Pariwisata Jangan Lewatkan Destinasi Wisata Ini saat ke Garut, Kaya Akan Sejarah

Jangan Lewatkan Destinasi Wisata Ini saat ke Garut, Kaya Akan Sejarah

7
0
IndonesiaDiscover –

 

Keindahan alam yang ditawarkan Garut memang tiada duanya. Tak heran jika kota ini dijuluki Swiss van Java. Tak hanya bentang alam yang memikat, Garut juga memiliki situs peninggalan sejarah dengan warisan budaya turun temurun salah satunya adalah Situ Cangkuang yang berada di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Untuk mencapai ke sana, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam setelah keluar tol Cileunyi. Di kawasan inilah Sobat Pesona akan menemukan danau atau Situ Cangkuang, Candi Cangkuang, pemukiman legendaris hingga desa wisata.

Sebagai salah satu destinasi wisata utama di Garut, Situ Cangkuang sudah dilengkapi fasilitas yang memadai mulai dari parkir hingga musala. Harga tiket masuknya pun terjangkau, kamu hanya perlu merogoh kocek Rp5.000,- untuk dewasa dan Rp3.000,- untuk anak-anak. Tapi, dari pintu masuknya ini, dibutuhkan rakit dengan harga sewa sebesar Rp5.000,- untuk mencapai Candi Cangkuang yang berada di pulau kecil di tengah danau.

Candi Cangkuang merupakan peninggalan agama Hindu dari abad ke-17 yang di dalamnya terdapat patung Dewa Siwa. Jika Sobat Pesona telusuri lebih lanjut, nama Cangkuang sendiri berasal dari nama tanaman sejenis pandan yang banyak terdapat di sekitar candi. Daun Cangkuang ini biasanya dimanfaatkan untuk membuat tudung, tikar, atau pembungkus gula aren. 

Jangan Lewatkan Destinasi Wisata Ini saat ke Garut, Kaya Akan Sejarah

Keberadaan Candi Cangkuang sendiri pertama kali diketahui oleh Vorderman, warga Belanda yang kala itu menetap di Garut. Dalam buku penelitiannya, Notulen Bataviaasch Genotschap yang diterbitkan pada tahun 1893, di Cangkuang tidak hanya terdapat patung Dewa Siwa, tetapi juga makam Embah Dalem Arif Muhammad, yang merupakan tokoh penyebaran agama Islam di wilayah ini.

Namun candi ini baru ditemukan kembali pada tanggal 9 Desember 1966 oleh Tim Sejarah Leles yakni Harsoyo dan Uka Tjandrasasmita. Setelah ditemukan kembali, penelitian pun dimulai pada tahun 1966 sedangkan pemugaran Candi Cangkuang dilakukan pada tahun 1974.

Jangan Lewatkan Destinasi Wisata Ini saat ke Garut, Kaya Akan Sejarah

Tak jauh dari lokasi candi, Sobat Pesona juga akan menemukan pemukiman legendaris bernama Kampung Pulo yang dihuni bukan sembarang orang. Kampung adat ini dihuni oleh keturunan asli dari mendiang Eyang Embah Dalem Arif Muhammad. Di dalamnya hanya terdapat enam rumah dan satu musala. Tujuh bangunan itu merupakan simbol dari keturunan Eyang Embah Dalem Arif Muhammad yang memiliki 7 anak, enam di antaranya perempuan dan satu laki-laki. Rumah-rumah diperuntukkan bagi anak perempuannya. Sementara musala untuk satu-satunya anak laki-laki.

Jangan Lewatkan Destinasi Wisata Ini saat ke Garut, Kaya Akan Sejarah

Jadi walau zaman terus berkembang, sejak abad ke-17 Kampung Pulo tetap bertahan dengan 7 bangunan dengan 6 kepala keluarga. Sesuai tradisi, kepala keluarga pun tidak boleh bertambah. Kalau ada yang menikah, mereka harus membangun keluarga di luar kampung.

Jangan Lewatkan Destinasi Wisata Ini saat ke Garut, Kaya Akan Sejarah

Melengkapi wisata sejarahnya, di Situ Cangkuang juga terdapat Desa Wisata Cangkuang yang mengedepankan aspek budaya. Melalui aspek budaya inilah daya tarik wisata akan semakin bertambah dan memberi manfaat bagi masyarakat sekitar. Mas Menteri Sandiaga Salahuddin Uno pun dibuat kagum dengan aspek wisata alam, sejarah, dan budaya di Situ Cangkuang saat berkunjung pada 22 Agustus 2021 lalu. Desa Wisata Cangkuang diharapkan menjadi percontohan dan terbukti desa wisata ini menjadi percontohan bagi 4 desa wisata lainnya di Kecamatan Leles dan mampu memberikan multiplier effect bagi masyarakat sekitar.

Jangan Lewatkan Destinasi Wisata Ini saat ke Garut, Kaya Akan Sejarah

Dampak terhadap masyarakat bisa terlihat dari banyaknya penjual suvenir ekonomi kreatif khas Candi Cangkuang. Di kios-kios sederhana sekitar candi, banyak dijual miniatur Candi Cangkuang, miniatur rakit, hingga topi dan tas. Datanglah saat momen matahari terbit, karena suasana candi semakin hangat ketika matahari terbit di pagi hari berlatar perbukitan yang terlihat jelas dari tepian danaunya.

Nah, buat Sobat Pesona yang ingin mendapatkan inspirasi dan informasi menarik selain Situ Cangkuang, bisa follow akun IG @pesonaid_travel, Facebook : @pesonaid_travel,  dan kunjungi  website www.indonesia.travel.  Jangan lupa selalu patuhi protokol kesehatan dengan disiplin menerapkan 6M ya, mulai dari menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak,  menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, dan menghindari makan bersama agar aktivitas berwisata nanti tetap aman dan nyaman.

Tinggalkan Balasan