keputusan Presiden AS Trump yang menghentikan tarif 25 persen untuk Meksiko dan Kanada ini dikabarkan akan mempengaruhi bisnis Nissan di masa depan. Seperti yang diketahui, Infiniti QX50, QX55, Sentra, Kicks, dan Versa semuanya dibuat oleh Nissan di Meksiko dan diimpor ke Amerika Serikat. Mengingat posisi keuangannya yang genting, tarif ini bisa merugikannya. (NDO/ODI)

Baca Juga: 

Kolaborasi Berlanjut Antara Nissan, Honda dan Mitsubishi Motors

Nissan Indonesia Pamer X-Trail e-Power e-4orce, Bakal Dijual di Indonesia?

Pabrik Baru GAC Honda, Tonggak Sejarah dalam Produksi Kendaraan Energi Baru

Tinggalkan Balasan