
Hansi Flick mengakui bahwa saat ini dirinya menjadi sosok yang berbeda ketika memimpin Barcelona dari pinggir lapangan. Ia menyatakan bahwa klub raksasa Spanyol tersebut telah mengubahnya sepenuhnya, sebuah pengakuan jujur yang muncul menjelang laga penting melawan Olympiakos Piraeus di Liga Champions, Rabu (22/10/2025) dini hari WIB.
“Saya tidak lebih gugup, mungkin emosi saya tidak sama seperti sebelumnya,” ujar Flick dalam konferensi pers, Senin (20/10/2025).
Ia mengaku memiliki lebih banyak emosi saat ini karena Barcelona telah mengubahnya sepenuhnya. Flick mengaku tidak bisa banyak bicara. Yang bisa ia sampaikan adalah ia mencintai Barcelona dan orang-orang di dalamnya. Ia menegaskan akan memberikan segalanya untuk Blaugrana.
Flick berbicara bukan dari ruang taktik, melainkan dari hati. Tekanan besar di Camp Nou tak membuatnya kehilangan arah, justru menempa sisi personalnya. Meski demikian, ia sadar harus bisa lebih mengontrol reaksinya.
“Saya tidak suka cucu-cucu saya melihat kakek mereka marah di TV,” kata dia soal kartu merah yang ia terima saat laga dramatis kontra Girona akhir pekan lalu. “Mungkin saya harus mengubah perilaku saya.”
Barcelona menghadapi Olympiakos dengan situasi menantang. Setelah kalah dari Paris Saint-Germain, Blaugrana butuh kemenangan untuk menjaga peluang lolos dari fase grup. Namun, badai cedera mengguncang tim dengan Robert Lewandowski, Raphinha, Ferran Torres, dan Dani Olmo belum bisa tampil.
Dengan opsi terbatas, Flick kemungkinan mengandalkan kombinasi muda dan pengalaman, yakni Fermin Lopez di kiri, Marcus Rashford di ujung tombak, dan Lamine Yamal di kanan. “Rashford pemain fleksibel yang bisa membantu dari banyak posisi. Dia mampu bermain sebagai striker maupun sayap,” ujar Flick.
Meski dihantam cedera dan kartu merah, Flick tetap memancarkan keyakinan. Ia tahu, Barca muda butuh energi, bukan keluhan. “Suasana hari ini sangat bagus. Saya senang melihat semangat seperti ini. Kami tim muda yang membutuhkan energi ini,” tuturnya.
Barcelona kini mengantongi tiga poin dari dua laga, sementara Olympiakos baru satu poin. Klub Katalunya itu juga tengah mengajukan banding atas hukuman Flick agar sang pelatih bisa kembali ke pinggir lapangan dalam laga el clasico kontra Real Madrid akhir pekan nanti.
Flick kini menjadi sosok yang hidup dalam denyut emosional Barcelona. Gairah, tekanan, dan cinta membuat Flick lebih hidup di Camp Nou.
Peran Emosional dalam Pemimpinan Flick
Hansi Flick tidak hanya menjadi pelatih, tetapi juga simbol perubahan dan evolusi dalam atmosfer Barcelona. Dari pengakuan-pengakuan jujurnya, terlihat bahwa ia tidak hanya fokus pada strategi permainan, tetapi juga pada hubungan emosional dengan pemain dan fans. Ini menjadi salah satu faktor utama yang membuatnya menjadi sosok penting di Camp Nou.
Beberapa hal yang menunjukkan peran emosional Flick:
Kesadaran akan dampak emosi: Flick sadar bahwa emosinya bisa memengaruhi lingkungan sekitarnya, termasuk keluarga dan pemain. Hal ini membuatnya berusaha mengontrol reaksi dan perilaku.
Cinta terhadap Barcelona: Meskipun ada tekanan, ia tetap menunjukkan rasa cinta terhadap klub dan orang-orang di dalamnya. Ini menjadi motivasi untuk memberikan yang terbaik.
Energi positif untuk tim muda:* Flick percaya bahwa tim muda membutuhkan semangat dan energi positif, bukan keluhan atau keputusasaan. Ia mencoba membangun suasana yang positif dan optimis.
Strategi Tim di Tengah Cedera
Dengan beberapa pemain utama absen akibat cedera, Flick harus mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan formasi dan pemain. Beberapa opsi yang mungkin digunakan:
Kombinasi muda dan pengalaman: Flick mungkin mengandalkan pemain muda seperti Fermin Lopez dan Lamine Yamal, serta pemain berpengalaman seperti Marcus Rashford.
Fleksibilitas pemain: Pemain seperti Rashford dapat bermain di beberapa posisi, sehingga memberikan fleksibilitas dalam strategi.
Peningkatan semangat tim:* Flick berusaha membangun semangat dan antusiasme di dalam tim, meskipun dalam kondisi sulit.
Masa Depan Flick di Barcelona
Flick kini sedang menghadapi tantangan besar, baik secara teknis maupun emosional. Namun, ia tetap percaya bahwa Barcelona akan melewati masa sulit ini. Selain itu, ia juga sedang mengajukan banding agar bisa kembali memimpin tim dalam laga el clasico kontra Real Madrid.
Dengan semua yang telah terjadi, Flick telah menjadi sosok yang hidup dalam denyut emosional Barcelona. Gairah, tekanan, dan cinta membuatnya lebih hidup di Camp Nou.























































