Jawapos.com – Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah direncanakan akan turun takhta pada Selasa (30/1) atau besok.
Sultan, yang naik tahta pada tahun 2019, akan kembali memimpin negara bagian asalnya di Pahang. Ia akan digantikan oleh Sultan Ibrahim dari Johor.
Negara Yang berada di utara Indonesia tersebut memiliki sistem monarki yang unik, dimana kepala sembilan keluarga kerajaan Malaysia akan bergantian setiap lima tahun sekali.
Menurutnya, monarki harus diperkuat dengan cara mengusulkan agar raja mewakili Malaysia di luar negeri dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan administrasi pemerintah, seperti advokasi perubahan iklim.
Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan, Al-Sultan Abdullah menyatakan kekecewaannya terhadap partai-partai politik yang bertikai di Malaysia.
Ia mengatakan, kebijakan terhadap seringnya perubahan dalam administrasi dan kebijakan pemerintah dapat membahayakan kemajuan ekonomi.
Baca Juga: Presiden Jokowi Dijadwalkan Bertemu PM Anwar Ibrahim serta Raja Malaysia
“Investor asing ingin melihat sebuah negara yang stabil, sehingga mereka dapat berinvestasi dan memaksimalkan keuntungan mereka dengan cepat. Jika kita selalu berganti pemerintahan…hal ini akan menyebabkan penundaan,” ujarnya.
“Kita harus tetap kompetitif, jika tidak kita akan tertinggal…kita tidak boleh memiliki pemerintahan yang tidak stabil,” tambahnya.
Al-Sultan Abdullah juga menyatakan harapannya kepada Perdana Menteri Anwar Ibrahim agar mempertahankan masa jabatan lima tahun penuhnya sehingga dapat melakukan reformasi yang sangat dibutuhkan, termasuk perombakan program subsidi Malaysia.
Sebagai informasi, para sultan Malaysia sangat dihormati di negara mayoritas Muslim, karena mereka bertindak sebagai pemelihara Islam.
Sebagai raja konstitusional, mereka bertindak berdasarkan saran dari perdana menteri atau kabinet.
