Jakarta, IndonesiaDiscover – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengajak semua pihak bersinergi mendorong partisipasi generasi muda, khususnya mahasiswa, dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kominfo, Usman Kansong, mengungkapkan sosialisasi Pemilu Serentak 2024 untuk generasi muda digencarkan di daerah pemilihan dengan tingkat partisipasi masyarakat yang rendah.
“Berdasarkan data KPU RI terkait tingkat partisipasi masyarakat pada Pemilu 2019 lalu, kami menggiatkan sosialisasi di Provinsi Sumatra Utara, Sumatra Barat, Maluku, dan Kalimantan Tengah untuk meningkatkan antusiasme dan partisipasi masyarakatnya,” kata Usman Kansong dalam Forum Sosialisasi dan Diskusi Goes to Campus: Pemilu Serentak 2024 Memilih Untuk Indonesia di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP), Padang, Provinsi Sumatra Barat, pada Kamis (10/8/2023).
Dalam hal itu, menurut Dirjen IKP Kementerian Kominfo bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menepis konten negatif seperti hoaks dan ujaran kebencian dari ruang digital berbasis internet, termasuk juga kampanye antipolitik uang “Hajar Serangan Fajar” yang diusung oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) demi menyukseskan Pemilu dan Pemilihan Serentak 2024
“Kami dukung kampanye antipolitik uang dari KPK karena serangan fajar sungguh merusak kualitas dan hasil demokrasi, bahkan di era digital, bentuk pemberian uang, barang, jasa, atau materi lainnya dapat diubah menjadi uang elektronik yang dapat digunakan untuk berbelanja sampai melunasi cicilan paylater,” tegas Usman.
Sementara Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatra Barat, Surya Efitrimen mengatakan berdasarkan daftar pemilih tetap di Provinsi Sumatra Barat mencapai 4.088.606 pemilih dengan pemilih laki-laki sejumlah 2.027.360 orang dan pemilih perempuan mencapai 2.061.246 orang.
“Masyarakat Sumatra Barat akan dapat memberikan suara dari antara 17.569 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di 1.265 kelurahan/desa/nagari, 179 kecamatan, dan 19 kabupaten/kota,” jelas Surya.
Lebih lanjut dijelaskan, kelompok usia pemilih terbesar di Sumatra Barat adalah pemilih muda yang berasal dari generasi milenial dan generasi Z yang masing-masing mencapai 1.310.821 atau 32 persen dan 1.089.251 (27 persen).
“Gambaran di Sumatra Barat mewakili besaran kelompok usia pemilih muda di tingkat nasional yang diperkirakan mencapai 60 persen,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Surya mendorong agar pemilih muda, terkhusus pemilih pemula menjadi pemilih cerdas. Karakteristik pemilih cerdas adalah proaktif, menolak politik uang, menghindari ujaran kebencian, tidak golput, dan antihoaks.
Saat yang sama Dosen Sosiologi Politik Universitan Negeri Padang (UNP), Eka Vidya Putra menggarisbawahi kewaspadaan Masyarakat akan praktik politik uang, mobilisasi pemilih, dan kampanye hitam.
“Berdasarkan kajian tahun 2017, politik uang terjadi secara masif dan melibatkan hampir semua unsur Masyarakat,” kata Eka.
Organisasi masyarakat, tambah Eka, termasuk yang berbasis agama, etnis, kepemudaan, dan nonpartai lainnya, dijadikan sebagai salah satu kekuatan untuk melakukan mobilisasi pemilih.
“Perhelatan dan hasil Pemilu harus berkualitas agar dampak yang dirasakan masyarakat betul-betul menyentuh kesejahteraan sosial, perbaikan ekonomi, dan politik untuk rakyat,” tegas dosen dan peneliti Revolt Institute itu.
Ketua Tim Kerja Informasi dan Komunikasi Politik dan Pemerintahan, Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Kementerian Kominfo, Dwi Dianingsih, turut memandang perlunya bersama-sama mendorong literasi demokrasi, pendidikan politik, dan partisipasi masyarakat (khususnya mahasiswa) untuk menyukseskan Pemilu Serentak 2024.
Dwi Dianingsih berharap para mahasiswa memiliki ketrampilan analitis, kritis, dan terlibat dalam wacana publik Pemilu Serentak 2024 secara konstruktif.
Selain itu, mahasiswa juga diharapkan mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, internet, dan media sosial untuk menyaring, memilah, dan memilih informasi yang pada akhirnya layak digunakan untuk membuat keputusan memilih secara bijak.
“Oleh karena itu marilah kita manfaatkan periode tahapan Pemilihan Umum dan Pemilihan Serentak (2024) ini untuk mendapatkan infromasi agar dapat memilih secara bijaksana dan mendapat pertimangan secara rasional,” tuturnya.
Forum sosialisasi dan diskusi ini dihadiri 300 mahasiswa UNP dan tiga narasumber, yaitu Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat Surya Efrimen, Kepala Departemen Fakultas Ilmu Sosial UNP Eka Vidya Putra, dan pemengaruh digital Sumatra Barat Rico Saptahadi.
Foto: Ditjen IKP Kominfo